4 Panduan Penggunaan Usai Motor Turun Mesin

by Ivan
Panduan Penggunaan Usai Motor Turun Mesin

Entah karena masalah teknis atau kurangnya perawatan, urusan motor turun mesin jelas merepotkan. Ini dia 4 panduan penggunaan usai motor turun mesin.

Turun mesin atau overhaul adalah proses untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada komponen bagian dalam mesin. Proses ini dilakukan dengan melepas mesin sepeda motor dari sasis untuk kemudian dilakukan pembongkaran.

Pada proses pembongkaran mesin akan dilihat kondisi komponen bagian dalam, membersihkan hingga penggantian komponen yang dinilai sudah aus atau rusak.

Sebelum lebih jauh memahami panduan menggunakan motor selepas turun mesin. Kami jabarkan lebih dulu gejala atau ciri-ciri motor harus turun mesin, diantaranya:

Knalpot Mengeluarkan Asap Putih

4 Gejala Motor Harus Turun Mesin

Keluarnya asap putih dari knalpot adalah tanda bahwa komponen mesin bagian dalam bermasalah, khususnya di area ruang bakar. Asap putih tersebut muncul akibat proses pembakaran bahan bakar yang terkontaminasi oleh oli mesin. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa ada kerusakan pada komponen ring piston, piston, sil klep, ataupun klep.

Kebocoran Oli

Kebocoran oli bisa terlihat pada dinding mesin. Biasanya, rembesan oli keluar dari celah sambungan konstruksi mesin sepeda motor akibat paking mesin atau tap baut oli yang rusak.

Baca juga  Kenali Gejala Motor Butuh Turun Mesin dan Penyebabnya

Akibat kebocoran ini volume oli mesin berkurang sehingga proses pelumasan komponen yang saling bergesekan jadi tidak sempurna. Selain itu, suhu di dalam mesin pun jadi tidak ideal atau lebih tinggi. Jika tidak segera diatasi, mesin bisa mati sekita dan komponen mesin akan rusak.

Suara Mesin Kasar

biaya turun mesin motor
Mesin kasar menjadi salah satu indikasi motor harus turun mesin

Suara yang tidak normal dan kasar dari dalam mesin mengindikasikan adanya komponen dalam mesin yang tidak normal. Suara kasar bisa diakibatkan oleh komponen dalam mesin yang mulai aus, rusak atau kekurangan pelumas sehingga gesekan komponen bergerak menjadi tidak wajar.

Berkurangnya Tenaga Mesin

Ketika komponen-komponen mesin bermasalah, maka kinerjanya akan berkurang. Imbasnya adalah tenaga yang dihasilkan dari proses pembakaran jadi tidak maksimal dan berpotensi mesin sulit dihidupkan.

Motor Sulit Dihidupkan

Motor sulit dihidupkan bisa diakibatkan oleh banyak faktor seperti masalah pada system kelistrikan, system suplay bahan bakar atau masalah pada komponen dalam mesin. Ketika dilakukan pemeriksaan, system kelistrikan dan system suplay bahan bakar dalam kondisi baik namun mesin sepeda motor masih sulit dihidupkan, itu merupakan salah satu tanda mesin sepeda motor bermasalah.

Hal ini bisa diakibatkan oleh oli mesin masuk ke ruang bakar, membuat busi basah sehingga tak bisa memercikan api untuk membakar campuran bensin dan udara. Selain itu, bisa juga karena hilangnya kompresi mesin akibat beberapa komponen mesin seperti klep, piston dan ring piston bermasalah.

Baca juga  Ciri-Ciri Motor Harus Turun Mesin, Cegah Sebelum Terjadi!

Panduan Mengendarai Motor Habis Turun Mesin

Mengendarai motor usai turun mesin jangan ngebut
Mengendarai motor usai turun mesin jangan ngebut

Usai motor turun mesin tentu ada berbagai pergantian komponen di bagian dapur pacu yang harus melewati masa inreyen paling tidak satu bulan.

Langkah ini wajib dilakukan supaya komponen yang baru diganti melakukan penyesuaian atau adaptasi. Juga berguna untuk membersihkan mesin dari sisa-sisa gram (serpihan logam) pada komponen dimaksud. Ini dia 4 hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan inreyen.

1. Jangan Ngebut dan Berkendara Secara Normal

Usai turun mesin, motor tidak boleh dibawa ngebut atau digeber dulu. Kecepatan maksimal upayakan konstan di bawah 60 km/jam dengan perpindahan gigi 4.000 rpm (manual).

Selama masa inreyen sebaiknya pergunakan motor senormal mungkin dan lakukan pelan-pelan jika ingin meningkatkan kecepatan.

Contoh, motor baru 45 km odometernya. Jika idealnya pakai motor dengan kecepatan dari 0 kpj sampai 80 kpj dapat ditempuh dalam waktu 9-10 detik, kenaikan kecepatannya sebaiknya dilakukan secara bertahap sehingga membutuhkan waktu 20-25 detik.

2. Istirahat Setiap Setengah Jam

Apabila melakukan perjalanan jauh dan macet, kendaraan perlu diistirahatkan setiap setengah jam sekali. Ini berlaku juga untuk pemakaian motor ketika berangkat kerja, bukan untuk pulang kampung.

Baca juga  Kenali Gejala Motor Butuh Turun Mesin dan Penyebabnya

3. Ganti Oli

Pada satu minggu atau perjalanan 500 kilometer, wajib ganti oli dan cek ulang ke bengkel yang melakukan servis. Masa inreyen itu paling sedikit 250 km, paling lama 500 km. Tiap pabrikan motor besar punya rekomendasi sendiri-sendiri yang bisa dilihat di buku manual.

Saat odometer mencapai 250 km atau 500 km, oli harus segera diganti agar sisa-sisa partikel atau serpihan logam hasil gesekan antar komponen di dalam mesin dapat larut dan terbuang bersama oli bawaan motor.

4. Hindari Memutar Gas Penuh

Sebisa mungkin hindari memutar gas terlalu penuh, berkendara dengan kecepatan tinggi, atau mengerem secara mendadak.

Sebab, bukan hanya bagian dalam mesin yang butuh adaptasi, tetapi juga bagian luar seperti pengereman dan ban yang membutuhkan penyesuaian.

Simak terus Moladin.com & channel Google News Moladin untuk informasi otomotif menarik lainnya.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika
Edit Template