Perkembangan teknologi mobil listrik tidak lepas dari peran penting baterai mobil listrik sebagai sumber tenaganya.
Baterai mobil listrik adalah komponen utama yang menjadi sumber tenaga penggerak kendaraan listrik. Tanpa baterai, mobil listrik tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memahami berbagai jenis baterai yang ada pada mobil listrik, daya tahan, serta tips perawatannya.
Jenis-Jenis Baterai Mobil Listrik
Penggunaan baterai mobil listrik berbeda-beda tergantung jenis kendaraan dan teknologi yang digunakan. Berikut adalah beberapa jenis baterai yang umum digunakan pada kendaraan listrik:
1. Solid-State Battery
Inovasi berikutnya adalah baterai solid-state yang menggantikan elektrolit cair dengan bahan padat seperti kaca atau keramik. Teknologi ini menjanjikan kepadatan energi lebih tinggi, ukuran lebih kompak, dan keamanan yang lebih baik.
Baterai solid-state diprediksi menjadi masa depan dari baterai mobil listrik, karena kapasitas energinya bisa mencapai 2 hingga 10 kali lebih besar dibandingkan lithium-ion konvensional dengan ukuran yang sama.
Meski saat ini masih dalam tahap pengembangan, banyak produsen otomotif global berlomba mengembangkan baterai solid-state sebagai solusi utama kendaraan listrik di masa mendatang.
2. Nickel-Cadmium (Ni-Cd)
Baterai Ni-Cd pernah digunakan untuk kendaraan listrik pada dekade 1990-an. Kelebihannya antara lain siklus pengisian ulang yang cukup banyak (sekitar 500โ1.000 kali) dan kapasitas penyimpanan energi yang besar.
Sayangnya, baterai ini cukup berat dan rentan kehilangan performa setelah beberapa siklus penggunaan. Terlebih lagi, kandungan kadmium yang bersifat toksik membuat penggunaannya kini dilarang di banyak negara.
3. Lithium-ion (Li-ion)
Baterai lithium-ion merupakan jenis baterai yang paling banyak digunakan pada kendaraan listrik saat ini.
Teknologi ini juga lazim ditemukan pada perangkat elektronik seperti laptop dan smartphone karena kapasitas penyimpanan energinya yang tinggi serta bobotnya yang ringan.
Beberapa variasi dari baterai lithium-ion yang digunakan pada mobil listrik antara lain:
- LFP (Lithium Iron Phosphate / LiFePO4)
- NCA (Nickel Cobalt Aluminum Oxide / LiNiCoAlO2)
- LTO (Lithium Titanate / Li2TiO3)
- LMO (Lithium Manganese Oxide / LiMn2O4)
- LCO (Lithium Cobalt Oxide / LiCoO2)
Keunggulan baterai lithium-ion meliputi efisiensi tinggi, umur pakai yang panjang, serta performa yang stabil bahkan pada suhu tinggi. Baterai ini terdiri dari komponen katoda, anoda, elektrolit, dan separator.
Meski komponen baterai lithium-ion bisa didaur ulang, proses daur ulang ini tergolong mahal dan kompleks.
4. Ternary Lithium-Ion (NMC)
Ternary lithium-ion (NMC) merupakan versi pengembangan dari baterai li-ion. NMC dikenal karena keseimbangan antara kapasitas tinggi, daya tahan panas, dan biaya produksi yang efisien.
Keunggulan NMC yaitu punya tegangan tinggi dan kapasitas besar, stabil secara termal, serta lebih murah dibandingkan lithium-ion biasa.
Baterai NMC kini banyak digunakan oleh produsen mobil listrik karena dianggap menawarkan performa optimal dengan harga yang lebih kompetitif.
5. Lead-Acid (SLA)
Jenis baterai lead-acid atau aki timbal-asam termasuk yang paling lama digunakan dalam industri otomotif. Keunggulan utama baterai mobil listrik ini terletak pada harga yang murah dan kemudahan daur ulang.
Namun, dari segi ukuran dan bobot, baterai SLA cukup berat dan kapasitasnya kalah dibanding baterai modern lainnya. Selain itu, baterai ini punya masa pakai yang pendek, performa buruk di suhu rendah, serta energi spesifik yang rendah.
Saat ini, penggunaan baterai lead-acid lebih banyak untuk fungsi pendukung tambahan, bukan sebagai sumber daya utama kendaraan listrik.
6. Nickel-Metal Hydride (NiMH)
Baterai NiMH biasanya digunakan pada mobil hybrid atau HEV (Hybrid Electric Vehicle). Teknologi ini memanfaatkan hidrogen sebagai media penyimpanan energi dengan tambahan logam seperti nikel dan titanium untuk mengatur aliran ion.
Salah satu keunggulan baterai ini adalah siklus hidupnya yang panjang serta kandungan materialnya yang relatif ramah lingkungan. NiMH juga lebih mudah didaur ulang dibandingkan jenis baterai lainnya.
Namun, sayangnya, baterai NiMH memiliki beberapa kelemahan seperti biaya produksi yang tinggi, pelepasan daya yang cenderung cepat, dan produksi panas berlebih.
Karena tidak dapat diisi daya dari sumber eksternal, baterai ini lebih cocok untuk kendaraan hybrid ketimbang mobil listrik murni (EV).
7. Ultracapacitor
Ultracapacitor adalah perangkat penyimpanan energi yang menyimpan muatan di antara permukaan elektroda dan elektrolit. Keunggulannya adalah kemampuan mengeluarkan daya dalam jumlah besar dalam waktu sangat singkat.
Jenis baterai ini cocok digunakan sebagai sistem pendukung sekunder pada mobil listrik, seperti saat akselerasi atau menanjak.
Ultracapacitor juga bisa membantu proses regenerative braking yang mengubah energi pengereman menjadi listrik yang bisa disimpan kembali.
Namun, karena kepadatan energi ultracapacitor rendah, baterai ini belum bisa menggantikan baterai utama seperti lithium-ion.
Usia Pakai Baterai Mobil Listrik
Seiring waktu, baterai mobil listrik akan mengalami degradasi performa. Umumnya, masa pakai baterai mobil listrik berkisar antara 10-15 tahun atau sekitar 200.000 kilometer pemakaian, tergantung faktor-faktor berikut ini:
- Jenis baterai: Baterai lithium-ion yang paling sering digunakan memiliki siklus pengisian hingga sekitar 1.000 kali sebelum kinerjanya menurun.
- Suhu lingkungan: Suhu ekstrem (terlalu panas atau dingin) dapat mempercepat degradasi baterai.
- Pola pengisian: Mengisi daya secara konsisten hingga penuh atau membiarkan daya habis total bisa mempercepat penurunan kinerja baterai.
- Kebiasaan berkendara: Penggunaan intensif, seperti akselerasi cepat atau beban berlebih, juga bisa mempercepat penurunan performa baterai.
Setelah mencapai batas usia atau jumlah pengisian optimal, baterai mobil bisa kehilangan efisiensinya hingga 40%. Meski masih bisa digunakan, daya jangkau dan performa kendaraan akan menurun secara signifikan.
Cara Merawat Baterai Mobil Listrik
Agar baterai mobil listrik tetap optimal, kamu bisa melakukan beberapa langkah perawatan berikut:
1. Hindari Mengisi Daya Hingga 100% Terus-Menerus
Charge mobil listrik hingga penuh sesekali memang tidak masalah, tetapi kebiasaan ini jika dilakukan terlalu sering bisa mempercepat degradasi baterai. Idealnya, isi daya hingga 80-90% untuk pemakaian harian.
2. Jangan Tunggu Baterai Habis Total
Usahakan untuk tidak menggunakan baterai hingga benar-benar habis sebelum mengisi ulang. Baterai yang terlalu sering dikosongkan hingga 0% bisa mengalami kerusakan lebih cepat.
3. Parkir di Tempat yang Sejuk
Suhu ekstrem (terlalu panas atau terlalu dingin) dapat mempercepat kerusakan baterai. Pastikan mobil listrik kamu diparkir di tempat yang teduh dan memiliki ventilasi baik.
4. Gunakan Mode Hemat Energi
Sebagian besar mobil listrik modern dilengkapi dengan mode hemat baterai. Aktifkan fitur ini terutama saat perjalanan panjang atau ketika kamu tidak segera membutuhkan tenaga penuh.
5. Lakukan Servis Berkala
Selalu ikuti jadwal servis resmi dari pabrikan. Teknisi akan memeriksa kondisi baterai dan melakukan kalibrasi bila diperlukan untuk mempertahankan kinerja optimal.
Memahami karakteristik masing-masing baterai serta cara perawatannya akan membantumu mendapatkan performa maksimal dari mobil listrik, sekaligus memperpanjang usia pakai kendaraan.
Jadi, pastikan kamu tidak hanya memilih jenis baterai yang tepat, tapi juga merawatnya dengan baik dan benar.
Buat kamu yang ingin terus update soal dunia otomotif, perawatan kendaraan, beli mobil bekas, hingga promo mobil baru, langsung aja cek Moladin sekarang juga untuk dapat penawaran menariknya!