Pabrik Baterai Hyundai di Indonesia Siap Beroperasi, Tetap Pakai Nikel!

Salah satu baterai mobil listrik

Pabrik baterai Hyundai di Indonesia siap beroperasi dalam waktu dekat. Menariknya, Hyundai menyampaikan bahwa mereka akan tetap memakai nikel sebagai salah satu komponen baterainya.

Pabrik baterai Hyundai bakal memproduksi baterai jenis Nickel Manganese Cobalt Oxide (NMC) dan diklaim segera beroperasi mulai April 2024. Secara otomatis, mobil listrik Hyundai juga akan mulai ditanamkan baterai ini pada semester 2 tahun 2024.

Kehadiran pabrik baterai Hyundai di Indonesia semakin melengkapi ekosistem elektrifikasi dari Hyundai Motor Group. Nantinya, hasil produksi pabrik baterai Hyundai itu tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan mobil listrik di Indonesia tapi juga untuk ekspor ke wilayah negara tetangga di Asia Tenggara (ASEAN).

Ada 2 pilihan baterai Hyundai Ioniq 6

Pembangunan pabrik baterai Hyundai di Indonesia merupakan hasil kerjasama dengan LG. Hyundai dan LG fokus untuk memproduksi pabrik baterai mobil listrik di Tanah Air. Wajar, Indonesia memiliki potensi besar yang dibutuhkan untuk menjadi pemain penting di industri kendaraan listrik global.

Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara terdepan dalam sumber daya nikel dan kobalt yang merupakan bahan utama baterai mobil listrik.

Punya Pabrik Baterai di Indonesia, TKDN Ioniq 5 Tembus 60 Persen?

Hyundai Ioniq 5 bakal tebus TKDN 60% jika pakai baterai Hyundai produksi Indonesia

Pabrik baterai Hyundai di Indonesia siap beroperasi dalam waktu dekat, ini tentunya menjadi angin segar. Sejalan dengan hal tersebut, nantinya Hyundai Ioniq 5 secara otomatis akan meningkat nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri).

Jika melihat situs Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) Kementerian Perindustrian, Hyundai Ioniq 5 memiliki nilai TKDN sebesar 40%. Alhasil mobil listrik ini memenuhi syarat insentif PPN dari 11% menjadi 1%.

Selain itu, pemerintah juga sudah mengerek bobot baterai dari komposisi TKDN menjadi 40% melalui Permenperin No. 28/2023. Hal ini berarti TKDN Hyundai Ioniq 5 berpotensi menembus 60% bila menggunakan baterai lokal.

“Kalau tambah komponen baterai yang paling besar, dan sudah dapat dipastikan bahwa pabriknya baterai di Indonesia pasti (TKDN) di atas 60%,” jelas Chief Operating Officer PT HMID Fransiscus Soerjopranoto beberapa hari lalu.

Hyundai Ioniq 5 Bluelink tidak ada ubahan di eksterior

Sejalan dengan hal tersebut, Hyundai juga masih menanti regulasi dari Kementerian Keuangan terkait dengan besaran insentif untuk mobil listrik, termasuk pembebasan bea masuk impor secara utuh (CBU).

Sebagai informasi, Hyundai Motor Co. merogoh kocek hingga US$3 miliar untuk membangun fasilitas baterai secara lokal bersama dengan LG Energy Solutions. Nilai investasi yang digelontorkan oleh Hyundai untuk pabrik baterai berkisar US$1,1 miliar.

Selanjutnya, masih ada investasi US$60 juta atau setara Rp 929,22 miliar dalam rangka pembangunan Hyundai Energy Indonesia (HEI) untuk manufaktur sistem baterai.  Pabrik yang akan memproduksi baterai jenis Nickel Manganese Cobalt Oxide (NMC) ini rencananya akan beroperasi pada April 2024. Mobil listrik Hyundai juga akan mulai ditanamkan baterai ini pada semester dua tahun 2024.

Simak terus Moladin.com untuk informasi otomotif menarik lainnya.

Related posts

GJAW 2024 : Fakta Pabrikan Jepang “Sungkan” Lihat Gebrakan Mobil-mobil Baru Asal Cina?

inDrive.Kurir Gelar Lomba Berhadiah Liburan ke Bali

Fakta Menarik Marselino Ferdinan, Pernah Dapat Bonus Mobil dari Klub Eropa