Gibran Bicara Mobil Listrik, Ini Penjelasan Baterai LFP dan Peruntukannya

by Firdaus Ali
Gibran bicara mobil listrik

Pada acara debat Cawapres kemarin, Gibran bicara mobil listrik. Lebih spesifik, calon Wapres dari pasangan Capres nomor urut 2 itu optimis Sumber Daya Alam (SDA) nikel bisa menjadi komoditi yang menghasilkan meski baterai berbasis LFP makin digandrungi pabrikan otomotif.

Dalam sesi debat, Gibran melontarkan pertanyaan ke Cak Imin (Cawapres paslon 1) perihal lithium ferrophosphate (LFP) yang sering digaungkan Tomas Lembong sebagai salah satu timsesnya.

“Paslon nomor 1 dan tim suksesnya sering menggaungkan LFP, saya nggak tau nih pasangan nomor urut 1 ini anti-nikel atau gimana, mohon dijelaskan?” tanya Gibran ke Cak Imin.

Atas pertanyaan itu, Cak Imin memang tidak menjawab scara spesifik pertanyaan Gibran. Muhaimin Iskandar hanya menjawab dari sisi moralitas etik.

“Tenang pak Gibran semua ada etikanya, termasuk kita diskusi di sini bukan tebak-tebakan definisi tebak-tebakan singkatan, kita levelnya policy dan kebijakan. prinsipnya sederhana, semua kembali kepada etika,” jawab Cak Imin.

Terlepas dari perdebatan kedua Cawapres 2024, mari kita lihat kenyataan yang terjadi beberapa pabrikan otomotif yang memproduksi mobil listrik.

Baca juga  BYD Bersiap Lebih Totalitas Mengembangkan Baterai Untuk Motor Listrik

Sekilas Mengenai Baterai NMC dan LFP

gibran bicara mobil listrik

e-Platform BYD disokong Blade Battery dapat meningkatkan kepadatan energi hingga 50 persen

Gibran bicara mobil listrik. Dalam hal ini, beberapa pabrikan otomotif yang membuat mobil listrik sudah menggunakan baterai lithium ferrophosphate (LFP) sebagai peralihan dari nikel.

Dilansir dari EE Power, baterai LFP dikatakan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan baterai NMC (Nickel Manganese Cobalt). Baterai LFP disebut lebih aman, tahan lama, serta harga lebih terjangkau dari nikel karena bahan pembuatnya lebih banyak dan mudah didapat.

Meski begitu, baterai LFP nyatanya punya kekurangan dalam hal kepadatan energi yang disimpan. Artinya, dalam ukuran dan berat yang sama, baterai NMC punya daya tampung energi lebih banyak, dan pastinya daya tempuh kendaraan lebih jauh.

Singkatnya, baterai LFP dinilai pilihan yang tepat untuk pabrikan mobil listrik yang memproduksi model entry-level dan murah sebab bebas nikel dan kobalt. Salah satu contohnya Tesla menggunakan sel LFP prismatic dari CATL.

Berbeda halnya jika pabrikan mobil listrik yang mengutamakan energi dan kinerja, maka baterai NMC dan NCA adalah pilihan yang lebih baik.

Baca juga  BYD Bersiap Lebih Totalitas Mengembangkan Baterai Untuk Motor Listrik

Mobil Listrik Yang Sudah Pakai Baterai LFP

gibran bicara mobil listrik

Wuling BinguoEV sudah pakai baterai LFP

Berkaitan dengan Gibran bicara mobil listrik di acara Debat Cawapres 2024, ada beberapa mobil listrik yang sudah mulai menggunakan baterai LFP.

Wuling Air EV dan Wuling BinguoEV sudah menggunakan baterai LFP. Baterai LFP pada Wuling BinguoEV memiliki kapasitas 31,9 kWh (versi 333 Km) dan 37,9 kWh (versi 410 km). Sementara baterai LFP pada Wuling Air EV kapasitasnya 26,7 kWh (Long Range) dan 17,3 kWh (Standar Range dan Lite).

Selanjutnya ada Tesla, produsen mobil listrik asal Amerika ini sudah beralih menggunakan baterai LFP. Diantaranya Tesla Model Y dan Tesla Model 3. Untuk merek lain seperti BYD juga sudah pakai baterai LFP.

Simak terus Moladin.com untuk informasi otomotif menarik lainnya.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika