SPBU Pertamina Banyak Dijual, Akibat Mobil Listrik?

by Firdaus Ali
SPBU Pertamina banyak dijual

Di beberapa e-commerce, terpantau SPBU Pertamina banyak dijual. Apakah ini imbas harga BBM tidak stabil dan populasi mobil listrik semakin banyak?

Hasil pantauan kami, di beberapa situs jual beli properti online SPBU Pertamina yang dijual kebanyakan berlokasi di kota-kota besar. Ada yang di daerah Cilandak – Jakarta Selatan, daerah Ciputat – Tangerang Selatan dan ada pula di daerah Pasar Rebo – Jakarta Timur.

Pemilik SPBU Pertamina tersebut pun menjualnya dengan harga beragam, mulai dari Rp 27 miliar, Rp 35 miliar, hingga ada yang mencapai Rp 250 miliar. Ironisnya, pom bensin yang dijual juga masih dalam keadaan aktif menjual BBM.

Untuk menelusuri fenomena ini, kami menghubungi salah satu pemilik pom bensin atau SPBU Pertamina untuk menanyakan alasannya. “Fenomena beberapa pengusaha jual pom bensin, ya kemungkinan karena faktor biaya operasional tinggi, khususnya di kota-kota besar yang UMR nya tinggi, apalagi yang buka 24 jam,” kata S. Utama, selaku pemilik salah satu SPBU Pertamina, Kamis (5/1/2023).

Baca juga  Harga BBM Naik, 30 SPBU BP-AKR Resmi Beroprasi di Indonesia

Tama juga berpendapat, semenjak harga BBM mengalami kenaikan, penjualan juga ikut turun. Hal inilah yang membuat pendapatan SPBU Pertamina miliknya berkurang.

“Semenjak harga BBM non subsidi mengalami kenaikan, penjualan ikut turun. Contohnya (pembelian) BBM Pertamax turun 30% sampai 40%,” imbuh Tama.

Adapun menurut Tama, alasan lain banyak pengusaha jual pom bensin di kota besar seperti Jakarta dan Bandung, karena populasi kendaraan listrik semakin banyak. Jadi penjualan bensin di SPBU pun semakin menurun.

Tama pun mengaku tertarik berpindah usaha dari SPBU ke SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). Menurutnya, jika perhitungan masuk, kemungkinan akan ke arah sana. “Lebih bagus lagi, jika Charging Station dibolehkan menggunakan panel surya,” jelasnya.

Modal Buka SPKLU Lebih Kecil Dibanding SPBU Pertamina

SPBU Pertamina banyak dijual

Salah satu SPBU Pertamina

Pengusaha pom bensin atau SPBU Pertamina tentu bukan sembarang pengusaha, karena untuk membuka sebuah SPBU dibutuhkan modal yang besar dan syarat yang tidak mudah. Begitu halnya ketika mereka ingin banting setir jadi pengusaha SPKLU PLN, pasti butuh uang yang tidak sedikit. Berapa sih modalnya buka SPBU dan SPKLU?

Baca juga  Hadapi Virus Corona, Begini Langkah Pertamina di SPBU

Dilansir dari situs kemitraan Pertamina, PT Pertamina (Persero) menyediakan dua bentuk kerja sama untuk membuka SPBU, yaitu CODO (Company Owned Dealer Operated) dan DODO (Dealer Owned Dealer Operated).

SPBU CODO Pertamina merupakan SPBU sebagai bentuk kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan pihak-pihak tertentu. Di antaranya yaitu kerja sama pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk dibangun SPBU Pertamina. Sementara itu, SPBU DODO merupakan SPBU bentuk kerja sama di mana lokasi dan investasi dilakukan seluruhnya oleh individu calon mitra.

Untuk besaran modal untuk membuka SPBU Pertamina, setidaknya menyiapkan uang Rp 500 juta ditambah lahan seluas minimal 1.500 m2 dengan lebar depan 30 meter. Biaya tersebut diluar dari pembangunan infrastruktur SPBU yang tentunya memakan biaya tidak sedikit. Dan untuk syarat detail lain, bisa mengunjungi laman resmi Pertamina.

Biaya untuk Buka SPKLU untuk Cas Baterai Mobil dan Motor Listrik

Syarat membuka franchise SPKLU PLN

SPKLU pilihan menarik untuk pengusaha, selain SPBU

Khusus untuk buka SPKLU PLN, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi. Mulai dari minimal punya lahan 6×7 meter persegi di lokasi yang strategis, hingga modal usaha Rp 342 juta.

Baca juga  Canggih, Pertamina Pantau Kesehatan Pekerja Via Aplikasi

Dengan kata lain, biaya yang perlu dikeluarkan untuk membuka franchise SPKLU tidaklah sebesar SPBU. Harusnya ini jadi peluang untuk para pengusaha di masa depan, terlebih kalau kendaraan elektrifkiasi sudah menjamur. Saat ini, mobil dan motor listrik sendiri masih beberapa saja yang terlihat di jalanan.

Penyebabnya, harga jual mobil listrik yang masih mahal. Paling murah Rp 300 jutaan. Sementara untuk motor listrik, belum ada merek besar yang memasarkannya secara massal di Indonesia. Kebanyakan motor listrik justru hadir dari merek-merek baru.

Mungkin 5-10 tahun ke depan, akan lebih banyak lagi kendaraan elektrifikasi di pasaran. Terutama setelah harga mobil listrik lebih terjangakau. Begitu juga dengan merek-merek besar tertarik bermain di motor listrik.

Moladiners, itulah ulasan mengenai fenomena SPBU Pertamina banyak dijual. Simak terus Moladin.com untuk informasi otomotif menarik lainnya.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika