Menjajal Suspensi Honda WR-V, Seberapa Keras?

Selama test drive di Bali, kami juga secara spesifik menjajal suspensi Honda WR-V. Pasalnya banyak calon konsumen yang masih ragu untuk memiliki SUV ringkas ini, lantaran bantingannya dianggap keras. Apakah benar demikian?

Pada sebuah SUV yang notabene mobil petualang, peredam kejut memegang peranan penting untuk sensasi kenyamanan berkendara. Sebagai informasi suspensi bagian depan Honda WR-V menggunakan MacPherson Strut. Sementara pada bagian belakang menggunakan High-Torsional Rigidity U shape beam. Kombinasi keduanya diklaim bisa mendukung kenikmatan berkendara melewati berbagai kondisi jalan.

Selama test drive Honda WR-V di Bali, kami melewati rute beragam mulai dari aspal mulus, hingga jalan yang agak jelek. Rute berkelok-kelok juga ada, terutama ketika melewati perbukitan di Bali Utara. Di samping itu, selama merasakan sensasi suspensi Honda WR-V, kami juga coba duduk di beberapa posisi. Tidak hanya sebagai pengemudi, tapi juga penumpang belakang.

Review untuk suspensi WR-V kami lakukan dari balik kemudi. Kami merasakan bantingannya nyaman, terutama ketika melewati aspal mulus. Di jalan raya dengan kecepatan sekitar 40-60 km/jam, SUV ini mudah dikontrol dan tidak limbung ketika melewati jalan yang berliku. Padahal bicara ground clearance, sangatlah tinggi mencapai 220 mm, tapi manuvernya ke kiri dan kanan patut diacungi jempol.

Hadirnya ground clearance tinggi di WR-V membuat aura SUV semakin terasa. Ditambah lagi, pengemudi juga semakin percaya diri ketika melewati jalan bergelombang, terutama lantaran tidak takut bodi bawah mobil bersinggungan dengan jalan.

Penggunaan mesin 1.500 cc dengan tenaga 121 PS pada 6.600 rpm serta torsi puncak 145 Nm pada 4.300 rpm juga meningkatkan kenikmatan berkendara dengan WR-V. Melibas tanjakan serta salip mobil di depan, bisa kami lakukan dengan mudah, tanpa kendala. Wajar, karena kapasitas mesin yang dipakai terbilang besar untuk sebauh SUV ringkas. Bila cek kompetitor seperti Toyota Raize, cuma pakai mesin 1.200 cc atau 1.000 cc turbo.

Honda Sengaja Membuat Suspensi WR-V Kaku, Ini Alasannya!

Suspensi WR-V yang kaku membuat mobil menyenangkan untuk bermanuver melewati jalan berkelok-kelok

Rasa kurang nyaman dari suspensi WR-V baru terasa ketika melewati jalanan rusak dan berkerikil akibat perbaikan jalan. Bantingannya keras, sehingga ketika melewati medan seperti itu sebaiknya sangat perlahan. 

Kenapa suspensi Honda WR-V bisa keras? Hal ini pun langsung kami tanyakan ke Nattawut Sasitorn selaku Asistant Large Project Leader Performance Test Honda WR-V. Dia mengatakan, SUV ini sengaja dibuat kaku atau rigid, supaya mobil terasa lincah saat bermanuver. Maklum, target konsumennya adalah anak muda yang tentu menginginkan kesenangan berkendara lebih.

“Suspensi di-adjust mengikuti karakter mobil tanpa mengurangi kelegaan kabin,” kata Nattawut saat sesi test drive WR-V di Bali pada Selasa (20/12/2022).

Kekurangan lain yang kami rasakan dari duduk di bangku pengemudi WR-V adalah fitur-fiturnya kurang lengkap. Ambil contoh, setir tidak bisa diatur secara teleskopik (maju dan mundur), hanya tilt (naik dan turun). Kemudian mobil ini belum memiliki paddle shift, padahal kompetitor seperti Toyota Raize sudah punya.

Buat kamu yang belum tahu, paddle shift merupakan fitur untuk simulasi perpindahan gigi manual di mobil otomatis. Jadi pengemudi bisa ganti gigi naik dan turun, hanya dengan memainkan tuas yang ada di kemudi, persis mobil balap.

Duduk di Jok Belakang WR-V

Kelebihan jok belakang WR-V punya ruang leg room dan head room yang cukup luas

Selanjutnya review untuk suspensi Honda WR-V kami lakukan sebagai penumpang di jok belakang. Pada kondisi ini posisi duduk terasa nyaman, lantaran leg room dan head room interiornya masih tersisa cukup untuk orang dengan tinggi 168 cm seperti saya.

Kelebihan lain, tersedia headrest dengan pengaturan ketinggian di setiap joknya. Lalu material kulit kombinasi fabric sudah membalut jok WR-V secara keseluruhan, sehingga mudah dibersihkan. Apalagi warna joknya hitam, jadi tidak terlihat jelas bila ada kotoran.

Bicara kekurangan, tidak ada armrest portable di jok belakang. Padahal Kia Sonet selaku kompetitor sudah punya. Kemudian untuk bantingan suspensinya memang terasa keras ketika melewati jalan bergelombang. Selama perjalanan berkeliling Bali, kurang lebih kami menempuh 2-3 jam sebagai penumpang di jok belakang WR-V. Hasilnya badan cukup pegal, lantaran kekakuan kaki-kaki mobil ini. Ditambah lagi, busa joknya juga ternyata tidak terlalu empuk.

Sebenarnya hal tersebut wajar, karena memang target konsumen WR-V adalah anak-anak muda yang memang suka menyetir di perkotaan. Di mana jalan kota biasanya punya aspal mulus.

Demikian ulasan terkait suspensi Honda WR-V. Bagaimana menurut kamu? Tetap tertarik mau beli? SUV ringkas merek H tegak ini dijual mulai Rp 271,9 juta untuk varian E CVT. Sementara yang termahal Rp 309,9 juta khusus varian RS with Honda Sensing. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.

Related posts

Tingkatkan Kesadaran Keselamatan Berkendara Generasi Muda, Jasa Marga Selenggarakan Road Safety Rangers 2024

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?

inDrive.Kurir Gelar Lomba Berhadiah Liburan ke Bali