Spark plug atau busi motor memang menjadi salah satu komponen motor yang terlihat sepele. Namun, tanpa kehadiran komponen berukuran kecil ini, motor tidak akan bisa dinyalakan. Keberadaannya berfungsi sebagai pemercik api dan menjadikannya sebagai inisiator sehingga terdapat aktivitas pembakaran di ruang mesin motor.
Hal karena busi memiliki peran yang penting atau bisa dibilang sentral, Moladiners tidak bisa sembarangan dalam memilih jenis busi untuk penggunaan sehari-hari.
Pemilihannya harus dilakukan secara cermat sehingga sesuai dengan karakter motor. Ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan ketika ingin membeli busi baru, yaitu:
Ukuran Busi
Faktor pertama yang perlu moladiners perhatikan terkait pemilihan busi adalah dengan mencermati ukurannya. Pastikan bahwa ukuran diameter ulir, jangkauan insulator, serta panjang ulir cocok dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh motor.
Ketika moladiners memilih busi dengan ukuran diameter dan panjang ulir yang lebih kecil, berpotensi menimbulkan overheat. Pada situasi seperti ini, tak menutup kemungkinan bakal terjadi endapan karbon di ruang mesin dan menganggu proses pembakaran. Hal ini juga berpotensi merusak piston.
Heat range busi
Dalam memilih busi, moladiners juga perlu tahu faktor yang disebut dengan heat range. Moladiners bisa menemukan heat range pada kode yang tertulis pada busi. Berkaitan dengan heat range, ada dua jenis busi yang bisa ditemukan di pasaran, yakni busi panas dan busi dingin.
Busi panas merupakan jenis busi yang didesain untuk motor standar. Busi panas punya karakteristik insulator berbentuk lebih panjang dan punya kemampuan menyimpan panas lebih lama. Ketika ditempatkan pada ruang bakar dengan temperatur lebih dari 850 derajat Celcius, berakibat terjadinya pre-ignition atau pengapian yang terjadi tanpa didahului percikan bunga api dari busi.
Busi dingin memiliki kemampuan mudah melepas panas dan didesain untuk pemakaian motor balap. Busi ini tidak mampu bekerja dengan baik kalau digunakan pada ruang bakar mesin dengan suhu rendah, kurang dari 400 derajat Celcius. Dampaknya, bisa menimbulkan carbon fouling atau bahan bakar yang tidak terbakar secara sempurna.
Pre-ignition serta carbon fouling merupakan fenomena yang harus moladiners hindari agar mesin tetap awet. Fenomena pre-ignition bisa menimbulkan komponen mesin jadi cepat aus. Sementara itu, carbon fouling menimbulkan terjadinya penumpukan karbon di dalam mesin yang kemudian bisa berakibat knocking.
Keaslian Busi
Faktor yang tak kalah penting dalam pemilihan busi motor adalah dengan memperhatikan keasliannya. Moladiners dapat melakukan pengecekan busi dengan cukup mudah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, termasuk di antaranya adalah:
- Busi asli selalu disertai dengan kode nomor produksi. Kode ini tidak akan bisa dijumpai pada busi palsu.
- Gasket atau ring pada busi asli tidak akan mudah dilepas. Lain halnya busi palsu yang memiliki gasket longgar.
- Bagian metal shell pada busi asli akan terlihat memiliki permukaan mengkilap, karena dilapisi Cr3. Namun, pada busi palsu, metal shell akan terlihat berwarna buram dan mudah korosi.
- Faktor kerapian juga bisa menjadi pembeda. Busi asli terlihat memiliki ulir terminal nut serta konstruksi ujung elektroda yang lebih rapi dibandingkan busi palsu.
Daftar Kode Busi Motor Standar Asli Pabrikan
Dengan melihat pertimbangan di atas, moladiners jadi lebih tahu cara tepat untuk memilih busi motor. Apalagi, setiap kendaraan memiliki kode busi motor yang berbeda satu sama lain. Terkadang, ada motor dari dua pabrikan yang berbeda tapi punya kode busi sama. Namun, ada pula motor dengan kapasitas mesin yang sama tetapi menggunakan kode busi berbeda.
Untuk bisa membantu moladiners dalam menentukan jenis busi yang tepat, berikut ini daftar kode busi motor standar yang asli dari pabrikan:
Honda Beat FI, Vario FI, Verza : CPRE9EA-9
Honda Scoopy, Beat New Megapro, Spacy, dan CB150 : U24EPR9
PCX 150 : U22EFR9
Vario FI, Beat FI, Verza : U27EPR-9
Honda Grand, Revo, dan Supra Fit : C7HSA
Honda GL Max, Tiger, dan Megapro : X24EPU9
Honda Grand Impresa, Win : U20FSU
Honda Sonic 125, CBR 150, dan CS-1 : U24ESR-N
Honda GL Max, Megapro, dan Tiger : DP8EA-9
Honda Blade, Revo 110 : CPR6EA-9S
Honda CBR 250 : SIMR8A9
Honda PCX 150 : CPR7EA-9
Supra X-125 : U20FSU
RX-Z, RZ-R : W24ESU
Vega-ZR : U22FSU
RXS : W23FPUSfaer
Soul GT, X-Ride : U20FSR-U
Yamaha Vixion : U24ESR-N
Yamaha Scorpio : X24ES-U
Yamaha RX-King : W24FPRU10
Yamaha Jupiter MX 135 : Denso (1S71)
NGK
FIZR : BP7HS-10
RX-King : BP8HS10
RXS, YT 115 : BP8HS
Scorpio-Z : G8ES
Mio Soul, Fino : C7HSA
Scorpio : DP8EA9
Vixion : R.CR8E
Mio J, Soul GT, X-Ride : CR6HSA5B61
Thunder 250 : D8EA
Inazuma 250 : U22ESR-N
RC 100, Tornado : BP8HS
Smash, Hayate, Shogun Fl, FD, 110 : C6HSA
Thunder 125 : CR8E
Nex, Nex Fi : CPR6EA-9
Satria 150, Thunder 125 : U24ESR
KSR 110 : CR6HSA (NGK)
Blitz : C6H6A (NGK)
Ninja M : B9ES (NGK)
Ninja 250R : CR8E (NGK)
KX 250 : CPR8EB 9 (NGK)
KX 250 : CPR9EB 9 (NGK)
Z800 ABS : CR9EK (NGK)
Pulsar 200 NS : RG6CH
Ninja RR : B9ECS (NGK)
Baca Juga :
- Pakai Busi Racing untuk Penggunaan Harian, Aman Gak?
- Jangan Salah Pilih Busi, Pastikan Sesuai dengan Jenis Motor Anda!
- Harga Busi Motor Terbaru September 2019, Yuk Cek!
- Penasaran dengan Fungsi Busi Motor? Ternyata Begini Lho
- Rutin Cek Kondisi Busi, Ketahui Juga Cara Menganalisanya