Tren Otomotif

Transmisi Motor Matic: Komponen dan Rekomendasi Oli

  • 172 Views
transmisi motor matic by Moladin

Daftar Isi

Berbeda dengan motor kopling atau motor manual, transmisi motor matic memiliki sistem yang dikenal sebagai CVT atau Continuously Variable Transmission.

Adapun yang dimaksud CVT motor adalah sistem transmisi otomatis yang digunakan pada motor matic untuk memberikan perpindahan gigi yang halus tanpa terasa tersendat.

Komponen transmisi motor matic terdiri dari roller, v-belt, primary shaft, secondary shaft, dan beberapa komponen lainnya.

Semuanya saling terhubung dan berperan penting dalam mengatur perpindahan gigi secara otomatis.

Untuk lebih jelas mengenai fungsi dan kerja komponen transmisi pada motor matic, simak informasinya berikut ini!

Komponen Transmisi Motor Matic

Setiap komponen transmisi motor matic memiliki peran khusus yang saling mendukung untuk menjamin kenyamanan berkendara.

Mulai dari roller yang mengatur perubahan rasio gigi, hingga V-belt yang mentransfer tenaga dari mesin ke roda belakang, semua bekerja dalam sistem yang presisi.

Jika satu komponen saja pada sistem transmisi motor matic mengalami masalah, maka seluruh kinerja kendaraan akan terpengaruh, mulai dari akselerasi yang kurang responsif hingga konsumsi bahan bakar yang boros.

Berikut adalah 7 (tujuh) komponen transmisi otomatis pada motor matic:

1. Roller

Yang pertama adalah roller yang merupakan komponen transmisi motor matic berbentuk bulat kecil dan terbuat dari bahan yang tahan gesek, biasanya plastik atau logam.

Roller motor matic ditempatkan di dalam sliding primary sheave dan berfungsi untuk mengatur perubahan rasio gigi berdasarkan putaran mesin.

Saat mesin berputar lebih kencang, roller terdorong dan bergerak keluar sehingga mengubah posisi sliding primary sheave dan mengatur tegangan v-belt.

Kalau komponen ini aus atau bentuknya sudah tidak bulat sempurna, tentunya motor akan mengalami gejala seperti akselerasi yang kurang responsif atau suara berisik pada bagian transmisi.

Oleh karena itu, roller harus diperiksa secara berkala dan diganti jika sudah menunjukkan tanda-tanda keausan supaya tidak berdampak ke komponen motor matic lainnya.

2. V-Belt

Kalau komponen yang satu ini, tentu Moladiners sudah tidak asing lagi.

Ya, v-belt merupakan komponen transmisi otomatis yang berbentuk sabuk dan berfungsi untuk menghubungkan antara primary shaft dan secondary shaft.

V-Belt motor matic terbuat dari karet berkualitas tinggi yang diperkuat dengan serat. Hal ini mengingat V-Belt harus memiliki ketahanan yang baik terhadap panas dan gesekan.

Fungsinya adalah untuk mentransfer tenaga dari mesin ke roda belakang melalui sistem pulley.

Jika v-belt mengalami kerusakan, seperti retak atau mengembang, maka performa motor akan menurun drastis.

Adapun tanda v-belt motor matic rusak atau aus bisa dikenali ketika terjadi selip pada transmisi atau terdengar suara kasar pada CVT motor.

Biasanya, umur pakai komponen transmisi motor matic yang satu ini sekitar 20.000–30.000 km, tetapi bisa lebih cepat jika motor sering digunakan dalam kondisi berat seperti tanjakan atau beban berlebih.

3. Primary Shaft dan Secondary Shaft

Dalam sistem transmisi otomatis, terdapat dua poros utama yang bekerja secara beriringan, yaitu primary shaft dan secondary shaft.

Primary shaft terhubung langsung dengan mesin dan berfungsi memutar V-Belt melalui fixed primary sheave dan sliding primary sheave.

Sementara itu, secondary shaft menerima putaran dari V-Belt dan meneruskannya ke roda belakang melalui secondary fixed sheave dan secondary sliding sheave.

Kedua poros ini harus selalu dalam kondisi baik karena jika terjadi kerusakan atau keausan pada bearing-nya, maka transmisi motor akan terasa kasar dan menimbulkan suara berisik.

Perawatan rutin seperti pelumasan dan pemeriksaan bearing sangat penting untuk menjaga kinerja komponen motor matic ini.

4. Fixed Primary Sheave dan Sliding Primary Sheave

Komponen transmisi pada motor matic berikutnya adalah fixed primary sheave dan sliding primary sheave yang bekerja untuk mengatur rasio gigi.

Fixed primary sheave terpasang tetap pada primary shaft, sedangkan sliding primary sheave dapat bergerak maju-mundur tergantung tekanan dari roller.

Ketika mesin berputar lebih kencang seiring dengan kecepatan motor, roller akan terdorong keluar dan menyebabkan sliding primary sheave bergerak dan mengubah diameter efektif pulley.

