Entah memberi validasi atau sekadar unjuk gigi, selama perhelatan Guangzhou Auto Show 2024, Lei Jun, pendiri Xiaomi, mengumumkan bahwa top speed Xiaomi SU7 Ultra diklaim bisa menyentuh 359,71 km/jam.
Angka tersebut diraih selama uji kecepatan tinggi baru-baru ini di areal Proving Ground CATARC Yan Cheng Automotive. Lei menyatakan, “Yang membatasi kecepatan maksimum SU7 Ultra bukanlah mobil itu sendiri, melainkan lintasan uji.”
Xiaomi SU7 Ultra akan menantang lintasan utama di seluruh Cina mulai tahun depan, termasuk kembali ke Nürburgring. Mobil prototipe tersebut menyelesaikan putaran Nürburgring dalam waktu 6 menit 46,874 detik sekaligus mencetak rekor baru sebagai mobil empat pintu tercepat di lintasan tersebut.
Xiaomi SU7 Ultra memiliki panjang 5.070 mm, lebar 1.970 mm, dan tinggi 1.465 mm. Mobil ini memiliki jarak sumbu roda 3.000 mm, berat 2.360 kg, dan dapat menampung lima penumpang.
Pengetesan mobil ini sendiri dilakukan oleh David Pittard, juara Nürburgring 24-Hour Endurance Race 2023, yang mencapai kecepatan maksimum 324 km/jam di lintasan lurus belakang.
Setelah menyelesaikan uji coba, mobil ini dikembalikan ke Cina dan dipamerkan di ajang Guangzhou Auto Show 2024 mulai Jumat lalu (15/11).
Meskipun Xiaomi SU7 baru berada di pasaran selama 230 hari, mobil ini telah diproduksi sebanyak 100.000 unit. Bahan gilaya hanya sepuluh menit setelah SU7 Ultra diumumkan, Xiaomi menerima 3.680 pesanan awal.
Xiaomi Umumkan Hyper Autonomous Driving System
Lei Jun juga memperkenalkan sistem Hyper-Autonomous Driving (HAD) baru dari Xiaomi. Sistem ini akan menjalani uji coba internal mulai 16 November, dan rilis publik yang lebih luas diharapkan pada bulan Desember 2024.
Sistem HAD bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan berkendara dengan memberikan perilaku berkendara yang lebih halus dan mengurangi akselerasi dan pengereman mendadak.
Sistem ini menggunakan data berkendara di dunia nyata untuk meningkatkan prediksi rute dan menyesuaikan keputusan berkendara berdasarkan kondisi waktu nyata.
Xiaomi menyoroti bahwa sistem ini dapat menavigasi lingkungan yang kompleks, seperti ruang sempit, persimpangan ramai, dan jalan dengan kepadatan dan rintangan.
Memperkenalkan Vision-Language Model (VLM) yang dirancang untuk membantu sistem menangani skenario kompleks dengan lebih baik, termasuk permukaan jalan yang tidak rata, zona konstruksi, dan persimpangan berbentuk T.
Simak terus Moladin.com & channel Google News Moladin untuk informasi otomotif menarik lainnya.