Libur Usai, Waspada Penipuan Tiket Bus Yang Makin Merajalela

by Ivan
Waspada penipuan tiket bus, citra PO SAN kena imbasnya

Libur anak sekolah dipastikan segera usai pada akhir pekan ini. Nah terkhusus bagi Anda dan keluarga yang berencana pulang ke rumah menggunakan bus diharapkan untuk tetap waspada penipuan tiket bus yang makin merajalela.

Penipuan tiket bus membidik korban dengan segala cara. Terbaru dengan modus menyebar nomor telepon di Google Review dan media social yang semakin merajalela.

Calon penumpang dirugikan karena tidak bisa naik bus padahal sudah bayar. Sementara pengusaha bus dirugikan karena penipuan mencatut nama PO bus sehingga merusak kepercayaan masyarakat yang hendak menggunakan bus.

 Kurnia Lesani Adnan (kiri) memberikan keterangan terkait tiket palsu yang merajalela
Kurnia Lesani Adnan (kiri) memberikan keterangan terkait tiket palsu disebar via nomor telepon di Google Review merajalela

Direktur Utama PT SAN Putra Sejahtera (PO. SAN) Kurnia Lesani Adnan (Sani) mengatakan penipuan tiket bus yang kian marak harus diantisipasi oleh calon penumpang dengan beberapa tips khusus.

Dihimbau untuk hanya memesan tiket bus di jalur-jalur resmi pemesanan tiket bus. Calon penumpang harus mau rajin mencari dan memastikan jalur resmi agar tidak tertipu.

“Di Google Review maupun di media sosial oknum penipu menyebar nomor di situ, korban yang merupakan calon penumpang menghubungi nomor tersebut yang bukan nomor agen resmi PO Bus. Para korban tidak mengecek kembali nomor telepon yang mereka dapatkan dari si oknum penipu padahal nomor kontak tersebut kebenarannya masih diragukan,” kata Sani yang juga Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia, beberapa Waktu lalu di Jakarta.

Perlu Andil Aparat Penegak Hukum

Oknum pembuat tiket palsu via nomer kontak tidak bertanggung jawab patut dipolisikan
Oknum pembuat tiket palsu via nomer kontak tidak bertanggung jawab patut dipolisikan

Sani mengharapkan untuk memberantas dan waspada penipuan tiket bus ini, para aparat penegak hukum tidak menutup mata. Kewenangan penegak hukum diperlukan untuk aktif melakukan upaya perlindungan sehingga dapat mencegah semakin banyak korban berjatuhan.

“Aksi penipuan tiket bus ini sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu, diharapkan semua pihak, masyarakat, pengusaha PO Bus, pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya bersama-sama memberantas agar tidak semakin banyak yang dirugikan, yakni masyarakat, pengusaha PO Bus dan para karyawannya,” kata Sani.

Dari sisi pihak PO Bus, lanjut Sani, aksi penipuan tiket bus ini mengancam nama baik dan reputasi perusahaan. Masyarakat bisa saja menganggap penipuan ini dilakukan atas kerja sama dengan operator. Ini akan merusak kepercayaan masyarakat untuk menggunakan jasa bus sebagai salah satu moda transportasi daratnya.

Oleh karena itu, keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan masalah penipuan ini sangat diharapkan. Apalagi pemerintah telah mewajibkan perusahaan otobus menggunakan sistem tiket elektronik, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 12 Tahun 2021.

Kewajiban ini telah dipenuhi oleh pengusaha otobus. Oleh karena itu pemerintah harus hadir dalam pengawasan dan penindakan hukum terhadap pelaku penipuan. “Pemerintah harus menyelesaikan masalah penipuan ini secara hukum dengan sangat serius,” tegas Sani.

Tiket PO SAN

Dihimbau bagi penumpang untuk memesan tiket bus di jalur-jalur resmi pemesanan tiket bus
Dihimbau bagi penumpang untuk memesan tiket bus di jalur-jalur resmi pemesanan tiket bus

Wakil Direktur PO. SAN Kurnia Lesari Adnan (Sari) menjelaskan PO. SAN juga menjadi korban penipuan tiket bus ini. Aksi penipuan banyak terjadi di Google Review, di akun fanbase Facebook PO. SAN – SAN Lover – juga di kolom komentar Instagram PO. SAN.

Di laman SAN Lover misalnya, sering muncul pertanyaan dari netizen, kalau mau pesan tiket PO. SAN di mana. Di sinilah penipu masuk, dengan mencantumkan nomor telepon palsu.

Mereka menuliskan, nomor pemesanan tiket hubungi 083837773599. Atau Hubungi Akun Resmi 085273027004. Ada juga nomor 085711454297 dan nomor-nomor lainnya, yang bukan merupakan nomor resmi PO. SAN. Netizen atau calon penumpang yang tidak mengecek kebenaran nomor tersebut, langsung bertransaksi dengan nomor palsu tersebut.

“Kami sudah mendapatkan 20 kali laporan penipuan dengan total kerugian sebesar Rp 15.704.927. Diantaranya ada calon penumpang merugi hingga Rp 2,1 juta untuk tiga penumpang yang akan berangkat. Yang hebatnya, penumpang ini mendapatkan tiket elektronik yang mirip dengan tiket resmi PO. SAN,” kata Sari.

Sari menduga, penipu itu memiliki tiket resmi PO. SAN dan kemudian menirunya. Bagi calon penumpang yang awam, tentu tidak bisa membedakan antara tiket resmi dan tiket palsu. Tetapi ketika dia akan naik bus, di manifest bus tidak tercantum namanya.

Sari menjelaskan, PO. SAN telah senantiasa melakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya penipuan tiket bus. Misalnya dengan membuat aplikasi Buzzit, aplikasi resmi PO. SAN untuk pemesanan tiket.

Juga di Instagram resmi PO. SAN juga sudah dicantumkan linktree yang berisi nomor telepon resmi PO. SAN. Selain itu, PO. SAN juga sering memberikan peringatan penipuan dengan blast ke nomor-nomor Whatsapp para pelanggannya, dan juga menuliskan peringatan ini di media sosial dan di tiket resmi PO. SAN.

Simak terus Moladin.com & channel Google News Moladin untuk informasi otomotif menarik lainnya.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika