Tips ganti ban mobil yang kami sampaikan ini kiranya berguna. Karena banyak sekali pertanyaan mengenai hal tersebut.
Misal apakah boleh mengganti hanya dengan satu ban saja? Bolehkah mengganti ban dengan berbeda merek? Hingga berapa lama usia pakai ban mobil?
Di luar kasus ban harus diganti karena habis alias sudah botak, ada faktor lain yang membuat ban harus diganti karena berpotensi rusak. Misalkan selama pemakaian, ban mobil terkena oli, banjir, cuaca, cairan bensin atau kimia lainnya yang membuat struktur ban berubah menjadi rentan.
Pabrikan Michelin sendiri menyebut umur pakai dan jarak tempuh sebuah ban tergantung dari kombinasi faktor-faktor seperti desain, kebiasaan pengendara, dan lain-lain.
Lantas ada tidak sih peraturan atau cara mengganti ban yang baik dan benar, untuk menunjang mobil agar tetap aman maksimal ketika digunakan? Jawabnya ada, dan inilah 5 tips ganti ban mobil:
1. Sesuaikan Ukuran Ban
Tips ganti ban mobil yang pertama adalah dengan menyesuaikan ukuran ban. Pabrikan mobil umumnya menyarankan konsumen untuk tidak mengganti ukuran ban melebihi 2 inci dari ukuran velg standar pabrikan.
“Misal jika ban bawaan Toyota Avanza adalah ukuran velg ring 14, maka ukuran maksimal yang harus diganti adalah ring 16,” kata Ahmad Sobirin, pedagang ban dan velg di bilangan Matraman Jakarta Timur.
Karena penggunaan ban yang terlalu besar ada resikonya untuk mobil. Tapak ban jadi jauh lebih lebar, yang akan berdampak pada performa mobil, karena setiap ban jika lebih lebar maka lebih besar pula tahanannya atau bisa dibilang rolling resistance.
Sehingga beban mesin pun lebih berat. Hal tersebut akan berpengaruh pada performa mesin dan konsumsi bahan bakar, terlebih pada mesin kecil dengan berkapasitas 1.500 cc ke bawah.
Bahkan jika menggunakan ban dengan ukuran dinding lebih tipis, maka akan berpengaruh pada kenyamanan berkendara, lantaran peredaman ban akan terasa lebih keras.
Selain itu, resiko pelek rusak atau peyang ketika terkena benturan saat menerjang lubang atau jalan buruk juga lebih besar ketika menggunakan ban yang ukuran dindingnya tipis.
2. Pakai Jenis Tapak Sesuai Kebutuhan
Tips ganti ban mobil berikutnya adalah dengan menggunakan jenis tapak sesuai kebutuhan. Karena di pasaran tersedia tiga jenis ban, yaitu Highway Terrain (HT) yang digunakan untuk kebutuhan berkendara di jalan raya atau jalan beraspal dengan karakter kembangan yang halus.
Kedua All Terrain (AT), yaitu ban yang dirancang untuk digunakan di permukaan jalan beraspal (on road) maupun jalan tanah/kasar (off road) dengan ciri khas kembangan lebih kasar dan agresif.
Lalu Mud Terrain adalah ban-ban untuk penggunaan kendaraan di jalanan kasar atau off road. Konsekuensi jika AT digunakan di medan aspal tentu saja gripnya jadi tidak mencengkram sempurna. Begitu juga sebaliknya.
3. Jangan Beda Merek
Tips ganti ban mobil berikutnya adalah jangan menggunakan merek berbeda. Hal ini terjadi biasanya karena keterbatasan biaya. Menurut Ahmad, untuk menjaga kenyamanan dan keamanan berkendara, sebaiknya hal tersebut dihindari.
“Karena setiap merek ban beda performa, proses desain dan manufakturnya juga berbeda. Begitupula peruntukannya, seperti antara ban basah dan kering, ban SUV dan sedan, atau ban mobil penumpang dan niaga,” katanya.
Belum lagi terkait material dan konstruksi ban yang tidak sama, meskipun ukurannya sama persis karena terkait kebutuhan penggunaan ban.
Ukuran pun tak hanya menyangkut dimensi umum, seperti lebar dan rasio tinggi ban. Di sini juga termasuk ukuran pelek, batas kecepatan maksimal, dan load index. Perhatikan pula jenis ban, apakah radial atau bias, ban tubeless atau tubetype.
Selain itu, pattern, pola, atau kembangan jika berbeda sedikit saja bakal mengganggu stabilitas sewaktu mobil melaju. Perbedaan performa ban akan sangat terasa, ketika kecepatan mobil cukup tinggi, seperti di jalan tol.
Apalagi waktu melewati jalan kondisi buruk, licin karena hujan, atau muatan mobil penuh.
Hal ini karena jenis kompon dan grip tiap merek ban kemungkinan besar berbeda. Hasilnya karena ketidak keseimbangan performa ini daya cengkeram ban yang digunakan akan berbeda.
Mobil bakal sulit dikendalikan, karena perbedaan karakter ban kiri dan kanan sehingga membahayakan.
“Lebih baik ganti ban dari merek dan type yang sama. Tetapi kalau tetap paksakan ingin pakai ban beda merek, boleh ganti ban yang sama dalam satu poros roda. Roda depan saja atau belakang saja.
4. Boleh Ganti Hanya Satu Ban
Pabrikan ban Gajah Tunggal menyebut pembelian ban baru tidak harus minimal satu pasang, semuanya tergantung dari kondisi ban. Tapi jika kondisi ban banyak yang sudah tidak layak, lebih baik menggantinya minimal sepasang agar seimbang.
“Tidak apa-apa beli satu unit. Tetapi sebaiknya pemasangan ban baru tetap di bagian belakang,” tambah Ahmad.
Pemakaian ban baru di bagian belakang bukan tanpa alasan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah oversteer ketika mengemudi.
Peran ban belakang sangat besar untuk berkendara, jadi ketika ingin mengganti ban, lebih baik ban belakang yang diganti pertama. Untuk penggerak roda depan maupun belakang tetap sama.
5. Wajib Balancing Lagi
Saat melakukan penggantian ban atau pun pelek, harus diikuti dengan proses berikutnya, yakni balancing roda. Balancing ini fungsinya untuk kesetimbangan antara ban dan pelek.
Penyeimbangan ini tidak hanya dilakukan saat mobil mengganti ban baru saja. Tetapi, ketika menggantinya dengan ban bekas pun balancing tetap perlu dilakukan.
Demikian ulasan terkait tips ganti ban mobil. Simak terus Moladin.com untuk update terbaru berita seputar otomotif.