Rabu, Mei 1, 2024
Banner-Wuling-EV-Blog

Potongan Aplikasi inDrive Cuma 10,55%, Driver Sejahtera?

by Ivan
Potongan aplikasi inDrive 10,55%

Kehadiran aplikasi inDrive di Indonesia sejak akhir tahun 2019 menambah semarak bisnis ride-hailing alias ojek online (ojol), termasuk dari sisi potongan aplikasi inDrive dibanding para kompetitornya.

Meski tahun depan disibukkan dengan persiapan inDrive Kurir dan Kargo, basis utama inDrive dalam pengantaran penumpang tetap menjanjikan.  Hal ini turut didukung potongan aplikasi inDrive yang tergolong ringan.

“Untuk potongan aplikasi inDrive saat ini 10,55%, bikin kita jadi salah satu aplikator ojol paling kompetitif saat ini. Kita membuat sebisa mungkin platform inDrive ini adil dan tidak banyak hidden fee,” kata Wahyu Ramadhan, PR Specialist inDrive Indonesia di Jakarta (5/12).

“Contoh mau pesan makanan lotek Rp 10 ribu, eeh ada hidden fee Rp 30 ribu. Dalih pengembangan aplikasi sampai kesempatan untuk memberi uang tip bagi driver pas kehujanan tentu akan memberatkan. Tapi kalau di inDrive, ya harga (kesepakatan) itu yang dibayarkan,” tambahnya.

Ditengah persaingan ketat jasa ojol saat ini, pendapatan driver tentu akan semakin tergerus. Hal ini lantaran potongan aplikasi disinyalir semakin tinggi. Potongan aplikasi mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 667 Tahun 2022 sempat diubah dari 20% menjadi 15%. Namun berubah cepat dalam waktu dua bulan dan kembali pada potongan semula. Hal yang tak berlaku di inDrive tentunya.

Baca juga  Kirim Parsel Lebaran Pakai inDrive Kurir Lebih Aman dan Murah

“Terlihat angka 10,55% sedikit memang, sementara kompetitor nembus dobel digit plus-plus. Lalu monetaisasi uang inDrive darimana? Jadi kami balik lagi mas, inDrive itu tumbuh bukan hanya dari ride-hailling karena kita secara global punya banyak lini bisnis yang terus kita kebangankan menggunakan dana yang kita miliki seefisien mungkin untuk bisa mensuppot bisnis dan tetap cukup sustainable dalam operasi bisnis kita,” urai Wahyu lagi.

“Yang paling pertama inDrive ingin tingkatkan ialah kualitas brand. Pertama kita satu-satunya yang bisa on-bid atau negosiasi harga dari awal kita didirikan. Ini kita pengen jadikan platform setransparan mungkin bagimana orang berdiskusi tentang kebutuhannya kepada driver inDrive,” jelas Wahyu lagi.

Setelah memahami bagaimana penerapan potongan aplikasi inDrive, kami akan mengajak Anda untuk mendalami filosofi dan strategi marketing inDrive untuk pasar Indonesia.

Filosofi dan Strategi Marketing inDrive

inDrive klaim jadi aplikasi mobilitas kedua paling banyak diunduh di dunia sepanjang 2022

inDrive klaim jadi aplikasi mobilitas kedua paling banyak diunduh di dunia sepanjang 2022

inDrive adalah platform layanan mobilitas dan perkotaan global yang berbasis di Mountain View, California, Amerika Serikat. Dengan kliam lebih dari 175 juta unduhan, inDrive menjadi aplikasi mobilitas kedua yang paling banyak diunduh di dunia sepanjang tahun 2022 setelah Uber.

Baca juga  Diikuti 200 Peserta Aplikasi Ojol inDrive Gelar Program P3K

Selain menyediakan layanan transportasi online, inDrive global juga menawarkan beragam pilihan layanan lain. Sebut saja transportasi antarkota, pengiriman kargo, jasa pekerjaan rumah tangga, kurir, dan pencarian pekerjaan. Meski di indonesia inDrive lebih familiar urusan ojek online.

“Sebelum tahun 2022 betul nama kami inDriver. Tapi inDriver resmi berganti nama jadi inDrive November 2022. Kami hilangkan ‘r’, logo berubah, dengan filosofi inDrive itu singkatan dari Inner Drive yang berarti dorongan dari dalam,” terang Wahyu.

Lebih jauh Wahyu menjelaskan jika inDrive pertama kali didirikan di Yakutia, Siberia pada bulan Juni 2013. “Tahun ini kita masuk 10 tahun, cuma inDrive bukanlah perusahaan Rusia melainkan perusahaan Amerika cuma memang benar kita didirikan di Siberia, Rusia,” infonya lebih lanjut.

Menyikapi persaingan jasa transportasi online yang semakin ketat, inDrive punya strategi marketing tersendiri. “Kita di indrive sebenarnya lebih khusus untuk meningkatkan value dari bisnis kita sendiri, bukan kegiatan marketing-marketing terus yang efek sampingnya terlihat seperti ‘bakar’ uang,” imbuh Wahyu soal strategi marketing yang dijalankan inDrive.

Baca juga  Aplikasi Ride-hailing inDrive Tetap Laris Diunduh

“Kita di Indonesia dan seperti juga di negara-negara lain pun kita sangat startageis dan gak langsung masif. Kita lihat kira2 dimana yang bisa dikembangkan dan perlu ditingkatkan kita ada disitu supaya karena kta pengen melayani (konsumen) Indonesia. Jadi harapannya gak cuma datang terus pergi, kayak Uber yang pernah masuk Asia Tenggara eeh…baru nyaman kok udah ditinggal,” kekeh Wahyu.

Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika