Hyundai Motor Company sudah menggagas strategi jangka panjang yang disebut Hyundai Way untuk menyongsong tantangan industri otomotif global. Salah satunya merencanakan langkah Hyundai Motor menguasai jajaran sistem baterai yang lengkap dan bisa diproduksi mandiri.
“Dengan strategi Hyundai Way, kami akan merespons pasar dengan cepat dan fleksibel, memungkinkan kami untuk tetap memimpin dalam situasi pasar yang tidak menentu dan mempersiapkan perusahaan untuk masa depan yang berfokus pada mobilitas dan energi,” kata Jaehoon Chang, Presiden dan CEO Hyundai Motor Company.
Hyundai Motor berencana mengamankan diferensiasi teknologi baterai untuk memperkuat daya saing produk baterai. Langkah ini sebagai bagian untuk memajukan teknologi keselamatan baterai di bawah strategi Hyundai Dynamic Capabilities menjadi satu-satunya OEM di dunia yang memiliki jajaran baterai lengkap untuk berbagai powertrain.
Baterai, sebagai komponen keselamatan yang penting di mobil listrik, menjadi bagian terbesar dari biaya mobil listrik dan sangat memengaruhi daya saing produk dari segi harga.
Strategi Pengembangan Baterai Hyundai
1. Baterai Solid-State
Hyundai Motor berencana mempercepat pengembangan baterai generasi lanjutan, termasuk baterai solid-state. Hyundai akan melanjutkan pengembangan tersebut di gedung penelitian baterai generasi berikutnya, yang dijadwalkan akan dibuka di Hyundai Motor’s Uiwang Research Institute akhir tahun ini. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat kepemimpinan perusahaan dalam teknologi baterai generasi berikutnya.
2. Struktur baterai CTV (cell-to-vehicle)
Pabrikan Korea ini juga berencana menerapkan struktur baterai CTV (cell-to-vehicle) yang dioptimalkan untuk model-model kendaraannya.
Struktur CTV, yang mengintegrasikan baterai dengan bodi kendaraan diklaim Hyundai dapat meningkatkan integrasi dan kinerja baterai serta mengurangi suku cadang untuk meringankan bobot hingga 10% dibanding sistem CTP (cell-to-pack) sebelumnya.
3. Baterai NCM (nickel-cobalt-manganese)
Pada 2030, Hyundai Motor bertujuan menggunakan baterai NCM (nickel-cobalt-manganese) berbasis kinerja yang sudah ada saat ini dan baterai LFP (lithium-iron-phosphate) berbiaya rendah sekaligus mengembangkan baterai NCM baru yang terjangkau untuk memberikan solusi yang lebih luas.
Baterai entry-level baru tersebut akan pertama kali diimplementasikan berdasarkan basis volume, di mana perusahaan mengharapkan terjadinya peningkatan kinerja baterai lebih dari 20% pada 2030, melalui peningkatan dalam kepadatan energi baterai yang sedang berjalan.
4. Penerapan Battery Management System (BMS)
Hyundai Motor juga terus meningkatkan keamanan baterainya dengan menerapkan battery management system (BMS). Ini adalah sebuah pre-diagnosis technology, pada mobil listrik yana mendeteksi ketidaknormalan minor pada baterai secara real time dan memberi tahu pengguna.
Perusahaan akan terus mengembangkan fungsi battery life management berbasis model AI dan meningkatkan keakuratan teknologi yang memprediksi masa pakai baterai. Hyundai Motor telah mengembangkan struktur keamanan sistem baterai yang dapat mencegah perpindahan panas antar sel baterai, terlepas dari form factor baterai, dan terus menerapkan teknologi yang lebih baik untuk kendaraan.
Tak hanya bicara pengembangan baterai, Hyundai juga tengah mengembangkan teknologi pendinginan canggih yang menekan potensi terjadinya kebakaran di dalam baterai dan bertujuan menerapkannya dalam kendaraan yang diproduksi secara massal pada 2026.
Dengan memanfaatkan pengetahuan teknis yang diperoleh melalui desain baterai, Hyundai Motor akan menyediakan kendaraan listrik yang lebih aman dan lebih canggih bagi konsumen.
Update Terkini CATL Bakal Dukung Hyundai
Produsen baterai asal Tiongkok CATL telah mengonfirmasi bahwa mereka akan memasok baterai lithium iron phosphate (LFP) dan nikel, kobalt, dan mangan (NCM) ke produsen mobil raksasa Korea, Hyundai Motor Group, sebagai bagian dari upaya Hyundai untuk meningkatkan kehadirannya di pasar baterai kendaraan listrik (EV) global.
“Kami akan memasok Hyundai dengan baterai LFP dan NCM, yang keduanya memiliki kekuatan teknologi mutakhir serta pengalaman pengembangan dan aplikasi yang panjang,” seorang pejabat CATL yang tidak disebutkan namanya mengutip dari The Korea Times, Senin (2/9). “Jenis baterai spesifik yang akan dipasok akan ditentukan oleh kebutuhan pelanggan dan pasar kami.”
CATL diketahui telah mendirikan kantor regionalnya di Seoul baru-baru ini, yang merupakan kantor cabang luar negeri kelima setelah kantor di Jepang, Jerman, Amerika Serikat, dan Prancis. Pembukaan kantor ini menggambarkan bahwa produk baterai perusahaan tersebut memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan produsen baterai lain dalam hal harga dan kualitas produk.
Simak terus Moladin.com & channel Google News Moladin untuk informasi otomotif menarik lainnya.