Anak muda naik mobil tua, Volvo pula. Itulah yang bisa kita lihat di Young Swedish Brick atau #youngswedishbrick.
Mereka tidak mau menyebut wadah ini sebagai komunitas, tapi hanya tongkrongan. Anggotanya kebanyakan anak SMA dan mahasiswa dengan rentang usia 17-30 tahun.
“Rata-rata anak muda masih jarang yang pakai Volvo, jadi kebanyakan tidak punya teman. Beda dengan pemilik BMW dan Mercedes. Dari keresahan itulah gue bikin #youngswedishbrick,” kata Gerzon Millinov yang menunggangi Volvo 960 lansiran 1997.
Padahal Gerzon sendiri merupakan anggota dari Volvo Club Of Indonesia (VCOI), bahkan dia menjabat sebagai public relation. Hanya saja menurutnya, Young Swedish Brick harus tetap ada untuk menjadi wadah anak-anak muda pecinta Volvo.
“Kalau di klub itu belum tentu semuanya bisa, karena kan anak muda masuk ke circle bapak-bapak agak susah ya,” jelas mahasiswa semester 6 ini.
Di Young Swedish Brick juga semuanya dibuat cair. Tidak ada peraturan mengikat, yang penting harus sama-sama suka Volvo dan muda.
Walau begitu, bukan berarti kegiatan yang ada tidak berbobot. Salah satu yang pernah mereka buat adalah pertemuan VCOI Old Generation Meet Young Generation. Kemudian sering kali diadakan sunday morning ride dengan mengajak para senior-senior pecinta Volvo.
Young Swedish Brick sendiri berdiri sejak pertengahan 2020. Kemudian saat ini sudah memiliki sekitar 25 anggota yang ada di group Whatsapp. Belum banyak memang, tapi setidaknya mereka eksis bersama mobil merek Swedia tersebut..
Kenapa Volvo Tua Cocok untuk Anak Muda?
Gerzon juga mengatakan, bahwa Volvo tua itu sesungguhnya mobil yang cocok sekali untuk anak muda. Kenapa? Salah satunya harga beli terjangkau.
Ambil contoh Volvo 960 lansiran 1997, harganya kini berada di kisaran Rp 40 jutaan. Kemudian soal perawatan juga sangat terjangkau, masih masuk akal untuk kantong mahasiswa.
“Gue pribadi pernah ganti seal-seal semua, mulai dari yang di pompa oli, tie rod, dan lain-lain. Itu habis sekitar Rp 3 jutaan kecil. Terus CDI copotan juga sekitar Rp 600 ribu atau 800 ribuan,” kata Gerzon.
Sementara dulu, dia pernah punya BMW 323i lawas dengan penggantian komponen serupa bisa habis dua kali lipatnya. Itulah yang membuat Gerzon jatuh cinta pada Volvo 960.
Ditambah lagi, mesin mobil ini sangat bandel. Gerzon bahkan sudah membuktikannya dengan menunggangi sehari-hari. Plus dia pernah berkendara ke Semarang dengan Volvo 960 dan hasilnya masih aman-aman saja.
“Kenyamanannya itu, enak banget, suspensinnya empuk. Kalau mesinnya sehat banget, larinya masih tidak kalah sama mobil-mobil baru, karena kan mesinnya 2.300 cc turbo,” bebernya.
Hanya saja kekurangan Volvo 960 cuma satu yaitu bensinnya boros. Hal tersebut wajar, karena memang pakai mesin kubikasi besar dengan induksi turbo. Jika dihitung, konsumsi BBM rata-ratanya sekitar 1:6 km/liter.
Setelah mengetahui bahwa perawatan mobil Volvo tua cukup terjangkau, apakah kamu sebagai anak muda tertarik mengendarai Volvo lawas? Jika ingin bergabung dengan Young Swedish Brick bisa langsung kontak Instagram @gerzonmillinov.
“Cita-cita gue, jumlah anak muda yang pakai Volvo bisa ngalahin anak muda yang pakai mercy dan BMW,” kata Gerzon yakin. Untuk informasi terbaru dan terlengkap seputar otomotif. Pantau terus Moladin!