Biden Tuding Mobil Listrik Cina Bisa jadi Mata-mata di Amerika Serikat

Joe Biden, Presiden Amerika Serikat ke-46 baru-baru ini mengumumkan langkah yang menarik perhatian, terutama terkait mobil listrik Cina.

Pada Kamis, 29 Februari 2024, Biden memerintahkan penyelidikan terhadap mobil listrik Cina di negaranya, menyuarakan kekhawatiran terhadap teknologi terkoneksi yang dimiliki pada kendaraan elektrifikasi tersebut.

Instruksi tersebut menciptakan situasi yang menarik dalam politik otomotif global. Keputusan ini tampaknya mencerminkan perhatian mendalam terhadap ancaman terkait data dan keamanan nasional.

Langkah ini juga sejalan dengan pembatasan yang sebelumnya diterapkan oleh pemerintah AS terhadap mobil listrik baterai Cina, dimana sebelumnya Amerika menolak mobil Cina mendapatkan keringan pajak di negaranya.

Menurut laporan The Washington Bureau dan Carscoops, Biden menyatakan bahwa penyelidikan ini perlu dilakukan karena Cina berusaha mendominasi pasar otomotif global dengan cara yang dianggap tidak fair.

Chery Omoda E5 tampil percaya diri di IIMS 2024

“Mobil listrik baterai Cina dengan teknologi terkoneksi dapat mengumpulkan data penting yang sensitif, termasuk informasi tentang warga AS dan infrastruktur negara,” kata Biden.

Presiden AS tersebut menekankan bahwa kendaraan-kendaraan ini dapat diakses dan dikendalikan dari jarak jauh atau dilumpuhkan.

Pertanyaannya yang tajam menyoroti kekhawatiran bahwa mengizinkan kendaraan listrik Cina dengan teknologi terkoneksi untuk beroperasi di AS tanpa pengawasan akan membuka pintu bagi potensi ancaman terhadap keamanan nasional.

Biden juga menyatakan keprihatinannya tentang kemungkinan Cina membanjiri jalanan AS dengan mobil listrik buatannya.

Hal ini dilihatnya sebagai risiko tinggi bagi keamanan nasional, mengingat potensi kerentanan terhadap kendaraan yang dapat diakses dari jarak jauh.

Cina Tolak Kebijakan Biden

Mobil listrik BYD Dolphin juga dipasarkan di Amerika Serikat.

Kritik terhadap langkah ini tidak terhindarkan, terutama dari pihak Kedutaan Besar Cina di Washington.

Mereka menolak kebijakan Biden, menyebutnya tidak beralasan, mengada-ada, dan tidak adil dalam segala hal.

Sementara AS menunjukkan kekhawatiran terhadap potensi risiko keamanan, Cina membantah adanya ancaman nyata dari mobil listrik baterainya.

Kontroversi ini menciptakan dinamika baru dalam persaingan global di sektor otomotif, terutama dalam adopsi teknologi terkoneksi dalam mobil listrik.

Pihak AS menginginkan langkah-langkah yang menjaga keamanan nasional, sementara Cina membela inovasinya dan menyangkal potensi ancaman.

Meskipun hasil dari penyelidikan ini belum dapat diprediksi, langkah Biden menunjukkan betapa seriusnya AS menghadapi tantangan dari mobil listrik Cina yang dianggap memiliki kecanggihan teknologi yang berpotensi mengancam keamanan dan privasi.

Ini adalah titik fokus yang menarik dalam perkembangan industri otomotif global yang semakin dipengaruhi oleh kebijakan dan keamanan nasional. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.

Related posts

Penjualan Suzuki Global Naik Signifikan, Pabrik India Penuhi Target

Astra Peugeot Tetap Fokus Layanan Purna Jual, Tipe Lama Tetap Dilayani

Pabrik Motor Listrik Sunra Resmi Dibangun di Kendal Jateng, Terbesar se-Indonesia, Ini Jajaran Motornya