Ketatnya persaingan di segmen mobil penumpang, turut merambah ke sektor komersial nyetrum. Meski begitu Isuzu bilang belum waktunya rilis truk listrik.
Peryataan ini menanggapi langkah ‘tetangganya’ di GIIAS 2024 yakni Mitsubishi Fuso yang sudah melakukan serah terima unit pertama eCanter kepada PT Yusen Logistic Indonesia, Kamis (18/7).
Fuso eCanter diklaim siap memenuhi kebutuhan operasional PT Yusen Logistic Indonesia. Disokong baterai berkapasitas 83kWh, Canter listrik ini diklaim mampu menempuh perjalanan sejauh 140 km dengan GVW mencapai 6 ton.
Truk listrik ini diproyeksi terjun untuk bisnis logistik dengan operasional di dalam kota (inner city) seperti wilayah Jabodetabek. Menyikapi hal ini, Isuzu condong berada di sudut pandang customernya.
“Kami di Isuzu (IAMI) melihat dari sisi customer. Customer kita yang menggunakan commercial vehicle tentu berharap produktivitas dari unit-unit yang mereka beli itu tinggi dan bayangkan kalau hari ini infrastruktur dan teknologi masih berkembang terus…?,” buka Yusak Kristian Solaeman selaku Pesident Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) dalam diskusi terbatas, Jumat (19/8).
“Misalnya dulu teknologi baterai itu cruising distance-nya pandek sekarang kan makin panjang. Nah kalau dari sisi customer mereka punya cruising distance masih sangat pendek kemudian charging time lama, juga charging stationnya berjauhan, tentu hal tersebut akan bisa mengancam produktivitas menjadi tidak setinggi biasanya,” tambah Yusak.
Alih-alih bakal kerepotan untuk isi ulang daya truk listrik, Isuzu malah menghadirkan Isuzu Mobile EV Charger. Kendaraan berbasis Isuzu ELF yang dirancang jadi mobil charge keliling dengan kapasitas charging 150 kWh terbesar yang pernah ada. Bahkan bisa digunakan untuk charge beragam mobil listrik termasuk untuk Fuso eCanter nantinya, hehehe.
Kendaraan Komersial Listrik Paling Memungkinkan Saat ini di Indonesia
Beberapa tantangan dewasa ini bagi hambatan bagi operasionalisasi truk listrik di Indonesia. Terlebih soal waktu isi ulang daya truk listrik jika dibandingkan produktivitas di jam kerja.
“Hari ini kalau (truk) isi bahan bakar 5 menit selesai jalan lagi, kalau (charge) ini secepat-cepatnya Ultra Fast Charging kita butuh waktu 1-2 jam. Kalau berhitung dari produktivitas di jam kerja akan paintfull sekali buat customer. Meski dari produk mau menjual, ya kita bisa saja menjual tapi dari sisi customer tentu itu ada beberapa paint point yang kita harus perhatikan karena itu going concernnya akan berlanjut atau enggak,” papar Yusak lebih jauh.
“Orang akan pakai terus atau tidak, karena kalau hanya beli sesaat bisa saja karena sekarang semua orang butuh exposure EV. Tapi jika diperhatikan secara operasional itu belum mengcover kebutuhan, atau produktivitasnya tidak lebih baik, tentu orang akan berpikir ulang untuk re-order” tegas Yusak.
Ia pun menyortoti perihal kendaraan komersial listrik yang paling memungkinkan saat ini beroperasi di Indonesia. “Paling reliable buat kendaraan komersial listrik saat ini, sama-sama sudah kita lihat di Jakata tentu public transportation listrik, bus EV. Karena rutenya sudah pasti dan tidak ada yang ganti. Kendaraan ini juga sudah tahu di titik mana dia harus charge, itu sudah pasti lalu jalan lagi,” papar Yusak menyoroti operasionalisasi bus listrik.
“Sebetulnya kuncinya itu rute fixed, kalau angkutan saja tentu akan mempertimbangkan berbagai hal. Jika muatan hari ini penuh besok setengah, tentu sudah berbeda konsumsi baterainya. Sementara transportasi umum sudah ketahuan kapasitas maksimal penumpang, rutenya, sehingga sudah sangat bisa diperhitungkan,” lanjutnya.
Isuzu Punya Truk Listrik Elf EV
Isuzu di Jepang sendiri sudah memiliki moda kendaraan komersial listrik yang dipakai melayani titik Family Mart. Truk-truk listrik Isuzu dipakai melayani kebutuhan angkut logistik ke berbagai lokasi Family Mart dengan skema sewa mengingat keduanya berada di bawah perusahaan yang sama.
Tak hanya itu Isuzu di GIIAS 2024 juga turut memamerkan Isuzu Elf EV meski masih versi prototype. Truk ini ditujukan untuk mendukung mobilitas ramah lingkungan dan efektif bagi para pelanggan Isuzu
Isuzu ELF EV prototype yang hadir saat ini sudah menggunakan platform terbaru Isuzu Modular Architecture and Component Standard (I-MACS). Platform ini dikembangkan untuk mewujudkan tata letak fleksibel dengan memodulasi komponen utama dan kemudian menggabungkannya.
Baterai di Isuzu ELF EV prototype kemudian bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis konsumen. Tersedia pilihan 2 pak baterai berdaya 40 kWh, 3 pak baterai dengan daya 60 kWh, atau tersedia 5 pack baterai berdaya total 100 kWh.
Sistem pengisian daya dari Isuzu ELF EV Prototype dapat mendukung sistem pengisian daya cepat 2 jam. Meski memiliki kemampuan yang canggih, Isuzu ELF EV prototype tetap menawarkan kemudahan bagi sopir untuk mengendalikannya.
Area kabin dirancang dengan driver oriented sehingga mereka tidak akan merasa canggung untuk beralih dari kendaraan bermesin diesel ke kendaraan listrik. Di area depan pengemudi terdapat meter cluster yang informasi dalam menunjukan data kecepatan kendaraan, jumlah daya baterai, temperature baterai, estimasi Waktu pengisian baterai, sampai rata-rata konsumsi listrik yang digunakan selama perjalanan.
Kemudian tersedia juga ECO Mode yang bisa menyesuaikan performa dan konsumsi baterai sehingga lebih efisien. Selain itu ada juga Regeneration Braking yang bisa digunakan untuk membantu mengisi daya baterai, sehingga efisiensi penggunaan baterai bisa ditingkatkan.
Yang menarik lagi, Isuzu ELF EV prototype ini dibekali paket ADAS sebagai asistensi sopir selama perjalanan, yang terdiri atas lane Departure Warning System (LDWS), Driver Attention Alert, Notification Function of Preceding Vehicle Departure, Accidental Start Prevention Function, Distance Warning dan lainnya.
Sederet perkembangan dan teknologi terkini yang ditawarkan menjadi bukti konkret rangkaian perjalanan 50 Tahun Isuzu Terus Menamani di segmen kendaraan komersial Tanah Air.
Simak terus Moladin.com & channel Google News Moladin untuk informasi otomotif menarik lainnya.