Kamu pasti sudah tidak asing dengan istilah fast charging yang ada di banyak gadget dan mobil listrik, kan? Tapi, apakah kamu tahu jika fast charging mobil listrik ini tidak boleh sering-sering dipakai.
Kalau kamu sering mengisi daya perangkat atau mobil listrik menggunakan fitur ini, bisa jadi ada dampak buruknya, lho! Nah, di artikel kali ini kita bakal kulik lebih dalam tentang kenapa fast charging pada mobil enggak boleh terlalu sering dipakai.
Sebelum masuk ke pembahasan utama, kita perlu tahu dulu apa sih sebenarnya fast charging itu? Fast charging adalah teknologi pengisian daya yang memungkinkan perangkat atau mobil listrik diisi dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan pengisian biasa.
Teknologi ini menggunakan arus yang lebih besar agar baterai bisa terisi dalam waktu singkat. Misalnya, mobil listrik bisa terisi 80% dalam waktu kurang dari satu jam!
Meskipun kedengarannya keren, ternyata ada beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan, lho.
Mengapa Fast Charging Tidak Boleh Terlalu Sering?
1. Mempengaruhi Kesehatan Baterai
Baterai pada perangkat atau mobil listrik punya batas umur. Ketika kamu sering memakai fast charging, baterai akan lebih cepat mengeluarkan panas. Proses ini bisa mempercepat kerusakan pada komponen baterai.
Penelitian dari Battery University menunjukkan bahwa pengisian cepat dapat mengurangi masa pakai baterai hingga 30% dibandingkan pengisian normal yang lebih lambat. Hal ini dikarenakan suhu yang lebih tinggi selama pengisian cepat dapat merusak struktur kimia baterai.
2. Panas Berlebih
Seperti yang kita tahu, fast charging menggunakan lebih banyak daya dalam waktu yang singkat. Proses ini menghasilkan panas yang cukup tinggi.
Walaupun banyak perangkat dan mobil listrik yang dilengkapi sistem pendingin, terlalu sering fast charging bisa membuat suhu baterai tetap tinggi, yang berisiko merusak komponen baterai.
Hal ini karena panas yang terus menerus akibat fast charging dapat menyebabkan degradasi lebih cepat pada kapasitas baterai, bahkan jika ada sistem pendinginan yang memadai.
3. Efisiensi Pengisian yang Berkurang
Jika kamu sering fast charging, meskipun baterai terisi lebih cepat, pada akhirnya proses pengisian tidak akan seefisien pengisian biasa. Selain disebutkan bahwa pengisian baterai dengan cepat (lebih dari 1C) berpotensi menurunkan efisiensi pengisian dan umur baterai, karena pengisian dengan arus tinggi mempercepat proses korosi pada elektroda baterai.
Untuk lebih memahami dampaknya, Idaho National Laboratory (INL) yang berbasis di Amerika Serikat juga pernah melakukan pengujian perbandingan pengisian daya fast charging level dua dengan fast charging level tiga pada dua unit mobil listrik Nissan Leaf. Hasil pengujian menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Setelah menempuh jarak sekitar 80 ribu kilometer, Nissan Leaf yang menggunakan fast charging level dua mengalami penurunan kapasitas baterai hanya sebesar 23%. Sementara itu, Nissan Leaf yang mengandalkan fast charging level tiga menunjukkan penurunan kapasitas baterai yang lebih besar, yakni sebesar 27%.
Ini menunjukkan bahwa penggunaan fast charging level tiga, yang memiliki arus lebih besar dan waktu pengisian lebih cepat, memang lebih berisiko mempercepat penurunan kapasitas baterai.
Demikian ulasan terkait Fast Charging Mobil Listrik. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.