Saat ini sudah tidak relevan lagi menyebut Cina hanya sebagai negara penjiplak mobil-mobil kelas dunia terbukti dari hasil ekspor mobil Cina yang pesat saat ini,
Cina kini benar-benar jadi negara yang terdepan dalam menyerap teknologi dari merek-merek mobil yang mereka akuisisi. Sebut saja, Aston Martin, Volvo, Lotus, Morris Garage (MG) yang notabene berkontribusi pada ekspor mobil Cina desawa ini.
Belum lagi dari usaha-usaha patungan seperti Wuling-GM hingga raksasa macam BYD. Dari hasil tersebut pabrikan-pabrikan mobil Cina berhasil menyerap teknologi, desain, sampai dapur produksi seperti pabrik dan R&D, semuanya diolah dengan apik menghasilkan mobil yang disukai konsumen.
Tidak hanya negara-negara Asia Tengah, Amerika Utara bahkan di Emirat Arab dan Eropa yang punya standar ketat terhadap kualitas produk juga jadi kontributor besar ekspor mobil Cina belakangan ini.
Hal Ini menunjukkan adanya perubahan besar di era kepemimpinan Xi Jinping, di mana sepertinya pabrikan mobil Cina begitu dimudahkan berkolaborasi dengan pihak luar. Baik berbagi teknologi atau membeli saham perusahaan, yang pada akhirnya bikin Cina memegang kendali atas perusahaan-perusahaan tersebut.
Langkah ini tidak hanya bikin Cina makin pintar, tapi juga bisa bikin kendaraan yang diterima masyarakat dengan baik terkhusus pada kendaraan elektrifikasi.
Terbukti sekarang, mobil-mobil Cina nggak cuma andalkan harga murah, tapi juga punya kualitas, fitur safety dan teknologi canggih yang bisa bersaing dengan produk mobil-mobil dari Jepang.
Ekspor Mobil Jepang Anjlok
Buktinya lain saat ini Cina sudah berhasil menggeser Jepang sebagai penguasa pasar ekspor mobil.
Mengutip Nikkei Asia, mengacu pada data Asosiasi Produsen Mobil Cina (CAAM) 2 Januari 2024, disebutkan pada tahun 2023, China telah mengekspor 4,41 juta kendaraan dari Januari sampai November, naik 58 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara Jepang, meskipun naik, masih kalah dengan 3,99 juta unit.
Peningkatan ekspor ini banyak berkat dukungan dari Rusia dan Meksiko. Dimana Cina berhasil ngirim 730.000 mobil ke Rusia dari Januari – Oktober, naik tujuh kali lipat dibanding tahun 2022.
Di Meksiko juga naik 71 persen, mencapai 330.000 unit. Yang menariknya, Cina tidak hanya fokus di ekspor, tapi juga membuat basis produksi di negara-negara itu.
Di Indonesia sendiri, mobil-mobil Cina semakin banyak diminati. Seperti Chery, Wuling, DFSK dan Neta juga sudah menancapkan kuku dengan mambangun pabrik di Indonesia. Bahkan BYD salah satu raksasa mobil listrik dunia asal Cina tahun ini juga dikabarikan telah masuk ke Indonesia dan akan segera mendirikan pabrik.
Dengan semua ini, Cina tidak cuma unggul di penjualan dalam negeri, tapi juga berhasil mengalahkan Jepang sebagai eksportir mobil terbesar di dunia. Keren, kan!?
Demikian ulasan terkait penetrasi pabrikan otomotif Cina yang kini sukses menyalip Jepang adalah hal jumlah ekspor mobil. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.