3 Bahaya Suka Gonta-Ganti BBM Kendaraan

Gonta-Ganti BBM – Banyak pengendara motor dan mobil masih salah kaprah terhadap bahan bakar minyak (BBM), terlebih soal penggunaannya. Saat ini memang banyak jenis bahan bakar yang dijual bebas.

Pilihannya ada bensin dan diesel. Kalau bensin tersedia dalam oktan: 88, 90, 92, dan 95. Sementara diesel memiliki cetane: 45 dan 51. Operator stasiun pengesian bahan bakar umum (SPBU) juga berbeda-beda: Pertamina, Shell, Total, dan lain-lain.

Lantaran banyak sekali opsi, terkadang kita suka mencampur satu dengan lain. Entah itu RON berbeda dicampur. Bisa juga mengisi di SPBU yang berlainan merek.

Pertanyaannya, apakah boleh gonta-ganti BBM seenaknya? Adakah konsekuensi yang terjadi di mobil dan motor ketika hal ini dilakukan? Untuk menjawabnya, simak bahasan di bawah:

Bahaya Gonta-Ganti BBM Seenaknya

Gonta-ganti BBM paling sering dilakukan saat kondisi tangki sudah kritis atau kehabisan bensin. Lantaran panik, pengendara kemudian memilih beralih ke penggunaan BBM jenis lain. Misal, sebelumnya menggunakan BBM jenis Pertalite, kemudian diganti dengan Pertamax.

Sebenarnya bila dilakukan sesekali, tidak masalah. Apalagi dalam keadaan darurat. Pasalnya, semua jenis bahan bakar memilki unsur penyusun yang sama di atas rantai hidrokarbon. Sehingga tidak masalah jika 1-2 jenis bahan bakar tercampur dalam satu tangki.

Kecuali memang bensin dicampur diesel, tentu tidak akan bisa. Selama bensin dengan bensin dan diesel dengan diesel, sebenarnya aman. Terlebih untuk kasus darurat.

Hanya saja, kalau melakukannya berulang-ulang dan sering. Maka efeknya bisa kurang baik. Setidaknya ada tiga bahaya yang menanti saat kamu kerap gonta-ganti BBM:

1. Uang Terbuang Sia-Sia Kalau Kamu Suka Gonta-Ganti BBM

Mencampur BBM Pertamax dan Premium justru hanya membuang uang

Gonta-ganti BBM sesungguhnya bisa berakibat pada uang yang terbuang sia-sia. Kamu kadang berharap, dengan pakai BBM dengan harga mahal, performa jadi lebih baik. Begitu juga sebaliknya, pakai BBM harga murah supaya hemat uang.

Ternyata hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Kalau kamu ganti BBM dengan angka oktan lebih tinggi, bukan berarti performa motor dan mobil jadi lebih baik. Coba saja kalau tidak percaya!

Dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Tri Yuswidjajanto Zaenuri membenarkannya. Kata dia seperti dikutip Liputan6, performa mobil dalam kondisi maksimal bisa terjadi, jika kadar oktan cocok dengan kompresi mesin.

Bila tidak cocok, performa mesin tidak akan semakin istimewa. Oleh karenanya, sesuaikanlah dengan standar kebutuhan pabrikan.

“Percuma saja beli yang lebih mahal. Pengguna hanya lebih boros uang yang dikeluarkan, tapi enggak terasa lebih hemat atau mobilnya lebih enteng,” katanya.

Sementara mengganti dengan oktan lebih rendah, bukanlah lebih hemat. Mobil justru jadi tidak nyaman dipakai. Biasanya gejala ngelitik yang justru timbul.

Baca juga:

2. Nilai Plus BBM

Campur BBM justru menghilangkan zat aditif yang terkandung di di dalamnya

Kenapa harga BBM dengan RON 92 lebih mahal? Sebagai contoh di Pertamax, bensin jenis ini dilengkapi zat aditif ecosave technology. Zat aditif punya banyak keunggulan, kehadirannya sekaligus jadi pembeda dengan Premium.

Sederhananya, zat aditif mampu memberikan lapisan pelindung pada komponen mesin yang dilewatinya. Lapisan ini berfungsi sebagai antikarat, sekaligus membersihkan karat.

Agar lebih detail, Zat aditif ecosave technology pertamina memiliki tiga sifat: detergency, corrotion ihibitor, dan demulsifer. Khusus detergency, fungsinya untuk membersihkan mesin bagian dalam sehingga lebih bersih.

