Mungkin masih banyak dari kalian yang belum tahu perbedaan motor injeksi dan karburator. Ini wajar, karena bahasannya cukup teknis. Walau demikian bukan berarti kamu tidak perlu mengerti.
Justru dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem injeksi vs karburator, kamu bakal lebih mengenal motor kesayangan. Bila ada masalah, tentu semakin mudah pula menanganinya.
Pengabutan mesin dengan karburator memang telah ada lebih dulu, jauh sebelum teknologi injeksi ini dirilis. Namun seiring zaman berkembang, teknologi karbu mulai ditinggalkan, berganti dengan teknologi injeksi. Bukan tanpa alasan, produsen beranggapan bahwa adaptasi teknologi injeksi jauh lebih irit bahan bakar dan lebih praktis digunakan.
Alhasil motor dengan teknologi karburator jadi jarang terlihat, karena digantikan injeksi. Walau begitu bukan berarti eksistensinya hilang. Ada beberapa kuda besi anyar yang masih pakai karburator, sebut saja Kawasaki W175, SYM V16, Viar Star NX, dan lain-lain.
Lalu apa sebenarnya perbedaan motor injeksi dan karburator? Kenapa beberapa pabrikan masih mempertahankan penggunaan karbu? Buat kamu yang ingin tahu detail bedanya, simak bahasan berikut ini:
Plus Minus Motor Injeksi dan Karburator
Sebenarnya, fungsi karburator dan injeksi tidaklah berbeda. Keduanya sama-sama mencampurkan udara bersih dengan bensin pada ukuran tertentu, supaya terjadi pembakaran optimal di bagian ruang mesin.
Lalu di mana perbedaannya? Beda injeksi vs karburator ada di komponen yang terlibat. Kalau motor injeksi lebih banyak mengandalkan sistem elektronik, Penyemprotan bensin ke ruang bakar diatur oleh electronic control unit (ECU) dengan bantuan berbagai macam sensor. Mulai dari sensor temperatur udara, 02, throttle atau bukaan gas, dan sebagainya.
Oleh karena semuanya dikontrol secara elektronik, maka campuran besin dan udara yang masuk ke ruang bakar jadi lebih presisi. Dengan demikian, pembakaran mesin juga jadi lebih sempurna. Oleh karenanya motor injeksi biasanya lebih efisien sekaligus ramah lingkunan dibanding karburator.
Sementara itu sistem karburator mengandalkan komponen mekanis. Proses penyemprotan bahan bakar benar-benar dilakukan secara manual dengan pergerakan buka dan tutup skep. Kepresisian campuran bensin dan udara di sana, sangat tergantung pilot jet, main jet, lubang karburator, serta lain-lain.
Saat Menghidupkan Motor untuk Memanaskan Mesin
Pernahkah kamu mengalami kesulitan dalam menghidupkan mesin motor di pagi hari? Hal ini biasanya terjadi di motor dengan karburator. Penyebabnya, udara dingin membuat karburator kesulitan dalam mencampurkan bensin dan udara. Ya, sistem penyemprotan bahan bakar full mekanis tersebut memang rentan dengan perubahan cuaca.
Kalau sudah begini, solusi yang bisa dilakukan pemilik motor adalah menarik tuas choke. Letak choke ada di bawah setang sebelah kiri, ada pula yang berada di dekat karburator.
Fungsi choke untuk melepaskan aliran bahan bakar jadi lebih banyak dari biasanya. Dengan demikian, proses pengabutan antara gas dan udara jadi lebih mudah tercapai. Kalau sudah berhasil, otomatis mesin motor bakal aktif. Inilah salah satu perbedaan motor injeksi dan karburator.
Kelebihan di motor injeksi, kemungkinan mesin motor susah dihidupkan pada pagi hari hampir tidak ada. Pasalnya sistem injeksi memiliki banyak sensor yang bisa mengatur campuran udara dan bensin. Oleh karenanya, motor injeksi bakal menyesuaikan perubahan suhu tersebut dengan optimal sehingga mengaktifkan mesin motor di cuaca dingin terasa mudah.
Konsumsi BBM Lebih Irit Motor Injeksi atau Karburator
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, perbedaan motor injeksi dan karburator ada di konsumsi BBM. Ternyata motor dengan sistem injeksi disinyalir lebih irit bahan bakar dan lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan motor karburator.
Mengapa demikian? Pada motor injeksi, ada sistem elektronik yang membuat proses pencampuran bensin dan udara menjadi lebih tepat daripada motor karburator. Debit bensin yang mengalir ke ruang bakar pun diatur secara presisi mengunakan berbagai sensor, tidak hanya tergantung bukaan selongsong gas. Efeknya tingkat keborosan bisa diminimalkan.
Di samping itu, motor injeksi juga bisa terintegrasi berbagai fitur penghemat konsumsi BBM. Sebut saja idling stop system (ISS) yang jamak dipakai oleh skutik Honda. Ada pula mode berkendara seperti di Honda CBR250RR.
Sementara di motor karburator, jumlah besin ke ruang bakar sangat tergantung bukaan throttle. Semakin dalam pengendara memutar gas, otomatis debit bensin pun semakin deras mengalir. Jadi irit atau borosnya motor karburator, sangat tergantung cara pengendara memainkan gas.
Perawatan Rutin
Kamu juga bisa mengetahui perbedaan motor injeksi dan karburator dari servis rutin yang dilakukan. Baik injeksi maupun karburator, jika tidak dirawat atau diservis rutin pasti akan mengalami kerusakan. Namun, karburator perlu perawatan ekstra.
Biasanya untuk karburator, pengecekan dam pembersihan dilakukan tiap penggantian oli atau 4.000 Km. Cara servisnya juga lebih sederhana dengan bongkar karburator, kemudian membersihkan satu persatu komponennya. Harga servis karburator lebih murah cuma Rp 60 ribuan sudah sekalian tune up.
Sementara kelebihan motor injeksi tidak perlu diservis terlalu sering. Perawatannya cuma membersihkan dan mengganti penyaring udara tiap ganti oli. Kemudian untuk pembersihan injektor, biasanya dilakukan ketika motor sudah menempuh jarak 10 ribu kilometer.
Hanya saja proses pembersihan injektor ini agak sulit, karena ada komponen elektroniknya. Jadi akan lebih baik kalau dilakukan di bengkel resmi. Biaya servis injeksi juga lebih mahal, mulai Rp 85 ribuan sudah termasuk tune up.
Karburator Lebih Mudah Dimodifikasi
Bagi remaja dan penggemar kendaraan roda dua, memodifikasi motor menjadi hobi yang tidak bisa tergantikan. Biasanya, modifikasi dilakukan supaya performa motor mengalami peningkatan.
Nah, ini menjadi keunggulan dari motor karburator, karena tidak membutuhkan banyak peranti ketika hendak melakukan modifikasi. Ambil contoh kamu mau membuat motor lebih irit, cukup putar skep gas dan udara menggunakan obeng.
Jika mau mengganti komponen karburator dengan versi aftermarket pun tidak mahal. Biaya yang dikeluarkan tidak banyak, karena harga suku cadang yang dibutuhkan cenderung lebih bersahabat.
Berbeda dengan motor injeksi. Jika ingin meningkatkan kecepatan dan performa mesin, kamu harus menyiapkan kocek yang lebih banyak. Pasalnya harus dilakukan secara elektronik, hanya di bengkel-bengkel tertentu saja. Belum lagi peralatan pendukung untuk melakukan kustom dan suku cadangnya memang lebih mahal dari motor karburator.
Motor Injeksi atau Karburator?
Motor injeksi saat ini dominan digunakan oleh berbagai pabrikan.
Setelah mengetahui perbedaan motor injeksi dan karburator, mana yang menjadi pilihan kamu? Memang, motor injeksi jelas lebih irit, ramah lingkungan, dan minim perawatan.
Hanya saja bukan berarti injeksi tanpa kekurangan, salah satunya kalau terjadi kerusakan maka suku cadangnya lebih mahal. Kemudian servis injeksi tidak bisa dilakukan di semua bengkel pinggir jalan. Bakal lebih aman kalau servis injeksi di bengkel resmi.
Sementara karburator sendiri memang lebih boros dan tidak ramah lingkungan. Walau demikian, sistem penyemprotan bahan bakar lawas ini sangat mudah dirawat. Hampir semua bengkel bisa melakukan servis karburator. Di samping itu, biaya ganti sparepart karburator juga lebih murah. Mau modifikasi juga gampang.
Intinya mau injeksi atau karburator, kamu tetap harus melakukan perawatan atas keduanya secara berkala. Motor yang dirawat tentu bakal lebih panjang umurnya serta menyenangkan untuk diajak berkendara.
Pilihan Motor Karburator
Meski sudah jarang ditemukan, motor baru yang masih menggunakan karburator nyatanya masih dijual. Beberapa diantaranya adalah:
- TVS Rockz
- Kawasaki KLX 150 S dan KLX 150 SM
- Benelli Patagonian Eagle
- SM Sport Classic
- Viar Vintech 200
- SM Sport V16
- Benelli Seta 125
Untuk informasi menarik tentang dunia otomotif, pantau terus Moladin!