Bahan Bakar Ideal Untuk Sang Kuda Besi

by Jinny
Pemilihan Bahan Bakar yang salah
Pilih Jenis Bahan Bakar Yang Ideal

Pilih Jenis Bahan Bakar Yang Ideal

 

Makin hari harga BBM makin naik, namun belum ada bahan bakar alternatif yang lebih murah. Sekalinya ada penemuan bahan bakar alternatif yang lumayan murah, tapi cost  pengaplikasiannya lebih mahal dan ribet. UUD alias Ujung-Ujungnya Duit, mengingat tanggal tua yang ditandai makin sedikitnya penghuni dompet. Maka dari itulah kita diharuskan untuk berhemat.

[product product=”Kawasaki Ninja 250 SL” images=”https://cdn.moladin.com/motor/kawasaki/Kawasaki_Ninja_250_SL_8832_84854_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/kawasaki/kawasaki-ninja-250-sl-sports-4-stroke-4-katup-dohc-250cc?utm_source=kawasaki_ninja_250_sl&utm_medium=blog_bahanbakarideal_button_biru&utm_campaign=utm_name%3Dkawasaki_ninja_250_sl” price=”Rp. 1.657.000,-*” description=”*Angsuran mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

Prinsip hemat belum tentu harus memilih yang murah, brosist. Namun pilih yang sesuai kebutuhan, begitu juga kebutuhan bahan bakar kendaraan. Kalian harus memilih BBM yang sesuai dengan kebutuhan rasio kompresi mesin kendaraan kalian. Sebab apabila rasio kompresi motor kalian tidak sesuai oktan bahan bakar, disitulah awal mula terjadi pemborosan uang dan pemborosan bahan bakar. Kok bisa?

tabel rasio kompresi dan bbm

 

Tabel BBM ideal berdasarkan Rasio Kompresi
 

 

Mengapa Harus Jeli Memilih Bahan Bakar?

Tujuan mesin dibuat rasio kompresi yang tinggi adalah untuk meningkatkan efisiensi pembakaran dan menurunkan kadar emisi. Untuk membuat mesin bekerja dengan perbandingan kompresi tinggi, syarat utamanya adalah harus menggunakan bensin dengan kandungan oktan yang tinggi. Kendati demikian, tidak semua mesin harus atau lebih baik menggunakan bensin beroktan tinggi. Mesin dengan kompresi rendah, jika diberi bensin oktan tinggi, hanya menyebabkan pemborosan uang. Tenaga mesin juga tidak naik dan tetap saja boros.

Baca juga  Ingin Buka Usaha? Ini Alat Bengkel Motor yang Wajib Dimiliki

[product product=”Kawasaki Ninja 250 FI” images=”https://cdn.moladin.com/motor/kawasaki/Kawasaki_Ninja_250_FI_2100_67389_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/kawasaki/kawasaki-ninja-250-fi-sports-4-langkah-2-silinder-segaris-dohc-250cc?utm_source=Kawasaki_Ninja_250_FI&utm_medium=blog_bahanbakarideal_button_biru&utm_campaign=utm_name%3DKawasaki_Ninja_250_FI” price=”Rp. 1.750.000,-*” description=”*Angsuran mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

Dengan begitu, kalian dituntut untuk mengerti rasio kompresi kendaraan kalian yang telah dijelaskan dalam buku penggunaan. Apabila terus menerus menggunakan BBM yang tidak ideal, maka ruang pembakaran akan lebih cepat berkerak dan memperbanyak polusi. Hal ini akan mengganggu performa motor kalian yang juga berakibat pada penurunan usia mesin motor. Ujung-ujungnya ke bengkel, keluarin biaya lagi buat servis.

Hubungan Rasio Kompresi dan Nilai Oktan (RON)

Rasio kompresi mesin erat hubungannya dengan suhu. Yang terjadi pada ruang mesin, piston bergerak naik turun untuk memampatkan udara (campuran udara dan bahan bakar) dan meningkatkan suhunya. Agar campuran bensin dan udara terbakar dengan baik dan menghasilkan power.

Selain berhubungan dengan suhu, rasio kompresi mesin berhubungan dengan nilain oktan (RON) bensin, untuk proses pembakaran. Hubungan antara RON dan rasio kompresi mesin merupakan hubungan linear. Semakin tinggi rasio kompresi mesin maka dibutuhkan bensin dengan RON tinggi. Begitu sebaliknya, jika rasio kompresi rendah, cukup menggunakan bahan bakar dengan RON rendah.

Grafik di atas menginformasikan bahwa jika mesin dengan rasio kompresi tinggi menggunakan bahan bakar dengan RON rendah, berdampak buruk terhadap mesin dan performanya. Sebaliknya, jika kendaraan dengan kompresi mesin yang rendah menggunakan bensin RON tinggi, yang terjadi adalah “pemborosan”. Pemborosan karena bahan bakar tidak terbakar optimal, tenaga minimal dan polusi maksimal.

 

Kerugian Menggunakan BBM Yang Tidak Sesuai Spesifikasi

BBM dengan oktan rendah lebih mudah menguap dan terbakar daripada RON tinggi. Makanya mesin dengan rasio kompresi rendah lebih baik menggunakan bensin dengan oktan rendah pula. Kalo dipaksain memakai bensin beroktan tinggi, maka pada saat proses pembakaran, bahan bakar tersebut tidak terbakar secara optimal. Hal ini mengakibatkan tenaga yang dihasilkan menjadi rendah dan makin tingginya polutan yang dihasilkan oleh kendaraan. Sebaliknya, jika rasio kompresi mesin tinggi menggunakan BBM beroktan rendah, maka bensin dalam mesin akan terbakar secara premature. Dampaknya, selain tenaga yang dihasilkan tidak maksimal dan emisi gas buangnya tinggi, juga dapat merusak komponen utama mesin. Gejala yang sering dialami adalah munculnya bunyi “ngelitik” pada mesin atau dikenal dengan istilah Knocking.

[product product=”Kawasaki Ninja 250 – 2018″ images=”https://cdn.moladin.com/motor/kawasaki/Kawasaki_Ninja_250__2018_14191_67377_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/kawasaki/kawasaki-ninja-250-2018?utm_source=kawasaki_ninja_250_2018&utm_medium=blog_bahanbakarideal_button_biru&utm_campaign=utm_name%3Dkawasaki_ninja_250_2018″ price=”Rp. 2.609.000,-*” description=”*Angsuran mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

Baca juga  Mercedes-Benz Perluas Layanan Express Service, Cek Lokasinya

Nah, sudah pada ngerti kan pentingnya memilih BBM yang dianjurkan agar sesuai dengan kebutuhan mesin sang kuda besi. Kesimpulannya, kenali motor kalian dengan baik dan cukupi kebutuhannya, gak perlu lebay harus minum Pertamax Turbo padahal rasio kompresi cuma 9:1. Gak haram juga sih tetapi tujuan intinya adalah tentang efisiensi bahan bakar. Pilih BBM yang paling ideal dengan rasio kompresi agar menghasilkan performa dan penghematan terbaik.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika