Perusahaan asal Surabaya, Vixmo mengembangkan mobil autonomous buatan Indonesia asli. Disebut demikian, karena perakitan komponen, teknologi, hingga orang yang terlibat benar-benar dari dalam negeri.
Kalau kamu belum tahu mobil autonomous, ini adalah mobil yang bisa melaju sendiri tanpa supir. Kurang lebih semacam teknologi yang ada di Tesla.
Jadi, tidak salah kalau mengatakan Vixmo ingin menjadi pesaing Tesla. Memang terkesan klise, tapi perusahaan asal Surabaya melakukan pengembangan selama 2,5 tahun. Hingga akhirnya, mereka berhasil menampilkan mobil tahap pertamanya bernama Vixmo Zero di Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022.
Tampilan Vixmo Zero sangat unik. Secara kasat mata, kamu akan melihat ada 9 kamera, 2 Lidar (infra merah), dan 1 GNSS (semacam GPS) di atapnya.
Kemudian mobilnya sendiri berbentuk seperti kendaraan SUV biasa yang berbasis listrik. Di bagian baris pertama ada head unit besar untuk mengatur berbagai informasi tentang mobil, serta jok pengemudi dan penumpang. Masih ada setir di sana. Sementara di bagian belakang diisi oleh baterai.
“Basis dari Vixmo Zero adalah Proton Savvy bensin yang kami konversi ke listrik. Kami juga buat ulang teknologinya mulai dari body control module, sistem pengereman hingga steering agar bisa menyesuaikan dengan autonomous,” kata Mechanical Electrical Engineer Vixmo, Yora Erlangga saat kami temui di PEVS 2022.
Vixmo Zero Sudah Bisa Jalan Sendiri?
Apakah Vixmo Zero sudah bisa jalan sendiri? Jawabannya sudah, tapi masih tahap simulasi alias percobaan dalam kondisi mobil diam. Sementara untuk simulasi di jalan umum, memang belum sampai ke sana.
Ini wajar, karena memang sangat sulit untuk mewujudkan teknologi autonomous di Indonesia. Faktor penghalangnya banyak, mulai dari kondisi jalan yang ruwet, kondisi cahaya, hingga uang.
“Labeling objek itu yang paling susah. Di jalanan Indonesia banyak sekali objeknya, kalau di luar negeri kan tidak ada gerobak, keranda mayat, becak, nah itu perlu kita labeling semua,” kata Autonomous System Engineer Vixmo, Januar Kailani pada Moladin saat ditemui di PEVS 2022.
Lulusan Teknik Mekatronik dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) tersebut menambahkan, tantangan lain adalah kondisi cahaya matahari di Indonesia yang berada di garis katulistiwa. Di sini perbedaan cahayanya cukup ekstrem dalam artian, jam 12 siang dan jam 4 sore bisa sangat berbeda.
Tentu ini jadi penghalang, karena membuat kamera lebih sulit mendeteksi objek dengan benar. Hal tersebut yang membuat mereka harus atur ulang dan sesuaikan kamera serta teknologi autonomous lainnya dengan kondisi di Tanah Air. Walau susah, namun Vixmo yakin bisa benar-benar mewujudkan mobil autonomous buatan Indonesia.
Jadi sebenarnya Vixmo berada di dalam payung PT Mitra Informatika, sebuah perusahaan teknologi di Surabaya yang sudah berusia 10 tahun. Mereka awalnya mengerjakan sistem monitoring Base Transceier Station (BTS) untuk Telkomsel.
“Kunci mobil autonomous itu 70 persen di software dan core competency dari perusahaan kami sebenarnya adalah software. Jadi kami punya kemampuan,” kata Tech Team Lead Vixmo, Mukhammad Wildan yang juga CEO di PT Mitra Informatika.
Target Vixmo Bisa Menghadirkan Mobil Autonomous untuk Ibu Kota Baru Indonesia
Walau masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk mewujudkan mobil autonomous buatan Indonesia, Vixmo terus berjuang. Setelah Vixmo Zero, mereka sudah memiliki visi selanjutnya yaitu Vixmo Alpha.
Perbedaan paling jelas di Vixmo Alpha adalah benar-benar tanpa setir. Kendaraan ini bakal diplot sebagai Robotaxi atau shuttle yang bisa ditumpangi 4-orang, sekilas tampilannya seperti Zoox (mobil autonomous yang dikembangkan oleh Amazon)
Menurut Wildan, Vixmo Alpha akan cocok sebagai alat transportasi di Ibu Kota Baru Indonesia di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Kalau tidak di sana, bisa juga digunakan sebagai kendaraan angkutan orang di bandara atau wilayah-wilayah private.
Hanya saja untuk mewujudkan Vixmo Alpha, lagi-lagi butuh banyak hal termasuk uang. Oleh karenanya, Wildan kini membuka peluang untuk investor bisa masuk dalam upaya mewujudkan mobil autonomous buatan Indonesia.
Pasalnya hingga saat ini, semua uang yang dikeluarkan oleh Vixmo berasal dari kocek PT Mitra Informatika. Sebagai gambaran, untuk membuat Vixmo Zero saja butuh uang sekitar Rp 2 miliar. Tentu dalam mewujudkan Vixmo Alpha perlu dana yang lebih besar lagi.
Semoga ke depannya, Vixmo benar-benar sanggup mewujudkan mobil autonomous buatan Indonesia. Cita-cita yang sesungguhnya harus kita dukung bersama.
Itulah tadi informasi soal Vixmo, perusahaan asal Surabaya yang ingin jadi saingan Tesla dan Joox. Untuk informasi terbaru dan terlengkap seputar otomotif, pantau terus Moladin.