Hal ini membuat v-belt bergerak ke posisi yang lebih tinggi, sehingga rasio gigi berubah dan motor berakselerasi lebih cepat.

Jika sliding primary sheave mengalami kerusakan atau aus, maka perpindahan gigi tentunya tidak akan terasa smooth dan akselerasi menjadi kurang optimal.

5. Secondary Fixed Sheave dan Secondary Sliding Sheave

Kalau ada primary, pastinya juga ada secondary pada komponen transmisi motor matic.

Selain pada sisi primary, sistem pulley juga terdapat pada sisi secondary yang terdiri dari secondary fixed sheave dan secondary sliding sheave.

Secondary fixed sheave terpasang tetap pada secondary shaft, sementara secondary sliding sheave dapat bergerak menyesuaikan tegangan v-belt.

Komponen ini bekerja berlawanan dengan sistem pulley di sisi primary.

Ketika v-belt terdorong ke atas pada primary sheave, maka di sisi secondary, v-belt akan turun ke diameter yang lebih kecil.

Hal ini memungkinkan transmisi motor matic menyesuaikan rasio gigi secara otomatis sesuai putaran mesin.

Kalau secondary sliding sheave mengalami keausan, maka motor akan kesulitan mencapai kecepatan maksimal atau bahkan terasa berat saat diajak berakselerasi.

6. Secondary Sheave Spring

Secondary sheave spring adalah salah satu komponen transmisi motor matic yang berfungsi sebagai penahan secondary sliding sheave.

Pegas ini akan memberikan tekanan konstan agar secondary sliding sheave tetap pada posisinya saat mesin dalam putaran rendah.

Ketika mesin berakselerasi, pegas ini akan membuat secondary sliding sheave bergerak dan mengubah rasio gigi.

Nah, kalau secondary sheave spring sudah melemah, maka perpindahan gigi akan terasa kasar dan motor sulit mencapai kecepatan tinggi.

Tanda bahwa komponen transmisi otomatis ini bermasalah adalah ketika motor terasa ngempos saat digas atau akselerasinya tidak konsisten.

7. Centrifugal Clutch

Terakhir, centrifugal clutch adalah komponen transmisi otomatis pada motor matic yang berfungsi menghubungkan dan memutus tenaga dari mesin ke transmisi secara otomatis.

Saat mesin dalam putaran idle, maka centrifugal clutch dalam keadaan terbuka sehingga motor tidak bergerak meski gas dibuka.

Ketika putaran mesin meningkat, gaya sentrifugal akan menggerakkan kampas kopling sehingga menempel pada rumah kopling dan mentransfer tenaga ke roda.

Jika centrifugal clutch sudah aus, motor akan sulit berjalan saat putaran mesin rendah atau justru selip saat berakselerasi.

Komponen motor matic ini harus diperiksa secara berkala, terutama jika motor sudah menempuh jarak lebih dari 30.000 km untuk menghindari masalah motor tiba-tiba mati mendadak saat RPM rendah.

Rekomendasi Oli Transmisi Motor Matic

Supaya sistem transmisi otomatis pada motor matic dapat bekerja maksimal, dibutuhkan oli transmisi atau oli gardan yang mampu melumasi komponen-komponen di dalamnya secara baik.

Berikut adalah rekomendasi oli transmisi untuk motor matic:

1. Yamalube Gear Motor Oil

Pertama, kami merekomendasikan Yamalube Gear Motor Oil untuk motor-motor matic asal pabrikan Yamaha, seperti NMAX, XMAX, dan Aerox.

Oli transmisi motor matic Yamalube memiliki viskositas optimal untuk melumasi komponen transmisi CVT sekaligus melindungi gear dan bearing dari keausan dini.

Yamalube Gear Motor Oil mampu menjaga performa transmisi tetap halus dan mengurangi gesekan berlebih dengan bahan dasar berkualitas tinggi.

2. AHM Transmission Gear Oil

AHM Transmission Gear Oil adalah oli transmisi motor matic yang dirancang khusus untuk motor Honda seperti Beat, Scoopy, dan PCX.

Oli ini mengandung formula khusus yang mampu bekerja optimal dalam sistem transmisi otomatis yang dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap panas dan gesekan tinggi.

Kelebihan dari AHM Transmission Gear Oil adalah mampu menjaga komponen transmisi tetap bersih dari kotoran logam dan kerak.

3. X-Ten Oli Gear Matic

Rekomendasi oli transmisi motor matic berikutnya adalah X-Ten Oli Gear Matic yang merupakan oli transmisi otomatis berkualitas dengan harga cukup terjangkau, yakni Rp 49.500. untuk harga di marketplace.

Oli ini diformulasikan untuk memberikan perlindungan maksimal pada komponen transmisi CVT, termasuk gear dan bearing.

Dengan tingkat viskositas yang tepat, X-Ten Oli Gear Matic mampu mengurangi gesekan berlebih pada komponen transmisi motor matic dan menjaga suhu transmisi tetap stabil.

4. Evalube Scootic Gear Oil

Selanjutnya, kamu bisa menggunakan oli transmisi dari Evalube untuk melumasi komponen transmisi otomatis pada motor matic.

