Komisi GP Revisi Regulasi Aerodinamika, Efektif di MotoGP 2020

Moladin – Memasuki masa rehat MotoGP, Komisi GP akan merevisi regulasi mengenai perangkat aerodinamika. Kabarnya peraturan desain Aero Body ini akan lebih ketat, mulai berlaku efektif pada MotoGP musim depan.

Komisi GP, yang terdiri dari Carmelo Ezpeleta (CEO Dorna), Paul Duparc (FIM), Herve Poncharal (IRTA), serta Takano Tsubouchi (MSMA) sepakat merevisi setelah lakukan pertemuan pada Senin, (15/7) waktu setempat.

 

[product product=”Kawasaki Ninja 250 – 2018″ images=”https://cdn.moladin.com/motor/kawasaki/Kawasaki_Ninja_250__2018_14191_67377_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/kawasaki/kawasaki-ninja-250-2018″ price=”Rp. 2.609.000,-*” description=”*Angsuran mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

 

Regulasi Aero Body

Regulasi terbaru ini akan membawahi “wilayah abu-abu” dari regulasi yang sudah ada dan juga mencakup, jika sesuai, bagian spesifik dari “Pedoman Direktur Teknis Aero Body”.

Semua pabrikan masih memiliki waktu hingga 2020 untuk merancang komponen Aero Body yang bakal digunakan selama satu musim penuh, pastinya jika peraturan ini berlaku pabrikan bebas berinovasi.

Regulasi Aero Body lebih ketat di MotoGP 2020 | Foto: motorsport

Regulasi ini diajukan oleh Direktur Teknis yang sebelumnya sudah dikonsultasikan dengan pihak FIM dan dan sudah mendapat persetujuan dari pabrikan, karena itulah secara keseluruhan disetujui oleh Komisi GP.

 

Buntut Protes Terhadap Ducati di MotoGP Qatar

Bukan tanpa alasan regulasi mengenai aerodinamika di revisi, ini merupakan buntut panjang protes pabrikan yang turun di MotoGP terhadap Ducati. Ducati dianggap salahi aturan soal perangkat  ini.

Komponen yang posisinya berada di swingarm Desmosedici GP19 tuai protes dari Honda, Suzuki, Aprilia dan KTM yang sebut kalau perangkat ini untungkan Ducati.

Komponen yang posisinya berada di swingarm Desmosedici GP19 sempat di protes | Foto: motorsport

Tapi tudingan tersebut langsung dibantah, pihak Ducati tegaskan kalau fungsi dari perangkat aerodinamikanya hanya untuk mendinginkan ban belakang, tidak menghasilkan downforce.

 

[product product=”KTM Duke 200″ images=”https://cdn.moladin.com/motor/ktm/KTM_Duke_200_9969_81790_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/ktm/ktm-ktm-duke-200-2017-naked-4-stroke-engine-200cc” price=”Rp. 1.458.000,-*” description=”*Angsuran mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

 

Pabrikan  melaporkan ini ke FIM, hingga akhirnya Ducati pun di sidang dan dimintai keterangan soal perangkat aerodinamika. Usai sidang, FIM putuskan perangkat Ducati ini legal, Dovi pun sah jadi pemenang di MotoGP Qatar.

Baca juga;

Related posts

Pujian Bagi Marc Marquez Meredam Laju Pedro Acosta Yang Berapi-api

Mau Nonton Balap F1 di Jepang? Coba Mampir ke Museum Honda Racing Gallery

Hasil Kejurnas ITCR 1.200 ISSOM 2024, Toyota Gazoo Racing Indonesia Terdepan