Industri otomotif nasional tengah menghadapi tantangan serius. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil sepanjang Januari hingga Oktober 2025 mengalami penurunan signifikan sebesar 10,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan drastis ini sontak memicu kekhawatiran dari para pelaku industri, bahkan dikhawatirkan dapat mengancam posisi Indonesia sebagai pemimpin pasar otomotif di Asia Tenggara, berpotensi disalip oleh negara tetangga, Malaysia.
🔑 Key Takeaways
Penjualan Anjlok & Ancaman Malaysia: Penjualan mobil Indonesia turun 10,6%, berpotensi menggeser posisi Indonesia sebagai pemimpin otomotif ASEAN.
Target Kritis 800 Ribu Unit: Industri harus mencapai minimal 800.000 unit penjualan agar ekosistem tidak pindah; Gaikindo akan revisi target.
Urgensi Insentif: Dukungan insentif pemerintah (seperti yang dilakukan Malaysia dan Vietnam) sangat dibutuhkan untuk menjaga daya saing dan kontribusi pajak daerah.
Gaikindo Siap Revisi Target Penjualan

Menanggapi anjloknya angka penjualan, Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, menyatakan bahwa asosiasi akan segera menggelar rapat khusus. Rapat ini bertujuan untuk mengoreksi target penjualan mobil nasional tahun 2025 yang telah ditetapkan sebelumnya.
“Rapat khusus untuk membahas perubahan target akan digelar pekan depan atau setelah pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW 2025) berakhir. Nantinya, kami akan meminta masukan-masukan dari seluruh anggota,” tegas Jongkie.
Peringatan Keras dari Toyota: Jaga Reputasi Nomor 1 ASEAN
Kekhawatiran mendalam juga disampaikan oleh Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam. Ia menekankan bahwa industri otomotif Indonesia harus mempertahankan penjualan minimal 800 ribu unit tahun ini.
Menurut Bob Azam, kegagalan mencapai angka tersebut akan sangat berbahaya bagi reputasi dan ekosistem industri.
“Kalau kurang dari 800 [ribu] bahaya itu. Kalau nomor 1 di Asia Tenggara itu nggak di Indonesia lagi, nanti ekosistemnya khawatirnya pindah. Jadi penting sekali kita mempertahankan reputasi kita sebagai nomor 1 di ASEAN,” ujar Bob Azam.
Insentif Pemerintah Malaysia Jadi Kunci

Bob Azam menilai, salah satu faktor yang membuat Malaysia mampu mempertahankan volume penjualannya adalah berkat dukungan insentif dari pemerintah. Malaysia bahkan telah memberikan insentif untuk industri otomotif sejak pandemi COVID-19, dan saat ini memberikan insentif khusus bagi pembeli mobil pertama.
Indonesia, menurut Bob, perlu belajar dari langkah aktif negara-negara tetangga.
“Negara lain tuh macam-macam. Seperti Vietnam dia menurunkan PPN dari 10 persen jadi 8 persen. Nah Malaysia juga dia kasih insentif untuk otomotifnya sejak Covid,” jelas Bob.
Dampak Multiplier Effect ke Ekonomi Daerah
Bob Azam mengingatkan bahwa industri otomotif memiliki multiplier effect yang sangat besar terhadap perekonomian negara, termasuk kepada pendapatan daerah. Penjualan kendaraan bermotor sangat memengaruhi pemasukan pajak daerah.
“Kalau jualan mobilnya turun, ya pendapatan daerah juga turun. Apalagi tahun depan dana transfer daerah dipotong. Ini harus dipikirin betul-betul ya. Jangan sampai daerah nanti nggak punya duit,” tutupnya, menegaskan pentingnya mempertahankan kinerja sektor ini demi stabilitas ekonomi lokal.
FAQ Seputar Penjualan Mobil di Indonesia
1. Berapa komisi untuk penjualan mobil?
Komisi jual beli mobil, terutama bekas, umumnya berkisar 3% atau lebih jika melibatkan makelar aktif yang mengurus penjualan, komisi dari pembeli, inspeksi, hingga proses akhir.
2. Mobil apa yang paling laris?
Toyota Kijang Innova membukukan penjualan tertinggi di Indonesia, contohnya pada Agustus 2023 dengan mencapai 7.463 unit, menunjukkan pertumbuhan signifikan.
3. Mobil sejuta umat mobil apa?
Istilah “mobil sejuta umat” paling sering disematkan pada Toyota Avanza karena popularitasnya yang luar biasa, harga terjangkau, dan kepraktisan untuk keluarga. Julukan ini juga berlaku untuk Daihatsu Xenia, Sigra, dan Calya.
Moladiners, penurunan penjualan ini adalah alarm keras bagi industri otomotif nasional yang terancam disalip Malaysia, mengingat pentingnya sektor ini bagi lapangan kerja dan pendapatan daerah.
Sinergi antara Gaikindo, pelaku industri, dan pemerintah melalui kebijakan insentif konkret sangat krusial untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai pemimpin ASEAN.
Untuk terus mengikuti perkembangan terbaru, analisis pasar, dan ulasan kendaraan yang mendalam di tengah tantangan ini, pastikan kamu selalu mengikuti berita otomotif terpercaya hanya di Moladin!