Kemudian corrotion Inhibitor, berfungsi sebagai pelindung antikarat pada dinding tangki, saluran, dan ruang bakar mesin. Sifat terkahir adalah demulsifier yang mampu menjaga kemurnian bahan bakar dari campuran air.

Dengan segala keunggulan zat aditif di Pertamax, Pertamina mengklaim BBM ini bisa mengirit hingga 2-3 persen dibanding Premium.

Kalau dicampur antara Pertamax dan Premium, hasilnya justru tidak sesuai harapan. BBM campuran bakal punya kualitas yang menurun. Efek zat aditif dari Pertamax jadi tidak terasa, bahkan hilang.

Tentunya, kamu tidak mau hal ini terjadi kan? “Mencampurkan Premium dengan Pertamax sekalipun, tetap bisa tercampur tetapi itu tidak direkomendasikan,” kata Commercial Fuel Marketing PT Pertamina (Persero), Indra Pratama seperti dikutip Medcom.

3. Mesin Berkerak

Gonta-ganti BBM bisa membuat jeroan mesin jadi berkerak

Kalau kamu suka gonta-ganti BBM, mesin juga bisa kena masalah. Salah satunya adalah mesin jadi berkerak. Hadirnya kerak, karena bensin yang dipakai tidak sesuai dengan kebutuhan mesin. Alhasil pembakaran jadi tidak sempurna.

Residu-residu yang tercipta bakal menjadi kerak. Bila dibiarkan dalam jangka waktu panjang, mesin jadi kotor. Gejala yang timbul kemudian, mulai dari tidak bertenaga, boros bahan bakar, dan lain-lain.

Tentu, kamu tidak mau sampai ini terjadi bukan? Dikutip dari laman suzuki.co.id, hal yang sama berlaku juga kalau sering gonta-ganti BBM dari merek satu ke merek lain.

Misalnya dari Pertamina ke Shell atau sebaliknya. Perlu diingat, kalau tiap produsen punya konfigurasi yang berbeda untuk BBM. Jadi hal ini bisa membuat mesin kaget dan timbulkan masalah tersendiri.

Setelah mengetahui bahaya dari gonta-ganti BBM, apakah kamu masih mau melakukannya? Sebenarnya hal ini tidak haram dilakukan. Boleh, tapi dengan catatan untuk keadaan darurat.

Bila tidak darurat, sebaiknya jangan ya. Bisa-bisa nanti mesin jadi rusak dan kamu bakal mengeluarkan uang yang lebih banyak lagi. Tidak mau kan?

Baca juga:

Gonta-Ganti BBM Bensin ke Diesel?

Jangan pernah mengisi meisn diesel dengan bensin, begitu pula sebaliknya

Ini sungguh haram hukumnya, mengisi mesin yang harusnya berbahan bakar bensin jadi diesel. Begitu pula sebaliknya. Meski demikian, hal tersebut bukan tidak mungkin pernah terjadi. Biasanya karena lupa.

Kalau ini terjadi, ada dua kemungkinan. Mesin masih bisa diaktifkan dan tidak bisa sama sekali. Jika bisa, sebaiknya segera matikan lagi. Kenapa? Bila dibiarkan bisa menyebabkan masalah yang lebih parah.

Segeralah bawa mobil kamu ke bengkel. Kemudian kuras tangki bensinnya sampai bersih. Selanjutnya isi lagi dengan BBM yang benar. Terakhir baru aktifkan mesin, kalau bisa aktif secara normal, berarti aman.

Bagaimana kalau tidak? Kemungkinan mesin mobil kamu sudah mengalami kerusakan. Hal ini dikarenakan, kandungan BBM bensin dan diesel sangat berbeda. Begitu pula konfigurasi mesin keduanya. Di BBM diesel terdapat campuran pelumas yang memang dibutuhkan oleh mesin diesel. Sementara di BBM bensin, tidak punya.

Jika benar rusak, maka bukan tidak mungkin harus turun mesin dan ganti komponen-komponen yang ada di dalamnya.  Tentu harganya tidak bakal murah.

Related posts

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?

inDrive.Kurir Gelar Lomba Berhadiah Liburan ke Bali

Fakta Menarik Marselino Ferdinan, Pernah Dapat Bonus Mobil dari Klub Eropa