Perbedaan Transmisi CVT dan AT di Mobil

by Baghendra Lodra
transmisi cvt vs at

Kini banyak mobil keluaran terbaru menggunakan transmisi CVT. Sebut saja Toyota Yaris, Wuling Almaz, Honda Brio, dan lain-lain. Penggunaan transmisi otomatis jenis ini bukan tanpa alasan, salah satunya supaya laju mobil terasa semakin nyaman.

Apakah CVT lebih baik dari transmisi otomatis konvensional (AT) atau yang dikenal sebagai matic biasa? Jawabannya tentu tidak, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan sendiri. Hal ini terbukti dari banyak pabrikan mobil yang masih mengandalkan transmisi matic konvensional di kendaraannya. Ambil contoh Toyota Avanza, Mitsubishi Xpander, dan Suzuki Ertiga.

Kenapa mobil-mobil tersebut bertahan dengan transmisi AT dan tidak beralih ke CVT? Buat kamu yang mau tahu jawabannya, simak bahasan perbedaan transmisi CVT dan AT di mobil, berikut ini:

Sejumlah Kelebihan dan Kekurangan Transmisi CVT

transmisi CVT

Kelebihan transmisi CVT lebih halus dalam perpindahan gigi, kemudian irit bahan bakar.

Buat orang awam, semua transmisi otomatis mungkin sama. Kenyatannya tidak, ada CVT, AT, dual clutch, automatic gear shift (AGS), automatic clutch transmission (ACT) dan lain-lain. Hanya saja dalam bahasan kali ini kami bakal mengupas lebih dalam soal transmisi CVT Vs AT.

Mulai dari CVT dulu, transmisi ini unik karena komponen utamanya adalah perangkat puli yang dihubungkan dengan sabuk baja atau belt. Dalam perpindahan gigi, prosesnya dihasilkan dengan mengatur besaran diameter drive pulley dan driven pulley. Alhasil tidak ada jeda sama sekali, lantaran pembesaran puli bergerak secara berkelanjutan.

Baca juga  Masalah Mobil Matic dan Gejala yang Ditimbulkan

Hal tersebut memastikan mobil dengan transmisi CVT bakal lebih halus saat berakselerasi. Entakan ketika perpindahan gigi seperti yang terjadi di transmisi otomatis konvensional (AT), tidak bakal terjadi.

Kelebihan transmisi CVT selanjutnya adalah bobot lebih ringan, karena tidak banyak komponen. Lalu CVT juga deprogram untuk bisa mengatur rasio perpindahan gigi secara instan dengan kisaran putaran mesin tertentu. Kombinasi kedua hal tersebut menjadikan, mobil CVT juga lebih hemat bahan bakar.

Walau banyak kelebihan, bukan berarti transmisi CVT tidak ada kekurangan. Salah satunya tidak mendukung untuk mobil berperforma tinggi. Terbukti dari tidak ada mobil sport yang dikawinkan dengan CVT. Oleh karenanya, transmisi jenis ini lebih cocok untuk kendaraan yang digunakan di dalam kota.

Tarikan awal mobil CVT juga cenderung lebih lambat. Kalau kamu sering memaksakan dengan menginjak pedal gas dalam-dalam, pun lebih rawan rusak. Bila ada masalah, perbaikan CVT cukup mahal.

Ciri-ciri kerusakannya, dapat kamu deteksi dari tarikannya terasa sangat lambat, terasa jeda dan mengentak. Kemudian konsumsi BBM mobil lebih boros dari biasanya.

Kelebihan dan kekurangan Transmisi Otomatis Konvensional

transmisi otomatis konvensional

Toyota Avanza, Suzuki Ertiga, dan Mitsubishi Xpander masih mengandalkan transmisi otomatis konvensional 4-percepatan karena lebih sederhana.

Bicara trasmisi otomatis konvensional, basisnya adalah susunan gir atau disebut sebagai planetary gear set. Di dalamnya gir planet, gir matahari, gir ring, dan rumah gir. Umumnya mobil AT menggunakan 2 planetary gear set yang disusun terpisah atau menyatu.

Baca juga  7 Penyebab Mobil Matic Tidak Bisa Jalan, Waspadalah

Disebut sebagai planetary gear set karena desainnya mirip planet-planet. Gigi matahari yang punya ukuran lebih besar berada di tengah, kemudian dikelilingi gir planet dengan dimensi lebih kecil.

Oleh karena terbentuk dari susunan gir, maka perpindahan gigi transmisi otomatis konvensional bakal terasa lebih kasar dibanding transmisi CVT.  Ada entakan-entakan setiap pergantian gigi. Buat sebagian orang itu terasa mengganggu, namun di sisi positifnya bisa memberi kesan fun to drive.

Maka wajar ketika banyak mobil sport menggunakan transmisi otomatis konvensional, sebut saja BMW M Series, Mercedes-AMG, dan lain-lain. Hanya saja memang transmisi yang digunakan mobil-mobil berperforma tinggi itu punya gear set yang lebih rumit, biasanya mencapai 7 hingga 9-percepatan. Semakin banyak tahapan perpindahan giginya, maka pendistribusian tenaga juga semakin halus serta irit bahan bakar.

Sementara yang digunakan oleh mobil LMPV seperti Toyota Avanza, Mitsubishi Xpander, dan Suzuki Ertiga hanyalah 4-percepatan. Tujuannya tidak lain untuk membuat komponen yang sederhana. Alhasil lebih minim potensi kerusakan. Kemudian biaya perbaikannya kalau rusak juga terbilang lebih terjangkau.

Kemudian kelebihan Transmisi AT dibanding CVT selanjutnya, harga mobil barunya lebih terjangkau. Tidak percaya? Toyota Avanza misalnya yang dijual Rp 248,55 juta untuk varian Veloz 1.5 AT. Bandingkan dengan Honda Mobilio RS CVT yang banderolnya mencapai Rp 259 juta.

Baca juga  Waktu Ganti Oli Transmisi Mobil Matik, Bukan Cuma Lihat Kilometer

Transmisi Otomatis Lain

transmisi AGS Suzuki

Transmisi AGS Suzuki berbasis manual, tapi tidak perlu injak kopling layaknya transmisi otomatis

Seperti yang disebutkan di atas, selain transmisi CVT dan otomatis konvensional, masih ada berbagai jenis transmisi otomatis. Ambil contoh AGS seperti di Karimun Wagon R dan Suzuki Ignis. Kamu juga tidak perlu menginjak kopling, jadi hanya perlu memainkan gas dan rem.

Perbedaan transmisi AGS dengan otomatis konvensional adalah basisnya. Kalau AT menggunakan planetary gear, sementara AGS mengandalkan transmisi manual. Hanya saja ada tambahan torque converter yang mengatur perpindahan gigi secara otomatis.

Kelebihan transmisi AGS, lebih murah dari sisi ongkos produksi. Hanya saja soal performa tidak terlalu cekatan layaknya mobil AT. Ada jeda yang cukup lama saat torque converter berpikir untuk melakukan perpindahan gigi.

Selanjutnya transmisi otomatis yang juga unik adalah ACT (automatic clutch transmission) di Wuling Confero S. Mirip-mirip dengan AGS, karena sama-sama tidak ada pedal kopling. Hanya saja ACT masih membutuhkan pengendara untuk melakukan perpindahan gigi transmisi.

Cara kerjanya mengandalkan sistem e-clutch yang mengatur pijakan kopling dengan sensor yang ada di tuas transmisi. Jadi ketika pengemudi mau berpindah gigi, maka actuator hidrolik bakal mengatur kopling tersebut. Hasilnya rasa berkendara layaknya mobil manual yang fun to drive, tapi pengendara tidak perlu pegal menginjak kopling.

Sekarang sudah tahukan perbedaan transmisi CVT, AT, AGS, dan ACT. Kira-kira kamu lebih suka yang mana? Tuliskan jawaban kamu di kolom komentar ya!

Untuk informasi terbaru tentang dunia otomotif, pantau terus Moladin.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika