Produsen mobil listrik asal Tiongkok, BYD, baru saja meluncurkan truk listrik terbarunya, BYD Shark berjantung PHEV di Kamboja pada 26 Oktober lalu.
Pikap kabin ganda yang dikenal sebagai BYD Shark 6 di pasar lokal, dibanderol mulai dari USD 56.700 atau sekitar Rp 896 jutaan. Harga tersebut setara dengan harga Ford Ranger bermesin ICE.
Ini adalah pertama kalinya BYD Shark hadir di pasar Asia, setelah sebelumnya diperkenalkan di Meksiko pada Mei lalu. BYD menggandeng Harmony Auto, distributor eksklusifnya di Kamboja, untuk menghadirkan Shark 6.
Sebagai bagian dari promosi, BYD menawarkan sejumlah insentif menarik bagi pembeli, termasuk Voucher bensin senilai USD 500 atau Rp 7,8 jutaan, perawatan gratis hingga 50.000 km atau tiga tahun, charger 7 kW, dan garansi selama delapan tahun atau 160.000 km.
Salah satu fitur unggulan BYD Shark adalah kemampuan VTOL (Vehicle to Load) yang memungkinkan truk ini menyuplai daya ke berbagai perangkat eksternal, seperti peralatan berkemah, sumber listrik darurat, hingga peralatan rumah tangga. Fitur ini diharapkan akan menarik minat pengguna yang gemar aktivitas outdoor atau membutuhkan daya tambahan di lokasi terpencil.
BYD Shark menggunakan platform DMO yang sama dengan model off-road BYD lainnya, seperti Fang Cheng Bao Bao 5 dan Bao 8.
Platform ini menawarkan efisiensi energi tinggi serta kemampuan off-road dengan distribusi torsi yang bisa disesuaikan antara roda depan dan belakang.
Dari segi dimensi, BYD Shark memiliki panjang 5.457 mm, lebar 1.971 mm, dan tinggi 1.925 mm, serta jarak sumbu roda 3.260 mm. Truk ini mampu mengangkut beban hingga 835 kg dan memiliki kapasitas bak seluas 1.450 liter.
Selain itu, truk ini memiliki kapasitas towing hingga 2.500 kg, cocok untuk berbagai kebutuhan angkut. Dalam hal performa, Shark ditenagai mesin 1.5T dengan total output daya 320 kW dan torsi 650 Nm.
Motor depan menghasilkan daya 170 kW dan torsi 310 Nm, sementara motor belakang menambahkan output 150 kW dan torsi 340 Nm.
Shark juga dilengkapi baterai 29,58 kWh jenis lithium iron phosphate Blade Battery, yang memungkinkan truk menempuh jarak hingga 100 km dalam mode listrik penuh atau 840 km dengan baterai dan bahan bakar penuh.
Selain di Meksiko dan Kamboja, BYD Shark juga hadir di Australia menyusul pada akhir tahun ini. BYD diperkirakan meluncurkan Shark di Australia pada 29 Oktober 2024, dengan pengiriman unit dijadwalkan mulai akhir tahun.
Untuk indonesia sendiri besar kemungkinan mobil ini tidak akan masuk dalam waktu dekat. Secara Indonesia bukanlah pasar seksi untuk kendaraan double cabin karena regulasi jalan perkotaan yang tidak menguntungkan untuk pengguna double cabin.
Adapun kendaraan komersial jenis ini di Indonesia hanya laris di daerah tambang seperti Kalimantan, Sumatera dan Papua. Terlebih ini adalah produk hybrid yang butuh perawatan ekstra jika menjadi mobil tambang.
Demikian ulasan BYD Shark. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.