Oli merupakan komponen vital dalam kendaraan. Namun, tidak semua oli memiliki fungsi yang sama, seperti oli mesin dan oli transmisi.
Perbedaan oli mesin dan oli transmisi sering kali luput dari perhatian banyak pemilik kendaraan, padahal keduanya memiliki peran, komposisi, dan tampilan yang berbeda.
Salah dalam penggunaan oli dapat menyebabkan kerusakan serius pada mesin atau sistem transmisi. Di bawah ini, kami akan mengajak kamu untuk mengetahui apa saja perbedaan oli mesin dan oli transmisi, mulai dari fungsi, kandungan, hingga jangka waktu penggantian.
Perbedaan Oli Mesin dan Oli Transmisi
Secara umum, oli mesin dan oli transmisi berbeda dari fungsi dan kandungannya. Untuk lebih jelasnya, ini dia 4 (empat) perbedaan antara oli mesin dan oli transmisi yang perlu kamu ketahui:
1. Fungsi
Ini adalah perbedaan oli mesin dan oli transmisi yang paling mendasar. Oli mesin berfungsi untuk melumasi komponen mesin agar mengurangi gesekan antara bagian-bagian yang bergerak seperti piston dan silinder.
Selain itu, oli mesin juga berfungsi sebagai pendingin dengan menyerap panas berlebih dari mesin yang bekerja pada suhu tinggi.
Fungsi lain dari oli mesin adalah untuk membersihkan kotoran dan endapan logam yang terbentuk selama proses pembakaran, lalu membawanya ke filter oli untuk proses penyaringan.
Sementara itu, oli transmisi diformulasikan khusus untuk sistem transmisi, baik manual maupun otomatis. Perbedaan oli mesin dan oli transmisi dalam hal fungsi dapat dilihat dari perannya secara lebih spesifik.
Fungsi utama oli transmisi adalah untuk melumasi gigi-gigi transmisi supaya perpindahan gigi dapat berjalan dengan halus tanpa gesekan berlebihan yang dapat menyebabkan keausan.
Pada transmisi otomatis, oli transmisi memiliki peran ekstra, yakni sebagai media hidrolik yang membantu menggerakkan kopling dan torque converter sehingga perpindahan gigi terjadi secara otomatis.
Lebih lanjut lagi, oli transmisi juga berperan dalam menjaga stabilitas suhu transmisi meskipun bekerja di bawah beban berat, sehingga mencegah terjadinya overheating.
Oleh karena perbedaan fungsinya inilah, oli mesin tidak bisa digunakan sebagai oli transmisi, pun sebaliknya. Penggunaan yang tidak sesuai dapat menyebabkan kerusakan serius pada komponen kendaraan.
2. Kandungan
Komposisi oli mesin dirancang khusus untuk menahan tekanan tinggi dan suhu ekstrem di ruang mesin. Kandungan utamanya terdiri dari base oil yang bisa berupa mineral, sintetik, atau semi-sintetik sebagai bahan dasar pelumas.
Oli mesin juga mengandung berbagai zat additive seperti detergen yang berfungsi membersihkan mesin dari kotoran dan kerak, serta dispersan yang mencegah pengendapan partikel kotoran.
Di sisi lain, oli transmisi memiliki formulasi yang berbeda karena diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan sistem transmisi.
Kandungan utamanya memang tetap berupa base oil, namun pada transmisi manual terdapat additive khusus yang dirancang untuk melumasi gigi transmisi dan komponen lain seperti synchronizer pada.
Kemudian pada transmisi otomatis, oli transmisi mengandung friction modifier yang membantu mengatur gesekan antara plat kopling agar memuluskan perpindahan gigi.
Perbedaan oli mesin dan oli transmisi dalam hal kandungan sangat jelas, yakni oli mesin lebih fokus pada perlindungan mesin dari panas dan gesekan, sedangkan oli transmisi diformulasikan untuk kinerja gigi transmisi dan sistem hidrolik.
3. Tingkat Kekentalan
Tingkat kekentalan atau viskositas merupakan salah satu aspek penting dalam perbedaan oli mesin dan oli transmisi yang perlu kamu ketahui.
Oli mesin memiliki variasi viskositas yang lebih luas, biasanya ditandai dengan kode seperti 5W-30 atau 10W-40. Angka pertama (diikuti huruf W) menunjukkan kekentalan oli dalam suhu dingin, sedangkan angka kedua menunjukkan kekentalan pada suhu operasional.
Oli mesin harus memiliki kemampuan untuk tetap mengalir dengan baik saat mesin dalam keadaan dingin, sekaligus memberikan lapisan pelindung yang cukup ketika mesin dalam keadaan panas panas.
Itulah mengapa oli mesin modern menggunakan formula multi-grade yang bisa menyesuaikan kekentalannya berdasarkan suhu.
Sementara untuk oli transmisi umumnya memiliki tingkat kekentalan yang lebih stabil karena sistem transmisi bekerja pada suhu yang relatif lebih konsisten dibandingkan mesin.
Kode viskositas oli transmisi sering ditulis sebagai ATF (Automatic Transmission Fluid) atau MTF (Manual Transmission Fluid) dengan grade seperti ATF+4 atau 75W-90.
Oli transmisi manual cenderung lebih kental karena harus melumasi gigi-gigi yang mengalami tekanan tinggi. Sedangkan oli transmisi otomatis atau matic memiliki kekentalan yang lebih rendah karena harus berfungsi sebagai fluida hidrolik yang mudah mengalir.
Perbedaan oli mesin dan oli transmisi dalam hal viskositas sangat terlihat bahwa oli mesin dirancang untuk menahan kondisi ekstrem ruang bakar, sedangkan oli transmisi diformulasikan untuk performa gigi dan sistem hidrolik yang presisi.
4. Durasi Waktu Penggantian
Terakhir, hal yang membedakan antara oli mesin dan oli transmisi adalah interval penggantiannya. Umumnya, oli mesin perlu diganti lebih sering, biasanya setiap 5.000 hingga 10.000 km tergantung jenis oli dan rekomendasi pabrikan.
Sedangkan oli transmisi biasanya memiliki interval penggantian yang lebih panjang. Untuk transmisi manual, penggantiannya bisa dilakukan setiap 40.000 hingga 60.000 km, sedangkan transmisi otomatis biasanya antara 60.000 hingga 100.000 km.
Namun, beberapa kondisi seperti berkendara di medan curam, sering macet, atau perjalanan jauh dapat memperpendek umur oli transmisi. Maka dari itu, penting untuk memeriksa kondisi oli transmisi secara berkala dan menggantinya jika sudah terlihat keruh atau berbau terbakar.
Perbedaan oli mesin dan oli transmisi dalam hal durasi penggantian menunjukkan bahwa oli transmisi lebih tahan lama karena tidak terpapar panas sebesar oli mesin. Namun, keduanya tetap memerlukan perawatan rutin untuk menjaga performa kendaraan.
Bahaya Jika Oli Mesin Tertukar dengan Oli Transmisi
Menggunakan oli mesin sebagai pengganti oli transmisi, atau sebaliknya, dapat menimbulkan kerusakan serius pada kendaraan.
Oli mesin tidak dirancang untuk menahan tekanan tinggi pada sistem transmisi, sehingga jika digunakan pada transmisi, lapisan pelumasnya akan cepat rusak dan menyebabkan gesekan berlebih antar komponen gigi.
Akibatnya pada kendaraan manual, synchronizer pada transmisi bisa aus lebih cepat, sementara pada kendaraan matic, kopling dan torque converter tidak akan bekerja optimal karena kekurangan sifat hidrolik yang dimiliki oli transmisi khusus.
Dalam jangka panjang, hal ini berpotensi menyebabkan transmisi slip, sulit berpindah gigi, hingga kerusakan permanen yang memerlukan perbaikan mahal.
Sebaliknya, jika oli transmisi digunakan pada mesin, dampaknya juga tidak kalah berbahaya. Oli transmisi tidak memiliki additive detergen dan dispersan yang cukup untuk membersihkan kotoran hasil pembakaran di ruang mesin.
Selain itu, ketahanan panas oli transmisi cenderung lebih rendah dibanding oli mesin, sehingga mudah menguap ketika terpapar suhu panas di ruang bakar. Ini tentu akan mempercepat terjadinya sludge (kerak oli) yang menyumbat saluran oli dan mengurangi efektivitas pelumasan.
Akibatnya, komponen mesin seperti piston, ring, dan bearing akan mengalami keausan prematur sehingga berisiko menyebabkan mesin overheat, knocking, bahkan macet total jika terus dipaksakan.
Nah, itu dia 4 (empat) perbedaan oli mesin dan oli transmisi. Jangan sampai tertukar karena hal itu dapat merusak komponen mesin kendaraan kamu!
Ikuti terus Moladin untuk mendapatkan info terbaru seputar otomotif dan harga promo mengenai mobil-mobil baru!