Kelebihan dan kelemahan CVT mobil menarik untuk dibahas. Sebab, masih banyak pemilik mobil yang belum mengetahui perbedaan antara transmisi otomatis, manual, dan CVT.
Secara umum, Contiuously Variable Transmision (CVT) terdiri dari komponen puli dan sabuk (belt). Puli yang berputar ada yang terhubung dengan input shaft dari putaran mesin (drive pulley) satu lagi terhubung pada sistem penggerak mobil (driven pulley). Kedua puli ini, terikat dengan sabuk CVT.
Ketika mesin berputar, maka poros drive pulley akan terisi cairan hidraulis dan membuat puli bergerak sesuai dengan putaran mesin, baik menyempit maupun melebar, sehingga memberikan variasi rasio berbeda.
Begitu pula pada driven pulley, ubahan pulinya akan dikalkulasi oleh komputer yang mengatur melalui cairan hidraulis untuk mengubah rasio puli. Dari sinilah terjadi perpindahan percepatan bervariabel dan terus menerus (contiuously variable).
Menengok sejarahnya, teori dasar teknologi CVT sudah ditemukan oleh seniman Leonardo Da Vinci pada tahun 1490. Namun begitu, penggunaan CVT pada mobil terjadi 468 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1958.
Adalah DAF 600. Mobil bikinan Belanda sebagai pelopor CVT di dunia otomotif. DAF menyebutnya sebagai Variomaric.
DAF 600 adalah sebuah mobil keluarga berukuran mungil yang diproduksi oleh Van Doorne Automobiel Fabriek (DAF) dari tahun 1959 hingga 1963. Mobil ini pertama kali diperkenalkan di event Amsterdam Motor Show 1958. Satu tahun kemudian (1959) DAF 600 mulai diproduksi massal.
Teknologi CVT terus dikembangkan. Pada tahun 1985 perusahaan otomotif Belanda tersebut merilis teknologi CVT dengan menggunakan sabuk fleksibel dari bahan baja (Steel push belt).
Pengembangan tersebut masih berupa prototipe. Baru di tahun 1985 CVT dengan sabuk fleksibel berbahan baja resmi diproduksi untuk dijual massal. Adapun pembuatannya dilakukan di Van Doorne’s Transmissie (VDT) yang merupakan fasilitas khusus untuk memproduksi transmisi CVT di Belanda.
Oh ya, Fiat Uno, Ford Fiesta dan Subaru Justy merupakan mobil pertama yang mengadopsi sistem sabuk baja fleksibel pada transmisi CVT Van Doorne’s di tahun 1987.
Singkat cerita, transmisi CVT terus mengalami perkembangan sampai saat ini, dan hampir semua masing-masing merek mobil sudah membuat dan menggunakan transmisi CVT pada mobilnya.
Kembali ke pembahasan kelebihan dan kelemahan CVT mobil. mari kita simak ulasannya berikut ini.
Kelebihan Transmisi CVT Mobil
-
Ramah lingkungan
Power loss yang dimiliki oleh transmisi CVT tergolong kecil sehingga tidak membuang tenaga dan bahan bakar secara berlebih. Hal ini tentunya membuat mobil dengan transmisi CVT akan lebih menghemat bahan bakar sehingga ramah lingkungan.
-
Perpindahan gigi halus
Sudah bukan rahasia lagi jika transmisi CVT mampu melakukan perpindahan rasio kecepatan alias pindah gigi yang halus. Alhasil saat mobil dalam kecepatan tinggi, perpindahan gigimya tidak begitu terasa.
Berbeda halnya dengan transmisi otomatis konvensional. Saat melaju perpindahan gigi atau transmisinya terasa, bahkan terkadang ada yang hentakannya terasa sekali dari dalam kabin interior.
-
Tidak perlu rpm tinggi
Jika pada transmisi lain RPM harus selalu disesuaikan ketika berpindah gigi, hal tersebut tidak sepenuhnya berlaku untuk transmisi CVT. Sebab pengaturan CVT sudah diatur sedemikian rupa oleh sistem computer yang dirancang oleh pabrikannya.
“Kinerja transmisi CVT yang ada pada mobil sekarang umumnya sudah diatur oleh sistem Komputer. Sehingga selain perpindahan gigi lebih halus, konsumsi BBM juga lebih efisien dibandingkan transmisi matik konvensional,” tambah Zamroni.
-
Engine brake lebih besar
Yup, kelebihan selanjutnya dari sistem transmisi CVT adalah kemampuan engine brake yang lebih besar. Bukan tanpa alasan, sistem transmisi CVT yang sudah diatur oleh computer tentunya akan secara otomatis mengikuti kebutuhan mobil saat melewati jalan, seperti tanjakan atau turunan.
Kelemahan Transmisi CVT mobil
-
Hanya nyaman di jalanan perkotaan
Yup, sistem transmisi CVT umumnya memang dibuat untuk mobil perkotaan. Namun bukan berarti mobil dengan transmisi CVT tidak bisa melewati jalanan yang naik turun.
“Mobil dengan sistem transmisi CVT lebih enak diajak untuk jalanan perkotaan. Bisa diajak ke pegunungan yang jalanannya naik turun. Namun biasanya akan ngeden atau lemot saat melewati tanjakan ekstrim, apalagi jika muatan di dalam mobil penuh,” jelas Zamroni.
-
Torsi kurang optimal
Sudah bukan rahasia umum jika pemilik mobil dengan transmisi CVT banyak yang mengeluhkan torsinya kurang nendang.
“Tarikan awal lemot, itu yang banyak dikeluhkan pemilik mobil transmisi CVT. Namun untuk beberapa mobil tertentu yang sudah didukung fitur canggih lemotnya berkurang,” ujar Zamroni.
-
Perawatan mahal
Kekurangan yang dari sistem transmisi CVT selanjutnya adalah biaya perawatan yang lebih mahal dibandingkan transmisi matik konvensional. Sebab umumnya jika ada kerusakan maka harus diganti secara keseluruhan, alias tidak bisa hanya perbagian.
-
Tidak semua bengkel bisa memperbaiki
Kemudian, tidak semua bengkel mesin mobil bisa memperbaiki sistem transmisi CVT. Sebab memang diperlukan peralatan dan keahlian.
“Sistem transmisi CVT itu lebih komplek karena semuanya elektrik dengan komputer. Hal terebut yang menjadikan tidak semua bengkel mau menerima perbaikan transmisi CVT,” tutup Zamroni.
Moladiners, itulah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan CVT mobil. Simak terus Moladin.com untuk informasi otomotif menarik lainnya.