Hyundai dan LG Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Karawang

Baterai mobil listrik bisa menimbulkan polusi yang berbahaya buat manusia, kalau tidak didaur ulang dengan baik

Kerja bareng dilakukan oleh Hyundai dan LG untuk membangun pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Indonesia. Investasi yang digelontorkan oleh keduanya sebesar USD 1,1 miliar. Di mana masing-masing perusahaan memiliki 50 persen saham dalam skema joint venture.

Pembangunan pabrik baterai tersebut rencananya siap dimulai pada kuartal keempat tahun 2021. Kurun waktu yang diperlukan hingga pabrik selesai, sekitar dua setengah tahun atau hingga semeseter pertama 2023.

Selanjutnya untuk produksi massal sel baterai di fasilitas Hyundai dan LG, kemungkinan siap dilakukan pada semester pertama 2024. Kehadiran pabrik baterai mobil listrik di Indonesia cukup menarik, karena bisa membuat harga kendaraan itu semakin murah.

“Harga mobil listrik memang tergantung harga baterai, sekitar 40 persen,” kata CEO Hyundai Motor Asia Pasifik, Lee Kang Hyun dalam salah satu seminar online pada Juli 2021.

Tidak hanya membuat pabrik baterai mobil listrik di Tanah Air, Hyundai bahkan siap memproduksi kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Lee Kang Hyun mengklaim mobil dengan sumber tenaga baterai itu bakal meluncur sekitar Maret 2022.

Bisa jadi nantinya itu adalah mobil listrik pertama produksi dalam negeri. Pasalnya memang sampai sekarang cuma Hyundai yang fokus menggarap kendaraan elektrifikasi di Indonesia.

Pabrikan lain ada, seperti Toyota dan Mitsubishi yang juga siap memproduksi mobil elektrifikasi di Tanah Air. Hanya saja mereka bakal menggarap pasar hibrida atau mobil hybrid terlebih dulu.

Kenapa Hyundai Dirikan Pabrik Baterai Mobil Listrik di Indonesia?

Pabrik baterai mobil listrik Hyundai dan LG bakal bisa memenuhi kebutuhan 150 ribu mobil listrik pertahun

Hyundai dan LG membangun pabrik baterai mobil listrik di Karawang dalam skala besar. Pabrik tersebut dibangun di atas lahan seluas 330.000 meter persegi.

Lalu ketika sudah beroperasi penuh, bisa menghasilkan sel baterai lithium-ion NCMA dengan total GWh setiap tahunnya. Bahasa lainnya, mampu memenuhi kebutuhan lebih dari 150 ribu unit mobil listrik per tahun.

Rencananya, Hyundai akan menggunakan baterai dari pabrik Karawang untuk membantu kegiatan produksi mobil-mobil listrik dari Hyundai sendiri dan Kia. Bahkan bukan cuma di dalam negeri, baterai tersebut diharapkan bisa memenuhi kebutuhan ekspor.

Indonesia sendiri terpilih sebagai lokasi pabrik baterai mobil listrik dari Hyundai dan LG, karena memang merupakan salah satu produsen nikel terbesar di dunia. Kemudian Pemerintah Indonesia juga dinilai proaktif membina ekosistem dan infrastruktur industri EV.

Hyundai sendiri saat ini sedang berkonsentrasi jadi pemain utama EV di tingkat global. Hingga tahun 2025, rencananya Hyundai Motor Group siap menghadirkan jajaran mobil bersumber tenaga baterai menjadi lebih dari 23 model. Lalu menargetkan penjualan 1 juta mobil listrik setiap tahun di pasar global. Menarik!

Di Indonesia, Hyundai merupakan salah satu pelopor merek kendaraan yang menjual mobil listrik. Sekarang mereka punya dua lini produk yaitu Ioniq EV dan Kona EV.

Untuk informasi terbaru dan terlengkap seputar otomotif, pantau terus Moladin!

Related posts

Xpeng G6 Bungkam Tesla Model Y di Eropa Begitu Kran Pemesanan Dibuka

PEVS 2024: Presiden Jokowi Apresiasi Deret Kendaraan Listrik Dari Motor Hingga Truk Listrik

Ini Daftar Pemenang Toyota Dream Car Art Contest ke-17