The Battery Show Indonesia 2025 Siap Digelar, BYD dan Tesla Cari Celah

The Battery Show Indonesia 2025 Siap Digelar

Pada gelaran Indonesia Energy & Engineering (IEE) Series 2024 – Energy Week di JIExpo Kemayoran, Pamerindo Indonesia [Informa Markets Indonesia] mengumumkan akan diadakannya edisi pertama pameran The Battery Show Indonesia 2025.

Event ini digagas seiring meningkatnya permintaan baterai dan teknologi penyimpanan daya untuk berbagai sektor di Indonesia. Seperti meningkatnya adopsi kendaraan listrik, kebutuhan akan penyimpanan energi terbarukan, inovasi berbagai peralatan elektronik, serta aplikasi teknologi berkelanjutan untuk industry.

Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian portofolio Informa Clean Energy, melingkupi beberapa Battery Show terkemuka, yaitu Battery Show Europe, Battery Show North America, Battery Show Asia, dan juga Battery Show India. Pameran The Battery Show Indonesia direncanakan terselenggara pada 17 – 20 September 2025 di JIExpo Kemayoran.

Pameran The Battery Show Indonesia direncanakan terselenggara pada 17 – 20 September 2025 di JIExpo Kemayoran.

Hadir bersamaan untuk menyampaikan visinya atas rencana penyelenggaraan The Battery Show Indonesia 2025, kegiatan ini ingin menyoroti Indonesia sebagai pasar yang berkembang pesat dan menjanjikan untuk ekosistem teknologi baterai.

Berusaha menjadi wadah bertemunya para pelaku industri, penggiat teknologi, dan stakeholder di sektor baterai dan penyimpanan energi, pameran ini akan hadir di tengah pameran sektor terkait, yaitu Mining Indonesia dan juga Electric & Power Indonesia.

Harris, S.T., M.T pada sambutannya menegaskan bahwa saat ini Indonesia sedang berusaha keras mendorong sumber energi dari fosil menuju energi terbarukan, sehingga memang geliat industri kendaraan listrik (EV) memang masih harus menenggak listrik dari sumber fosil.

Indonesia jadi salah satu barometer ekosistem baterai untuk kendaraan listrik

“Di sini pentingnya peran energy storage, dimana penyimpanan daya listrik tersebut akan membantu dalam transisi kendaraan dari BBM ke listrik, karena diharapkan bisa menyimpan energi yang se-hijau mungkin untuk secara paralel bisa membuat EV dapat mengkonsumsi listrik dari energi non-fosil secara bertahap,” ucap Harris, S.T., M.T. selaku Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Pada pemaparan John Lewinski selaku Group Portfolio Leader Informa Markets, beliau menyampaikan potensi Indonesia menjadi salah satu tuan rumah rangkaian The Battery Show. “Penggunaan baterai secara global meningkat terus, dan dapat terlihat bahwa perkembangan ada pada sektor EV. Walaupun di tahun 2023 energi bersih yang digunakan pada kendaraan listrik baru sebesar 16%, namun di tahun 2030 diharapkan bisa mencapai 56%. Ini salah satu urgensi untuk meningkatkan sektor penyimpanan daya,” tambahnya.

Banyak negara yang saat ini ingin berinvestasi ke Indonesia, melihat beberapa pemain besar seperti Tesla dan BYD telah berusaha menindaklanjuti terlebih dahulu. Saya juga mendengar bahwa Indonesia telah meluncurkan pabrik baterai EV pertama di Asia Tenggara, bekerjasama dengan berbagai pelaku global.

Sambutan John Lewinski (VP_Group Portfolio Leader Informa Markets)

Perkembangan ini menjadi kesempatan tepat bagi kami di Informa Markets untuk menghadirkan portofolio The Battery Show ke Indonesia di tahun 2025, berusaha menjadi platform untuk berbagai pelaku industri Indonesia dan global,” papar John Lewinski.

Indonesia sendiri memiliki potensi besar untuk inovasi baterai dan teknologi penyimpanan daya, terutama ketika mempertimbangkan kekayaan Indonesia akan sumber daya mineral, seperti nikel, mangan, maupun kobalt. Evvy Kartini selaku pendiri NBRI menyampaikan bahwa produksi baterai dan perkembangan teknologi penyimpanan daya menjadi kunci tercapainya target Net Zero Emission.

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan akselerasi kendaraan berbasis baterai, dimana diperkirakan pada tahun 2030 akan ada tiga belas juta kendaraan bermotor roda dua dan empat juta kendaraan bermotor roda empat yang telah berbasis baterai.

Peran baterai dan penyimpanan daya bagi perkembangan sektor kendaraan listrik memang sangat vital

“Kami harap Indonesia menjadi penyedia bahan mentah baterai, seperti katoda, nomor satu di dunia, terutama demi kemajuan industri kendaraan listrik. Namun kita butuh meningkatkan usaha standarisasi, peningkatan tenaganya, dan peningkatan ekosistemnya. Karena itu kami juga bekerjasama dengan beberapa pihak untuk mengadakan EV Battery Testing Lab yang pertama di Indonesia,” tegas Evvy Kartini.

Peran baterai dan penyimpanan daya bagi perkembangan sektor kendaraan listrik memang sangat vital, namun perkembangannya juga perlu diiringi dengan pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik yang memadai. Karena itu, Pamerindo Indonesia melalui gelaran IEE Series terus berupaya mendorong perkembangan ekosistem kendaraan listrik tersebut dengan menyoroti kehadiran sektor baterai, penyimpanan daya, serta berbagai peralatan penunjangnya.

Simak terus Moladin.com & channel Google News Moladin untuk informasi otomotif menarik lainnya.

Related posts

Toyota Starlet Akan Dihidupkan Kembali Tanpa Bantuan Suzuki

Wajah BYD M6 Jadi Taksi Online GrabCar, Siap-siap Versi Faceliftnya!

Tips Menjaga Tangki BBM Dari Karat