Transmisi CVT Mobil Putus Tidak Perlu Ganti Baru, Bisa Lirik Copotan!

by Tigor Sihombing
CVT Putus

Transmisi CVT putus dan ingin ganti baru? Jangan terburu-buru bertidak sebelum membaca tuntas artikel ini. Transmisi Variable Continuously Transmission (CVT) adalah jenis transmisi otomatis yang semakin populer diaplikasi pada mobil modern.

Tidak seperti transmisi otomatis konvensional yang memiliki set gear tetap, CVT menggunakan sistem puli dan sabuk yang memungkinkan perubahan rasio gear secara terus menerus tanpa jeda. Ini menghasilkan pengalaman berkendara yang lebih mulus dan efisien, karena mesin dapat bekerja pada RPM optimal untuk berbagai kecepatan.

Keunggulan utama dari CVT adalah kemampuannya untuk menjaga mesin dalam rentang putaran yang paling efisien, yang meningkatkan efisiensi bahan bakar dan memberikan akselerasi yang lebih halus. Namun, perawatan CVT memerlukan perhatian khusus untuk menjaga kinerjanya tetap optimal dan menghindari kerusakan yang mahal.

Transmisi CVT mobil putus kerap terjadi lantaran keteledoran penggunaan, “Misal belt putus umumnya terjadi karana pemilik tidak pernah mengganti oli CVT dan gaya berkendara dibejek-bejek,” kata Ko Lung Lung, CEO Dokter Mobil Indonesia.

Transmisi CVT Mobil Putus Bisa Lirik CVT Copotan

CVT mobil
Sebelum membeli, periksa riwayat penggunaan dan kondisi fisik CVT copotan. Idealnya, unit tersebut diambil dari mobil yang mengalami kecelakaan atau dari mobil dengan jarak tempuh rendah. Perhatikan tanda-tanda keausan, kebocoran oli, dan kerusakan pada komponen puli dan sabuk.

Lantas bagaimana jika transmisi CVT mobil putus atau akhirnya rusak dan harus diganti? Penggantian CVT dengan unit copotan bisa menjadi alternatif yang lebih ekonomis dibandingkan membeli unit baru. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan penggantian ini berjalan dengan baik, lancar dan aman.

1. Pilih Sumber yang Terpercaya

Membeli CVT copotan harus dilakukan dari sumber yang terpercaya. Pastikan bahwa penjual memiliki reputasi baik dan menyediakan garansi untuk unit yang dijual. Membeli dari bengkel spesialis CVT atau toko suku cadang mobil yang terpercaya dapat mengurangi risiko mendapatkan unit yang bermasalah.

2. Periksa Riwayat dan Kondisi Unit

Sebelum membeli, periksa riwayat penggunaan dan kondisi fisik CVT copotan. Idealnya, unit tersebut diambil dari mobil yang mengalami kecelakaan atau dari mobil dengan jarak tempuh rendah. Perhatikan tanda-tanda keausan, kebocoran oli, dan kerusakan pada komponen puli dan sabuk.

3. Lakukan Pemeriksaan Profesional

Jika memungkinkan, bawa CVT copotan ke mekanik profesional untuk diperiksa lebih lanjut. Mekanik dapat melakukan uji kompresi, memeriksa kondisi internal, dan memastikan bahwa CVT tersebut masih layak digunakan. Tes ini dapat membantu mengidentifikasi potensi masalah yang tidak terlihat pada pemeriksaan visual.

4. Ganti Oli dan Filter CVT

Saat mengganti CVT copotan, pastikan untuk mengganti oli dan filter transmisi. Oli yang lama mungkin telah terkontaminasi atau tidak cocok dengan spesifikasi mesin mobil kamu. Menggunakan oli baru dan filter yang bersih dapat membantu mengoptimalkan kinerja CVT dan memperpanjang umurnya.

5. Kalibrasi dan Penyesuaian

Setelah CVT copotan dipasang, penting untuk melakukan kalibrasi dan penyesuaian sesuai dengan spesifikasi pabrik. Proses ini biasanya memerlukan alat diagnostik khusus dan harus dilakukan oleh teknisi yang berpengalaman. Kalibrasi yang tepat memastikan bahwa CVT bekerja secara optimal dan sinkron dengan sistem elektronik mobil.

Tips Perawatan Transmisi CVT

CVT Putus
CVT mobil sangat sensitif terhadap panas. Untuk menjaga suhu operasional yang ideal, hindari mengemudi agresif atau menarik beban berat dalam jangka waktu lama. Jika mobil sering digunakan dalam kondisi lalu lintas yang padat atau medan berbukit, pastikan sistem pendingin mesin bekerja dengan baik. Panas berlebih dapat merusak komponen CVT.

Agar CVT awet, lakukan langkah-langkah perawatan CVT ini untuk memperpanjang usia pakai pda kendaraan.

1. Rutin Ganti Oli Transmisi

Oli transmisi CVT berbeda dengan oli pada transmisi otomatis biasa. Oli ini dirancang untuk menahan tekanan dan panas yang dihasilkan oleh gesekan puli dan sabuk. Mengganti oli transmisi CVT secara rutin sesuai dengan rekomendasi pabrikan, biasanya setiap 40.000 hingga 60.000 kilometer, adalah penting. Menggunakan oli yang tepat dan berkualitas juga sangat penting untuk menjaga performa transmisi.

2. Hindari Pemanasan Berlebihan

CVT mobil sangat sensitif terhadap panas. Untuk menjaga suhu operasional yang ideal, hindari mengemudi agresif atau menarik beban berat dalam jangka waktu lama. Jika mobil sering digunakan dalam kondisi lalu lintas yang padat atau medan berbukit, pastikan sistem pendingin mesin bekerja dengan baik. Panas berlebih dapat merusak komponen CVT.

3. Periksa Kondisi Sabuk dan Puli

Meskipun sabuk CVT dirancang untuk tahan lama, mereka tetap dapat aus atau rusak seiring waktu. Pemeriksaan visual secara berkala oleh mekanik terlatih dapat membantu mendeteksi tanda-tanda keausan atau kerusakan dini. Mengatasi masalah ini sejak awal dapat mencegah kerusakan yang lebih parah dan mahal.

4. Gunakan Mobil dengan Bijak

Berkendara dengan cara yang bijaksana dapat memperpanjang umur transmisi CVT. Hindari akselerasi mendadak dan pengereman keras. Saat berkendara di jalan menurun, gunakan rem mesin dengan bijak untuk mengurangi beban pada transmisi. Pastikan untuk melakukan pemanasan mesin beberapa menit sebelum mulai berkendara, terutama di pagi hari atau saat cuaca dingin.

Demikian ulasan terksit CVT putus, yang ternyata tidak selalu harus mengganti dengan yang baru. Informasi lebih lanjut tentang CVT dan tips praktis lainnya, kamu dapat menonton video di Moladin YouTube Channel.

YouTube player

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika