Di Indonesia Masih Banyak PR, BYD Geser SAIC Jadi Grup Otomotif Terbesar di Cina

by Tigor Sihombing
BYD Song dominasi Penjualan PHEV di Cina

Penetrasi BYD sejak awal tahun 2024 saat memutuskan untuk merapat ke Indonesia tidak serta-merta berjalan mulus. Meski demikian di negara asalnya Cina, BYD berhasil menjadi merek mobil terlaris di negeri Tirai Bambu bahkan sejak tahun 2023 lalu.

Pencapaian yang menjadi tonggak sejarah bagi merek lokal Cina tersebut, dimana BYD mengklaim sudah melangkah lebih jauh dengan menggantikan SAIC sebagai grup otomotif terbesar di Cina.

Pada bulan September, BYD secara resmi menduduki posisi puncak, menyalip SAIC yang selama bertahun-tahun dominan di industri otomotif Cina. SAIC selama ini mempertahankan posisinya di puncak berkat kemitraan joint venture dengan Volkswagen, General Motors, dan SAIC-GM-Wuling.

Penjualan dari merek-merek milik SAIC sendiri sebenarnya hanya memberikan kontribusi kecil terhadap total penjualan. Di sisi lain, BYD mengandalkan merek tunggal yakni BYD sendiri ditambah merek lain di bawah grupnya seperti Denza, Fang Cheng Bao, dan Yangwang.

Pada bulan September, penjualan BYD Group mencapai 419.426 unit, naik 45,32% dibandingkan tahun lalu. Jadi secara kumulatif, penjualan BYD dari Januari hingga September tercatat sebanyak 2.747.875 unit, naik 32,13% dari tahun sebelumnya.

Baca juga  Spesifikasi dan Harga GWM Tank 300 HEV di Indonesia, Pesaing Santa Fe Hybrid

Mengutip Carnewschina pada 28 Oktober 2024 terjadi penurunan penjualan pada SAIC group yang tidak hanya disebabkan oleh penurunan tajam pada penjualan dari joint venture dengan General Motors. Joint venture SAIC dengan Volkswagen dan Wuling masih menunjukkan performa stabil, tetapi tak cukup mengimbangi penurunan lainnya.

Selisis Tipis dengan BYD

Pabrik kolaborasi SAIC-GM di Cina
Pabrik kolaborasi SAIC-GM di Cina

Masalah SAIC terus berlanjut hingga September, dengan penjualan turun 35,03% secara tahunan menjadi 313.260 unit.

Secara kumulatif, penjualan dari Januari hingga September tercatat 2.649.333 unit, turun 21,5% dari tahun sebelumnya. Dan jika melihat angka produksi, BYD tetap unggul atas SAIC.

Saat ini, BYD hanya selisih tipis dari SAIC, namun diperkirakan keunggulan ini akan semakin signifikan menjelang akhir tahun.

Penjualan kendaraan energi baru (NEV) di China biasanya meningkat pada paruh kedua tahun, yang sejalan dengan keunggulan BYD di sektor ini.

Sebaliknya, SAIC mengalami tantangan besar di pasar NEV sepanjang 2024, sehingga memudahkan BYD untuk mempertahankan posisi teratas. Demikian ulasan terkait BYD yang kini geser SAIC sebagai brand mobil terlaris di Cina.

Baca juga  Kait Bonnet Bermasalah, Tesla Recall 1,8 Juta Unit Kendaraan

Pekerjaan Rumah (PR) BYD di Indonesia

Kasus Shockbreaker BYD M6 Bermasalah
Kasus Shockbreaker BYD M6 Bermasalah

Seperti sudah disinggung diawal, BYD yang terhitung sebagai kontestan baru di Tanah Air tentu tidak lepas dari Pekerjaan Rumah.

Mulai dari membangun dan memperluas jaringan-jaringan diler hingga paling krusial tentu menjaga kualitas dari produk buatannya. Terkini beberapa kendala muncul dari produk-produk BYD Seal juga yang terbaru M6.

Pada Seal, mobil listrik dengan performa instan tersebut memang cukup mudah memikat hati konsumen. Namun alih-alih belum terbiasa menggunakan mobil listrik maka beberapa kejadian kecelakaan cukup sering menimpa pengguna BYD Seal.

Tak hanya itu, terkini tim redaksi Moladin juga tengah menggali kecenderungan pemberian tekanan angin berlebih yang mengakibatkan ban pengguna Seal yang baru digunakan sehari pecah.

Begitu juga dengan keluhan terhadap MPV listrik BYD M6 yang dikeluhkan bermasalah terkait sokbrekernya. Yups tentu butuh perhatian menyeluruh agar BYD juga bisa menjadi pilihan bagi konsymen. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika