Tren Otomotif

Alasan Konsorsium Korea Selatan Batalkan Proyek Baterai EV Senilai Rp 129 Triliun di Indonesia, Hyundai ikut Terpuruk?

  • 109 Views
Konsorsium Korea Selatan Batalkan Proyek Baterai EV
Konsorsium Korea Selatan Batalkan Proyek Baterai EV

Daftar Isi

Antusias otomotif Tanah Air dikejutkan langkah Konsorsium Korea Selatan yang membatalkan proyek baterai EV senilai Rp 129 Triliun di Indonesia. Lantas apa saja alasan dan dampaknya bagi industry otomotif Indonesia?

Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG telah memutuskan untuk menarik diri dari proyek senilai $7,7 miliar atau setara Rp 129 Triliun. Proyek ini disinyalir mencakup keseluruhan pembangunan rantai pasokan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

Konsorsium tersebut, yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International, dan mitra lainnya, telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan perusahaan milik negara untuk membangun “rantai nilai menyeluruh” untuk baterai EV.

Inisiatif tersebut bertujuan untuk mencakup seluruh proses produksi. Mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor baterai, bahan katoda, dan pembuatan sel baterai.

Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, bahan baku penting untuk baterai EV. Hal ini menempatkan Indonesia menjadi pemain kunci dalam rantai pasokan EV global.

Sumber industri menjelaskan bahwa keputusan konsorsium untuk menarik diri mengikuti konsultasi dengan pemerintah Indonesia. Alasan utama tampaknya adalah pergeseran di pasar EV global, khususnya perlambatan permintaan, yang sering disebut sebagai “jurang EV,”.

Jurang EV yang dimaksud adalah status yang tidak stabil dalam pertumbuhan adopsi kendaraan listrik dan permintaan untuk komponen terkait.

“Mengingat kondisi pasar dan lingkungan investasi saat ini, kami telah memutuskan untuk menarik diri dari proyek tersebut,” kata seorang pejabat dari LG Energy Solution.

Dampak Pembatalan Investasi

Pabrik sel baterai Hyundai hadir di Indonesia
Pabrik sel baterai Hyundai hadir di Indonesia di resmikan oleh Presiden Joko Widodo

Di atas kertas, pembatalan investasi ini akan berdampak pada keuntungan ekonomis yang bisa dikeruk pemerintah dari sektor otomotif. Meski begitu, pembatalan ini untungnya tidak berdampak pada kelangsungan pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power.

Dari sumber terkait, konsorsium (Korea Selatan) akan melanjutkan Sebagian operasi bisnisnya yang ada di Indonesia. Termasuk pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power, yang merupakan usaha patungan dengan Hyundai Motor Group.

Seperti kita tahu PT HLI Green Power yang berlokasi di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat baru saja berdiri pada 3 Juli 2024. Pabrik investasi dari Korea Selatan ini, diklaim sebagai sel baterai pertama dan terbesar di Asia Tenggara dengan nilai investasi US$3,1 miliar atau Rp 45,88 Triliun, yang terintegrasi dengan proyek Grand Package hulu-hilir baterai.

Hyundai Motor Group berdedikasi untuk mencapai potensi penuh dari rantai produksi EV dan akan memanfaatkan sel baterai yang diproduksi secara lokal oleh PT HLI Green Power. Sel baterai ini akan dirakit menjadi battery pack oleh PT Hyundai Energy Indonesia dan nantinya dimuat dalam kendaraan Hyundai Kona Electric buatan Indonesia.

Pabrik ini akan memproduksi hingga 50.000 Battery System Assemblies (BSA) untuk BEV setiap tahunnya.

Kedua pabrik tersebut akan melengkapi PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) yang telah memproduksi IONIQ 5, EV pertama produksi lokal di Indonesia. Fasilitas ini akan meningkatkan kapasitas produksi EV menjadi 70.000 unit pada tahun ini dengan total kapasitas produksi  150.000 unit per tahun.

Pabrik sel baterai Hyundai hadir di Indonesia
Pabrik sel baterai Hyundai hadir di Indonesia

Keputusan untuk menarik diri dari proyek besar ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh sektor EV, yang bergulat dengan permintaan yang berfluktuasi, dinamika pasar yang berubah, dan kompleksitas rantai pasokan global.

Meskipun demikian, perusahaan-perusahaan Korea Selatan, termasuk LG, tetap berinvestasi besar-besaran pada masa depan baterai EV dan solusi energi berkelanjutan, dengan fokus yang kuat untuk mempertahankan kehadiran mereka di pasar Indonesia.

Kami sendiri sudah berupaya mengorek keterangan terkait dampak pembatalan proyek ini terhadap Hyundai. Namun hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan apapun yang disampaikan.

Simak terus Moladin.com & channel Google News Moladin untuk informasi otomotif menarik lainnya.

Artikel Tren Otomotif
Rekomendasi Untuk Kamu

Lihat Artikel Terkait

Terpopuler di
Tren Otomotif