7 Penyakit Motor Mio Sporty yang Bikin Tenaga Hilang

Penyakit Motor Mio Sporty – Meski datangnya relatif belakangan, motor matik nyatanya bisa dengan cepat menguasai pasar otomotif tanah air. Mau bukti, lihat saja populasinya di jalan raya. Dari segi jumlah, motor matik bisa disebut sebagai penguasa jalanan karena penjualannya yang luar biasa laris manis.

Lantaran kesuksesannya itu, skutik menjadi andalan utama produsen – produsen besar otomotif di tanah air. Sebelum era kejayaan motor matik, yang berjaya di Indonesia adalah motor bebek alias underbone. Namun kenyamanan yang ditawarkan oleh motor matik sangat sulit ditandingi oleh motor jenis lain. 

Yamaha Mio merupakan salah satu pelopor motor matik populer di tanah air. Generasi pertama Mio hadir pada 2003. Ketika itu masih pakai mesin 113cc dan karburator. Awalnya terlihat kurang macho, alhasil pabrikan berlogo garputala melakukan revisi dengan memunculkan varian Mio Sporty.

Bisa dikatakan Mio Sporty merupakan varian yang lebih mahal dari tipe standar. Perbedaan utama antara Mio standar dengan Sporty ada pada velg, handle bar, serta body striping atau livery-nya. Sebenarnya perbedaan itu tidak akan memberikan pengaruh signifikan dalam hal performa, kecuali pada sisi tampilan.

Namun Mio Sporty memiliki beberapa ‘penyakit’ yang sering ditemui. Imbas dari banyaknya penyakit motor Mio Sporty itu, tenaga mesin jadi berkurang. Ketika berkendara, tenaga motor seperti tak ada. Berikut adalah bahasan tentang rincian masalah – masalah itu:

1. Usia motor

Varia Mio Sporty merujuk pada generasi pertama atau kisaran 2003-2012. Alhasil kebanyak motor jenis ini sudah tidak lagi muda, kisaran 10 tahun.

Faktor usia inilah yang bisa menjadi penyebab penyakit motor Mio Sporty. Apalagi jika motor yang sudah relatif tua itu tidak mendapatkan perawatan yang memadai sepanjang pemakainnya.

Setelah pemakaian yang lama, motor akan butuh penyegaran. Komponen – komponen yang aus harus diganti dan jika tenaganya sudah berkurang secara signifikan, mungkin dibutuhkan turun mesin. Kualitas mesin yang menurun memang tak ada obatnya selain harus diturunkan.

2. Busi yang bermasalah

Spark plug atau busi memilkiki peran vital dalam kinerja mesin motor. Busi memiliki tugas untuk memercikkan api kedalam ruang mesin. Percikan api itu kemudian akan membakar bensin yang telah dikompres oleh piston. Ledakan pembakaran itulah yang akan menggerakkan piston di ruang silinder dan pada akhirnya memutar mesin dan roda motor.

Busi motor yang bermasalah akan berakibat pada pembakaran yang terganggu, yang artinya seluruh proses kerja mesin juga akan terganggu. Busi bisa bermasalah jika ujungnya terlumur oli, atau kalau terkena air. Hal ini juga akan membuat motor susah nyala, dan kalaupun berhasil dihidupkan, tenaganya loyo.

Persoalan busi tersebut tentu bakal menimpa Mio Sporty dengan mudah. Lagi-lagi karena usia yang tidak muda, tentu perlu ada penggantian busi. Maklum busi adalah komponen yang tidak bertahan lama. Usianya sekitar 6.000 Km. Kalau tidak diganti, penyakit motor Mio Sporty yang disebutkan di atas bisa timbul.

Baca Juga :

3. CVT Merupakan Penyakit Motor Mio Sporty yang Sering Terjadi

Ada beberapa bagian penting di CVT (Continuously Variable Transmission) yang merupakan sistem transmisi daya motor matik. Penyakit motor Mio Sporty yang mungkin muncul dari bagian ini adalah mengendapnya kotoran sehingga mengakibatkan motor bergetar hebat saat digas di kecepatan rendah.

Masalah yang lebih serius adalah kalau V-Belt motor kondisinya sudah buruk. V-Belt adalah sabuk yang bertugas menyalurkan daya dari mesin keroda belakang. Kalau V-Belt sudah mulai bermasalah, transmisi daya pun tak bisa maksimal. Dan kalau tidak segera dideteksi, ada bahaya sabuk ini akan putus ketika motor tengah dikendarai.

Ditambah lagi, V-Belt terbuat dari material karet. Faktor usia menjadikan karet getas dan putus, itu tidak bisa dihindarkan. Sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya ganti V-Belt CVT tiap 2-3 tahun sekali.

4. Filter yang tersumbat

Saat pertama kali dirilis, Mio Sporty masih menggunakan karburator untuk pengabutan. Karburator bertugas mencampur bensin dan udara secara seimbang sehingga siap dibakar di ruang mesin. Prosentase bensin dan udara ini memang bisa disetting sesuai keinginan pengendara.

Namun jika yang terjadi adalah filter udara yang kotor, maka udara bersih pun tak bisa leluasa masuk ke karburator. Settingan yang diharapkan pun tidak bisa terwujud karena karburator tidak mendapatkan suplai udara yang cukup. Solusinya cukup sederhana, bersihkan filter dan karburator.

Filter udara motor juga tidak bisa selamanya dibersihkan. Kalau kamu pakai jenis kering, mungkin dua kali ganti oli masih bisa bertahan dengan pembersihan semprot udara bertekanan tinggi. Hanya saja setelah itu perlu dilakukan penggantian.

Apalagi jika filter udara yang dipakai merupakan tipe basah. Jenis ini perlu mendapat penggantian sesegera mungkin, bahkan tidak bisa dibersihkan.

5. Settingan knalpot yang salah

Knalpot resmi Yamaha Mio Sporty bawaan pabrik merupakan opsi terbaik jika motor dipakai untuk pemakaian normal sehari – hari. Namun tak sedikit yang ingin melakukan modifikasi dengan mengganti knalpot dengan berbagai alasan. Ada yang ingin performa motor menjadi lebih baik, ada pula yang sekadar ingin motornya terlihat lebih keren.

Namun pemasangan knalpot yang tidak hati -hati dan tanpa perhitungan justru membuat motor menjadi kehilangan tenaga. Khususnya dalam hal melakukan setting semprotan bensin dan udara di ruang bakar tidak pas. Jadi, ganti knalpot pun harus diiringi dengan setting karburator.

Bahkan knalpot standar pun bisa berkurang fungsinya jika banyak terpapar kotoran hingga berkerak. Jika sampai tersumbat, maka performa Mio Sporty pun akan ikut anjlok.

Faktor usia pun menambah kemungkinkan penyakit motor Mio Sporty dari sisi knalpot bakal hadir. Biasanya motor tua, knalpotnya karatan dan bila didiamkan bisa bocor. Ini juga jadi penyebab tenaga hilang saat digas.

6. Salah settingan jarum skep

Jarum skep adalah komponen yang bertugas mengatur suplai gas dan bahan bakar pada mesin. Komponen ini dapat disetting untuk menentukan besaran tarikan gas yang sesuai dengan keinginan pengendara. Salah settingan di jarum klep bisa mengakibatkan motor kehilangan tenaga karena suplai udara dan bensin tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Biasanya settingan salah terjadi ketika kamu mengotak-atik karburator secara mandiri atau di bengkel yang tidak tepat. Penyakit motor Mio Sporty ini sering muncul setelah melakukan servis karburator.

7. Piston aus atau baret

Penyakit motor Mio Sporty yang mungkin mengakibatkan hilangnya tenaga adalah piston yang aus atau baret. Bukan cuma di Mio, semua motor tenaganya juga akan berkurang kalau pistonnya baret atau aus. Jika kerusakannya sudah melewati batas tertentu, tak ada pilihan lain selain mengganti piston atau seher itu.

Dalam mengganti piston, pastikan pakai yang original dari Yamaha. Kalau kamu pakai versi aftermarket dengan ukuran lebih besar atau bentuk yang berbeda, tentu perlu banyak penyesuaian lain. Ujung-ujungnya kalau salah pemasangan, justru bisa menyebabkan kerusakaan di komponen mesin lain.

Oleh karenanya, ketika melakukan perombakan mesin motor atau modifikasi motor seperti ganti piston, sebaiknya lakukan di bengkel resmi.

Itulah tadi 7 penyakit motor Mio Sporty yang sering terjadi beserta penanggulangannya. Dalam merawat motor tua, tentu penggantian komponen merupakan hal wajar, jadi tidak perlu panik. Kamu hanya perlu melakukan perawatan secara benar. 

Selain mengganti komponen yang sudah aus, merawat motor Mio Sporty pun bisa dengan menggunakan BBM dengan RON minimal 90. Kemudian tekanan angin ban dijaga agar sesuai standar. Tidak ketinggalan, rajin mencuci motor untuk kebersihan terbaik.

Baca Juga :

Related posts

Tips Pasang Ban Tubeless di Velg Jari-Jari, Praktis dan Mudah Dilakukan

3 Rekomendasi Harga Aki Motor NMAX Terbaru 2024, Jangan Asal Murah!

Harga Mobil di 2025 Bakal Naik Imbas PPN Jadi 12%, Mending Beli Sekarang?