Beberapa hari lalu telah terjadi musibah kecelakaan di tol Cipularang mengakibatkan 17 kendaraan rusak, tepatnya di kilometer 92 arah Jakarta. Kecelakaan tersebut bukanlah pertama kalinya. Sebelumnya juga pernah terjadi hal serupa di tol Cipularang, hingga memakan korban jiwa.
Pertanyaannya kenapa sering terjadi kecelakaan di sana? Dalam hal ini, Jusri Pulubuhu yang merupakan salah satu praktisi Saftey Driving memprediksi penyebab kecelakaan di tol Cipularang.
Sebagai informasi, tol Cipularang kilometer 90 sampai 100 tersebut banyak kontur jalan yang menurun. Di lain sisi, masih banyak pengemudi mobil yang belum menerapkan safety driving saat berkendara, salah satu contohnya jaga jarak antar kendaraan.
Jusri Pulubuhu selaku Praktisi Road Safety & Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) menjelaskan penyebab kecelakaan di tol cipularang dari sisi safety driving.
“Jalan tol Cipularang terutama di ruas Km 90-100 arah Jakarta sering terjadi kecelakaan karena topografi atau kontur jalannya yang kebanyakan turunan. Sehingga membuat beban kerja rem itu akan lebih berat daripada kondisi-kondisi permukaan datar. Lebih-lebih kalau kendaraan tersebut adalah angkutan barang ataupun angkutan penumpang. Artinya semakin berat bobot kendaraan, semakin berat beban kerja rem dan kinerjanya tentu tidak optimal,” ungkap Jusri saat kami hubungi lewat sambungan telefon (28/6/2022).
Jusri juga menjelaskan bahwa selain beban rem yang berat, pengemudi juga harus bisa mengantisipasi dari mulai jaga jarak dan mengurangi kecepatan. Sederhananya, jangan terlalu mepet ke kendaraan di depan.
“Idealnya menjaga jarak antar kendaraan di jalanan yang datar itu 3 detik untuk kendaraan kecil dan jalanan datar. Namun jika kontur jalan menurun atau hujan ya idealnya 5 detik. Dalam teori safety driving, 1 detik itu sama dengan kecepatan 50 km/jam. Jadi jika kendaraan dalam kecepatan 80 km/jam ya hitung saja jarak yang idealnya. Jadi penyebab kecelakaan beruntun kemarin di km 92 tol Cipularang bisa jadi karena faktor kinerja rem yang kurang optimal ditambah jarak antar kendaraan yang kurang sesuai. Nanti kita tunggu saja hasil investigasi dari pihak Kepolisian, ” imbuh Jusri.
Tips Menghindari Kecelakaan Beruntun di Tol
Selain menjelaskan prediksi penyebab kecelakaan beruntun di km 92 tol Cipularang, Jusri Pulubuhu juga menjelaskan tips menghindari kejadian serupa. Ini penting untuk diketahui untuk para pengendara mobil.
“Mengemudi di jalan tol itu selain kondisi kendaraan yang sehat, behaviour dan pengetahuan pengemudi tentang safety driving juga harus dikuasai oleh pengemudi. Bukan hanya teorinya saja, namun prakteknya juga harus menguasai. Hal tersebut bisa didapatkan dari kebiasaan dan Latihan,” terang Jusri.
Menurut Jusri, jika dihadapkan dalam kondisi melihat kecelakaan di depan mata saat di jalan tol, ada beberapa pilihan untuk mengindarinya. Mulai dari injak rem hingga injak gas, kemudian pindah jalur.
“Jika dikondisikan di depan mobil kita ada tabrakan maka Langkah atau reflek pertama yang kita ambil adalah dengan melihat kaca spion. Kita lihat apakah kendaraan di belakang dan jalur lain jaraknya aman atau tidak jika dilakukan pengereman. Jika aman, mobil bisa kita rem dengan teratur dan langsung pindah jalur. Langkah kedua adalah jika tidak memungkinkan untuk mengerem maka bisa dengan menambah kecepatan untuk berpindah jalur menghindari kecelakaan di depan,” tutup Jusri.
Intinya setelah mengetahui ada kecelakaan di jalan tol, kita sebaiknya menghindar dengan pindah jalur dan terus melaju. Atau kalau mau berhenti untuk membantu atau menelepon petugas, gunakan bahu jalan. Jangan justru kamu berhenti di tengah tol, karena itu bisa mengakibatkan tabrakan beruntun.
Moladiners, itulah ulasan mengenai penyebab kecelakaan di tol Cipularang dan tips menghindari kecelakaan beruntun. Simak terus Moladin.com untuk informasi otomotif menarik lainnya.