Oli ini telah dirancang khusus untuk menahan beban berat dan suhu tinggi pada sistem transmisi CVT motor matic.

Keunggulan Evalube Scootic Gear Oil terletak pada formula canggihnya yang mampu membersihkan komponen transmisi sekaligus memberikan lapisan pelindung ekstra.

5. Enduro Gear Matic

Enduro Gear Matic adalah oli transmisi motor matic yang dikhususkan untuk penggunaan dalam berbagai kondisi ekstrem, termasuk jalanan berbukit atau beban berat.

Oli ini memiliki ketahanan panas yang sangat baik dan mampu melindungi komponen transmisi motor dari keausan prematur.

Dengan formula khusus, Enduro Gear Matic menjaga kinerja transmisi tetap optimal meski dalam tekanan tinggi.

Penyakit Motor Matic

Kalau motor matic kurang perawatan, seperti telat ganti oli atau servis berkala, maka dia berpotensi akan mengalami sejumlah masalah.

Berikut adalah beberapa penyakit yang sering terjadi pada motor matic:

1. Mesin Susah Distarter

Salah satu penyakit motor matic yang paling umum terjadi adalah mesin yang susah distarter, biasanya disebabkan oleh aki lemah, busi rusak, atau masalah pada sistem pengapian.

Jika motor sering tiba-tiba mati saat dinyalakan, sebaiknya periksa kondisi aki, busi, dan kabel-kabel pengapian untuk memastikan tidak ada komponen yang perlu diganti.

Masalah motor matic ini bisa semakin parah jika dibiarkan terus-menerus, sehingga perlu penanganan segera agar tidak mengganggu aktivitas harian.

2. CVT Berisik

Suara berisik dari bagian CVT termasuk penyakit motor matic yang sering dikeluhkan pemilik kendaraan, biasanya disebabkan oleh roller aus, V-belt retak, atau bearing rusak.

Kalau terdengar suara kasar atau berdecit saat motor berakselerasi, segera periksa komponen CVT karena masalah motor matic ini bisa berakibat fatal jika dibiarkan terlalu lama.

Rutin mengganti roller dan V-belt sesuai jadwal servis bisa mencegah masalah ini muncul kembali.

3. Motor Mati Mendadak

Masalah motor matic yang cukup berbahaya adalah motor yang tiba-tiba mati mendadak saat di jalan.

Hal ini biasanya disebabkan oleh masalah pada sistem bahan bakar atau pengapian.

Selain itu, penyebab motor mati mendadak juga bisa terjadi karena kerusakan pada sensor atau ECU yang mengatur kinerja mesin.

Kalau kamu mengalami masalah ini, sebaiknya segera bawa ke bengkel motor terdekat untuk pemeriksaan menyeluruh karena bisa membahayakan keselamatan berkendara.

4. Aki Gampang Soak

Kemudian yang keempat, masalah motor matic yang sering alami penggunanya adalah aki yang gampang soak.

Hal ini biasanya terjadi akibat adanya arus pendek, alternator rusak, atau kebiasaan berkendara jarak pendek terus-menerus.

Masalah ini membuat motor sulit distarter dan komponen elektrik seperti lampu dan klakson tidak berfungsi optimal.

Solusinya adalah periksa sistem pengisian aki dan ganti aki secara berkala setiap 1-2 tahun tergantung pemakaian.

5. Boros Bahan Bakar

Pengguna motor matic juga kerap mengeluhkan masalah konsumsi bahan bakar yang boros.

Hal ini dapat disebabkan komponen transmisi motor matic yang sudah aus, filter udara kotor, atau masalah pada sistem injeksi.

Penyakit ini bisa meningkatkan biaya operasional harian secara signifikan. Untuk mengatasinya, lakukan servis rutin, bersihkan filter udara, dan pastikan komponen CVT dalam kondisi baik agar pembakaran lebih efisien.

Demikianlah informasi mengenai komponen-komponen transmisi motor matic beserta tips memilih oli transmisi untuk motor matic supaya punya masa pakai yang panjang.

Setiap komponen transmisi motor matic memiliki peran vital dalam menciptakan kenyamanan berkendara.

Mulai dari roller, V-Belt, primary shaft, secondary shaft, hingga centrifugal clutch, semuanya bekerja secara harmonis untuk memastikan perpindahan gigi berjalan mulus.

Jika salah satu komponen mengalami kerusakan, performa motor akan langsung terpengaruh.

Dengan merawat seluruh komponen-komponen tersebut dengan baik, kendaraan akan tetap nyaman digunakan dan memiliki umur pakai yang lebih panjang.

Pastikan untuk selalu merawat dan menjaga performa motor matic kamu, ya Moladiners supaya terhindar dari beberapa penyakit di atas.

Untuk info lengkap seputar otomotif dan harga mobil baru, silahkan kunjungi terus Moladin!

Artikel Tren Otomotif
Rekomendasi Untuk Kamu

Lihat Artikel Terkait

Terpopuler di
Tren Otomotif