5 Tanda Timing Belt Harus Diganti, Jangan Tunggu Putus!

Sebagai pemilik mobil, kamu perlu mengetahui tanda timing belt harus diganti. Jangan tunggu komponen ini putus dulu. Kenapa? Hal ini penting, lantaran fungsi timing belt yang sangat vital.

Buat kamu yang belum paham, fungsi timing belt adalah menghubungkan crankshaft (kruk as) dan camshaft (noken as) agar katup-katup yang ada di mesin bisa membuka serta menutup sesuai kebutuhannya.

Jika timing belt sampai putus, maka mesin mobil tidak mampu bekerja. Komponen lain seperti piston, kepala silinder, katup, dan lain-lain bisa ikut bermasalah. Jika hal tersebut terjadi, tentu biaya perbaikannya bisa jadi sangat mahal.

Supaya terhindar dari kerusakan tersebut, timing belt harus diganti sebelum putus. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan penggantiannya? Simak 5 tanda timing belt harus diganti:

1. Jarak Tempuh Sudah 40.000 Km

Kamu wajib periksa kondisi timing belt setelah berkendara lebih dari 40.000 Km

Usia pakai timing belt yang paling umum adalah 40.000 Km. Jadi bila mobil kamu sudah melaju sejauh angka tersebut, maka penting untuk mengecek kondisi timing belt.

Memang tidak sepenuhnya jarak 40.000 Km jadi kepastian, lantaran ada pula yang baru ganti timing belt pada 80.000 Km. Hanya saja tidak ada salahnya kamu melakukan pengecekan pada jarak 40.000 Km.

Bila dirasa komponen masih bagus, boleh dilanjutkan penggunaannya. Kalau kondisinya sudah banyak kerusakan, maka timing belt harus diganti segera. Biaya penggantian timing belt tidak mahal. Ambil contoh untuk Daihatsu Xenia 1.0 Liter, dibanderol Rp 200 – 400 ribu.

2. Terlihat Retak

Terbuat dari karet, maka timing belt wajar ketika getas atau retak saat terkena panas

Di samping melihat jarak, timing belt harus diganti ketika kondisinya sudah tidak layak. Cara mengeceknya, dengan melihat langsung tampilannya. Pertama-tama, buka kap mesin. Kemudian copot baut kover timing belt, maka sosok komponen ini bakal terlihat jelas.

Kalau tampak retak, maka kamu wajib mengganti komponen tersebut. Timing belt yang retak sesungguhnya hal wajar, lantaran sifat dari karet yang bila terkena panas pasti akan getas. Jika getas sudah parah, maka akan timbul retakan.

3. Gerigi Timing Belt Sudah Aus atau Ada yang Hilang

Kalau geriginya sudah ada yang hilang, maka timing belt harus diganti

Timing belt harus diganti juga karena kondisi geriginya sudah aus. Kamu bisa lihat ciri-cirinya dari bentuk yang tidak lagi sempurna. Apalagi kalau ada gerigi yang hilang, maka sudah dipastikan timing belt perlu diganti.

Pasalnya, kalau sampai gerigi timing belt aus bakal berefek ke pegangan atau grip pada camshaft tidak maksimal. Jika hal tersebut terjadi, kerja mesin pun tidak maksimal.

4. Timing Belt Kendur

Cek timing belt kendur, cukup tekan dengan jari tangan

Cara mengetahui timing belt kendur sangat mudah, sentuh saja secara langsung dengan jari tangan. Kalau tidak terasa kokoh, maka wajib diganti.

Timing belt yang kendur, biasanya juga bakal membuat suara mesin lebih keras. Jadi, kamu bisa mengecek tanda tersebut dengan memerhatikan suara jantung mekanis saat memanaskan mobil atau berkendara. Jika ada suara-suara mengganggu, bisa jadi itu tanda timing belt kendur sekaligus harus diganti.

5. Ketebalan Timing Belt Mulai Menipis

Salah satu mobil yang mengenakan timing belt adalah Daihatasu Xenia 1.0 Liter

Tanda timing belt harus diganti adalah sudah tipis. Kamu bisa bandingkan ketebalannya dengan yang baru. Bila terjadi ketimpangan, maka wajib melakukan penggantian.

Pasalnya timing belt tipis, sangat mudah untuk putus. Tentu kamu tidak mau mengalaim putus timing belt di perjalanan, bukan?

Timing Belt Harus Diganti, Bagaimana dengan Timing Chain?

Timing chain punya usia pakai lebih panjang, bahkan ada yang sampai seumur mobil tidak perlu diganti

Apakah timing belt dan timing chain sama? Secara fungsi, keduanya tidak ada perbedaan. Hanya saja yang membedakan yaitu material komponen. Timing belt terbuat dari karet sehingga tampilannya seperti sebuah sabuk. Lalu untuk timing chain memiliki material dasar metal, sesuai namanya berbentuk layaknya rantai.

Kelebihan dari timing chain, usia pakainya cukup panjang. Bahkan di beberapa kasus, tidak perlu diganti sampai seumur kendaraan. Oleh karena itulah, banyak mobil modern menggunakan timing chain.

Jadi buat kamu yang memiliki mobil dengan timing chain, pasti lebih tenang. Hanya saja perawatan tetap perlu dilakukan. Pasalnya kalau tidak dirawat, bukan tidak mungkin timing chain jadi rusak dan butuh penggantian.

Cara merawat timing chain, salah satunya dengan melakukan servis mobil secara berkala. Terutama pelumas wajib diganti, agar berbagai komponen di mesin termasuk timing chain bisa bekerja dengan optimal.

Kemudian gaya berkendara juga bisa membuat usia timing chain lebih pendek. Misalnya kalau kamu sering injak pedal gas dalam secara tiba-tiba, hal tersebut bisa merusaka berbagai komponen di mesin. Jadi, berkendaralah secara wajar supaya mesin lebih awet.

Apakah timing chain selalu lebih baik dari timing belt? Jawabannya tidak. Meski punya kelebihan di usia pakai yang panjang, bukan berarti komponen ini tidak punya kelemahan. Salah satunya adalah suara mesin terdengar lebih berisik.

Hal ini beda dengan timing belt yang kelebihannya justru membuat suara mesin lebih halus. Namun memang, waktu pakainya lebih pendek. Komponen ini banyak digunakan oleh mobil-mobil keluaran lama seperti Mitsubishi Colt Diesel, Daihatsu Xenia 1.0 L, Toyota Kijang Innova generasi pertama, dan lain-lain.

Usai membaca ulasan di atas, sudah tahukan tanda timing belt harus diganti dan perbedaannya dengan timing chain? Untuk informasi seputar dunia otomotif, kamu bisa cek terus di Moladin.

Related posts

Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Generasi Muda, Jasa Marga Selenggarakan Road Safety Rangers 2024

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?

inDrive.Kurir Gelar Lomba Berhadiah Liburan ke Bali