Penjualan mobil di Indonesia memang sangat berdampak, karena penyebaran virus korona (Covid-19) yang melanda Tanah Air sepanjang tahun 2020. Pun begitu, beberapa bulan terakhir, penjualan kendaraan sudah mulai membaik.
Meski berangsur membaik, namun penjualan kendaraan belum sepenuhnya pulih. Bahkan dibandingkan dengan sejumlah negara tetangga, penjualan mobil di Indonesia masih dibawah Thailand dan juga Malaysia.
Padahal, sebelum Covid-19 melanda Tanah Air. Penjualan mobil di Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan ASEAN.
Seiring dengan penurunan penjualan yang cukup drastic di tahun ini. Penjualan mobil di Indonesia harus anjlok, hingga akhirnya disusul oleh sejumlah negara tetangga.
Jika biasanya Indonesia berada di peringkat satu dalam penjualan mobil di Asia Tenggara. Maka tahun ini harus merosot ke posisi kelima.
Data Penjualan Mobil Merangkak Naik
Sejalan dengan beragam program penjualan menarik yang dihadirkan agen pemegang merek (APM) di Indonesia. Penjualan mobil di Indonesia perlahan mulai membaik, meskipun di atas kertas masih dibawah Thailand dan Malaysia.
Mengacu pada data ASEAN Automotive Federation, per September 2020. Thailand berhasil meraih penjualan tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Negeri Gajah Putih itu berhasil membukukan penjualan sebesar 77.907 unit mobil baru sepanjang bulan September lalu. Torehan itu merangkak naik 2,2 persen, jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 lalu.
Menyusul diposisi kedua, yakni Malaysia dengan total penjualan sebanyak 56.444 unit mobil baru di bulan September 2020 lalu. Penjualan mobil di Malaysia di September tumbuh 26,4 persen, dibanding September 2019.
Indonesia harus puas menempati posisi ketiga, dengan total penjualan sebanyak 48.554 unit di bulan September 2020 lalu. Angka tersebut mengalami penurunan hingga 47,9 persen, jika dibandingkan September 2019.
Peningkatan penjualan di Thailand dan Malaysia tersebut tak lepas dari kebijakan pemerintah setempat untuk dapat mendongkrak penjualan kendaraan. Di mana kedua negara tersebut meluncurkan program insentif potongan pajak untuk pembelian mobil baru.
Langkah itu dianggap ampuh untuk mendorong penjualan mobil di Thailand dan Malaysia dapat bangkit ditengah merosotnya ekonomi dunia. Karena diterpa pandemi yang melanda dunia.
Khusus untuk Thailand, guna menstimulus pasar. Pemerintahnya merilis kupon tukar tambah, yang masing-masing senilai 100.000 baht atau setara Rp 47 juta.
Kupon itu bisa digunakan oleh pemilik mobil perorangan untuk membeli mobil dengan pajak yang telah dikurangi. Jadi setiap pemilik kendaraan yang ingin tukar tambah dengan mobil baru berhak mendapatkan kupon senilai Rp 47 jutaan.
Selain Thailand, Malaysia pun punya cara yang ampuh untuk mendongkrak penjualan mobil baru yang lesu di tahun ini. Pemerintah setempat menerapkan pembebasan pajak bagi mobil baru.
Di awal Juni, melalui program pemulihan ekonomi, Perdana Menteri Malaysia mengumumkan pembebasan pajak penjualan sepenuhnya untuk mobil penumpang rakitan lokal (CKD) dan diskon pajak 50 persen untuk model impor utuh (CBU) mulai 15 Juni hingga 31 Desember 2020.
Wah.. sayangnya kebijakan bebas pajak mobil baru di Indonesia gagal terlaksana. Padahal, jika mengacu pada negara tetangga langkah ini dirasa ampuh untuk menstimulus pasar ditengah pandemi.
Baca juga:
- Perjalanan Karir Joan Mir di MotoGP, Sang Pengubah Sejarah
- 4 Kelebihan Hyundai Ioniq, Jangan Asal Beli!
- Mengenal Fitur Honda Sensing yang Tersedia di CR-V Facelift