Renault Akan Mengembangkan Mobil Listrik di Cina, Faktor Utama Cost Murah!

by Tigor Sihombing
renault

Renault mengambil langkah strategis dengan membentuk tim riset dan pengembangan (R&D) kendaraan listrik (EV) di Shanghai, Tiongkok.

Tujuan utamanya ialah mempercepat pengembangan mobil listrik baru yang direncanakan siap untuk produksi massal pada akhir 2025.

Meski dibantu pengembangan di Tiongkok, mobil listrik ini hanya akan dipasarkan di Eropa, seperti yang dilaporkan oleh media lokal.

Langkah ini menandai pertama kalinya Renault menginvestasikan pengembangan mobil di Tiongkok. Menurut laporan AutoPix, terlepas dari keterlibatan Tiongkok dalam proses pengembangan, Renault tidak memiliki rencana untuk memproduksi atau meluncurkan mobil ini di pasar domestik Tiongkok.

“Mobil ini khusus untuk Eropa,” jelas laporan tersebut. Pada bulan Juni, laporan menyebutkan bahwa mitra Tiongkok akan membantu Renault mengembangkan versi listrik dari model Twingo.

“Pengembangan mobil akan dilakukan bersama mitra Tiongkok untuk mempercepat waktu pengembangan dan menekan biaya,” ungkap seorang sumber proyek kepada Autohome.

Di bulan yang sama, Kepala Strategi Industri Renault, Franck Naro, menyatakan bahwa Renault kini berada di posisi sejajar dengan produsen EV Tiongkok dalam hal kecepatan perakitan. “Dari apa yang kami lihat, kami berada di tingkat yang sejajar dengan mereka,” ujarnya.

Baca juga  Daftar Harga Mobil MINI Mei 2024, Pilihan Seru dari Electric hingga Countryman

Tim R&D Renault yang berbasis di Shanghai, didirikan awal tahun ini, merupakan bagian dari kantor Renault di Shanghai. Namun, tim ini langsung melapor ke kantor pusat Renault di Prancis, bukan ke Renault Tiongkok, seperti yang dilaporkan oleh Autopix.

Seorang sumber juga menyebutkan bahwa Renault berencana mengalihkan lebih banyak kegiatan R&D EV mereka ke Tiongkok untuk membangun sistem pengembangan EV yang lengkap, meliputi perangkat keras dan lunak.

Melalui langkah ini, Renault berharap dapat memanfaatkan rantai pasokan EV yang luas di Tiongkok, mengikuti jejak produsen mobil Eropa lainnya. Volkswagen, misalnya, merancang model EV khusus untuk pasar Tiongkok, sementara BMW dan Mercedes-Benz mengembangkan EV di Tiongkok untuk dijual secara global.

Namun, Renault memiliki pendekatan yang berbeda. Tidak memiliki pangsa pasar besar di Tiongkok, Renault tidak fokus bersaing di pasar EV Tiongkok. Sebaliknya, Renault menggunakan Tiongkok sebagai basis pengembangan dan rantai pasokan EV dengan fokus utama pada pasar Eropa dan luar negeri, menurut sumber dekat Renault China.

Baca juga  Intip Penjualan Neta Januari-Mei 2024, Lho Kok Konsisten Turun!

Sebagai informasi, pada Oktober tahun lalu, Renault mengumumkan adopsi platform CMA buatan Geely, yang ditandai dengan peluncuran konsep mobil Niagara. Kemudian pada Mei tahun ini, Renault dan Geely mengumumkan kemitraan dalam venture yang berfokus pada kendaraan plug-in hybrid (PHEV) dan mesin pembakaran konvensional.

Demikian ulasan Renault yang berencana kembangkan mobil listrik di China. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika