Perjalanan Karir Joan Mir di MotoGP, Sang Pengubah Sejarah

by Baghendra Lodra
joan mir

Nama Joan Mir tiba-tiba naik daun untuk musim balap MotoGP 2020. Anak muda asal Spanyol tersebut sukses meraih gelar juara dunia. Prestasi ini menjadi yang pertama buat Mir dan juga Suzuki khususnya di era MotoGP 4-tak.

Terakhir kali pabrikan motor asal Hamamatsu ini memperoleh gelar tertinggi yaitu pada 2000 atau 20 tahun lalu. Ketika itu masih era motor MotoGP 2-tak 500cc. Pembalap yang berhasil membawa Suzuki menang adalah Kenny Roberts dengan menunggang RGV500.

Joan Mir sendiri sukses meneruskan jejak Roberts. Dia mengubah sejarah menjadi indah buat Suzuki, setelah mengumpulkan 171 poin dari 13 kali balapan MotoGP. Meski masih menyisakan satu seri lagi, namun poin Mir tidak mampu terkejar oleh pembalap lain.

Franco Morbidelli dari Petronas Yamaha SRT yang ada di posisi kedua, cuma mampu mengoleksi 142 poin. Lalu Alex Rins sesama pembalap Suzuki Ecstar ada di posisi tiga dengan 138 poin.

“Sangat sulit untuk menemukan kata-kata yang tepat saat ini… Menjadi orang yang memberi mereka (Suzuki) mahkota lagi setelah 20 tahun adalah perasaan yang luar biasa dan kehormatan sejati,” kata pembalap kelahiran 1 September 1997 itu.

Kemenangan Mir semakin manis, lantaran 2020 merupakan tahun keramat. Ini merupakan masa yang diperingati sebagai 100 tahun Suzuki.

“Sungguh perasaan yang luar biasa, kami tidak bisa berharap lebih! Untuk memenangkan gelar tahun ini, saat peringatan 100 tahun Suzuki dan 60 tahun balapan, dan juga 20 tahun sejak gelar terakhir. Dalam mimpi terliar saya, tidak dapat membayangkan sesuatu yang sebagus ini, sungguh hebat,” kata Manajer Tim Suzuki, Davide Brivio.

Baca juga  Rossi Belum Mau Pensiun, Tetap Lanjut Balapan di MotoGP 2021

Anak Kemarin Sore di MotoGP

joan mir

Dia merupakan juara dunia Moto3 pada 2017, ketika itu usianya masih 20 tahun

Musim ini Joan Mir memang bukan lagi seorang rookie, namun karirnya di MotoGP tetap bisa dikatakan baru kemarin sore. Dia memulainya pada 2019 di Suzuki Ecstar dengan menggantikan Andrea Ianone yang pindah ke Aprilia.

Karirnya di balap motor sesungguhnya tidak terlalu istimewa. Dia cuma pernah satu kali menjadi juara dunia, ketika berkompetisi di Moto3 bersama Leopard Racing pada 2017. Kemudian pada 2018, dia naik kelas ke Moto2 bersama EG 0,0 Marc VDS dan hanya berhasil menyelesaikan musim di posisi enam.

Setelah itu, Suzuki Ecstar meminangnya. Alasan Mir bisa menggantikan Ianone lantaran pernah juara dunia pada usia 20 tahun, kemudian punya rasa percaya diri tinggi.

“Ia ganas, baik, dan bisa melaju dengan sangat cepat. Itulah semua karakter yang kami butuhkan dari pembalap muda. Tidak hanya ingin bergabung ke Suzuki karena kami tim pabrikan, tapi juga percaya dengan proyek kami” seperti dikatakan Manajer Tim Suzuki Ecstar, Davide Brivio seperti dikutip laman Motosport pada 2018.

Ternyata saat menunggang motor Suzuki GSX-RR di MotoGP pertama kali, Joan Mir tidak bisa berbuat banyak. Musim pertamanya berakhir tanpa podium. Kemudian dua kali tidak ikut balapan lantaran cedera, serta dua kali gagal finish. Alhasil dia cuma bisa menyelesaikan MotoGP 2019 di posisi 12.

MotoGP 2020, Karir Joan Mir Meroket

joan mir

Keajaiban datang pada musim kedua Joan Mir di MotoGP

Balapan pertama di MotoGP 2020, Joan Mir langsung gagal finish. Kemudian seri kedua berada di posisi lima, seri ketiga lagi-lagi gagal finish. Ketika itu belum ada sama sekali gembar-gembor soal dirinya bakal begitu dekat dari gelar juara dunia.

Baca juga  Akhirnya Valentino Rossi Naik Podium, Tapi di Balap Mobil

Hanya saja setelah balapan keempat, prestasi pembalap motor 23 tahun ini berubah gemilang. Dia berhasil naik podium untuk pertama kalinya di MotoGP, sirkuit Red Bull Ring. Kemudian balapan selanjutnya yang berlansung di tempat sama, dia ada di posisi empat.

Lalu Joan Mir benar-benar mengubah sejarah, dia naik podium berturut-turut di balapan Italia dan Spanyol. Sempat kurang baik pada GP Perancis dengan finish kesebelas, namun dia sukses bangkit saat balapan berlangsung di Spanyol. Hasilnya tiga podium berturut-turut.

Bahkan balapan yang berlangsung 8 November 2020 di Sirkuit MotoGP Ricardo Tormo, dia pertama kalinya berhasil naik podium tertinggi. Kemenangan itu direbutnya dari Alex Rins selaku rekan satu tim yang memimpin balapan dari awal. Alhasil, Mir dapat posisi 1 dan Rins di peringkat 2.

Inilah sejarah baru buat Suzuki, menandai pertama kalinya pabrikan berlogo S tersebut meraih podium ganda peringkat 1-2. Momen terakhir hal ini terjadi buat Suzuki pada era 1980-an.

“Saya tahu apa yang harus saya lakukan, dan saya merasa sangat hebat dengan motor saya. Saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan betapa luar biasanya menjadi pemenang balapan MotoGP,” kata Joan Mir seperti dikutip dari rilis resmi Suzuki Ecstar.

Kemudian pada balapan selanjutnya alias Valencia GP pada 15 November 2020, Mir sukses menjadi juara dunia. Dia memang tidak naik podium, lantaran ada di posisi empat. Hanya saja akumulasi poinnya tidak lagi bisa terkejar oleh pembalap lain. Padahal MotoGP masih menyisakan satu seri lain di Portugal GP yang berlangsung 22 November 2020.

Baca juga  Rossi dan Vinales Jumpa Fans di Indonesia, Ini Kegiatannya

Apa Kunci Kesuksesan Suzuki di MotoGP 2020?

joan mir

Selain Joan Mir, Davide Brivio (sebelah kiri), merupakan sosok yang paling berperan dalam kemenangan Suzuki di MotoGP

Banyak sekali yang mengatakan bahwa Suzuki sedang beruntung pada tahun ini, lantaran pembalap andalan Repsol Honda, Marc Marquez sedang dibekap cedera. Alhasil tidak ada lawan kuat untuk bisa meraih gelar juara MotoGP.

Anggapan itu sesungguhnya sangat wajar, maklum Marquez memang sedang panas-panasnya balapan. Dia merupakan pemegang gelar juara dunia MotoGP berturut-turut sejak 2014 hingga 2019. Totalnya sudah mengoleksi enam piala.

Meski demikian, Mir melakukan pembelaan. “Siapapun yang mengatakan gelar juara dunia ini berkurang nilainya karena Marc absen, tidak tahu banyak soal motor,” bebernya seperti dikutip dari GPOne.

Valentino Rossi selaku legenda MotoGP dan pembalap Monster Yamaha juga ikut membela Mir. Baginya, tidak banyak pembalap yang berhasil menjadi juara dunia MotoGP pada musim kedua.

The Doctor menambahkan, bahwa anak muda asal Spanyol itu begitu konsisten dalam menunggang motor, terutama terkait melakukan kesalahan secara minimal. Oleh karena pekerjaan luar biasa tersebut, Mir pantas mendapat gelar juara dunia. Rossi pun memuji Brivio karena bisa memimpin tim Suzuki Ecstar dengan baik.

“Bagi saya, Suzuki bekerja sangat baik karena Brivio membuat pekerjaan yang luar biasa.. Dia mampu meyakinkan orang Jepang untuk bekerja sama dengan orang Eropa dan Italia, dan membuat tim yang sangat kuat. Itulah sebabnya mengapa motor Suzuki menjadi sangat kencang seperti sekarang,” beber Rossi seperti dilansir laman Motorsport.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika