Transmisi adalah komponen kunci pada setiap mobil. Bagian ini berfungsi menyalurkan tenaga dari mesin ke roda agar kendaraan dapat melaju dan berjalan mundur. Tanpa transmisi yang andal, performa mobil berpotensi menurun drastis.
Sayangnya, masih banyak pemilik kendaraan yang belum sepenuhnya memahami cara kerja, komponen di dalamnya, atau bagaimana merawatnya dengan benar.
Padahal jika memahami semua aspek transmisi, biaya perbaikan yang mahal bisa dihindari.
Penjelasan Komponen Transmisi Secara Detail

Cara kerja transmisi manual
Komponen dalam sistem transmisi memiliki fungsi yang saling berkaitan. Mulai dari kopling, gearbox, sampai poros input dan output, semuanya berperan menyalurkan tenaga mesin. Berikut paparan lengkap setiap komponen utama dalam sistem transmisi, agar Sobat Moladin bisa lebih mengenal struktur dan fungsinya:
Kopling (Clutch) Kopling menjadi penghubung dan pemutus putaran mesin ke transmisi. Saat pedal kopling diinjak, tenaga mesin akan terputus. Sedangkan ketika pedal kopling dilepas, tenaga mesin terhubung kembali dengan transmisi.
Perawatan kopling perlu diperhatikan agar perpindahan gigi tidak terasa berat dan tidak menyebabkan komponen aus lebih cepat.
Gearbox Gearbox adalah rumah bagi roda gigi yang menentukan rasio putaran mesin ke roda. Ketika transmisi memiliki lebih banyak gigi, gap antargigi bisa dibuat lebih rapat. Hal ini membantu proses perpindahan gigi yang lebih halus. Di dalam gearbox terdapat kumpulan gigi dengan berbagai ukuran yang bekerja berdasarkan pilihan gigi yang diaktifkan oleh pengemudi.
Poros Input dan Output Poros input terhubung langsung ke kopling dan menerima tenaga dari mesin. Poros input kemudian memutar rangkaian gigi di dalam gearbox. Hasil perputaran ini diteruskan ke poros output yang berhubungan dengan roda, sehingga mobil dapat berjalan maju atau mundur.
Sinkroniser (Synchronizer) Sinkroniser adalah komponen yang memudahkan perpindahan gigi agar lebih halus, terutama pada transmisi manual. Ia memastikan kecepatan putaran antara roda gigi yang akan berpindah dalam posisi yang sama sebelum gigi terkunci. Dengan begitu, perpindahan gigi tidak menimbulkan suara berisik atau entakan keras.
Shift Fork (Garpu Pemindah) dan Shift Linkage (Tuas Penghubung) Shift fork bertugas menggerakkan collar atau hub gigi untuk berpindah dari satu gigi ke gigi lain berdasarkan perintah pengemudi. Shift linkage menjadi penghubung tuas persneling dengan shift fork, sehingga perpindahan gigi dapat dilakukan dari ruang kemudi dengan lancar.
Tuas Persneling Komponen ini memudahkan pengemudi memilih gigi transmisi. Pada transmisi manual, tuas persneling biasanya berada di konsol tengah. Beberapa mobil meletakkannya di belakang kemudi (setir) untuk menghemat ruang kabin.
Bak Transmisi (Transmission Case) Bak transmisi atau rumah transmisi adalah tempat seluruh komponen transmisi beroperasi. Bagian ini juga berfungsi menyimpan oli transmisi yang melumasi komponen-komponen penting seperti roda gigi dan bantalan (bearing).
Reverse Gear Komponen ini memungkinkan mobil untuk berjalan mundur. Reverse gear mengubah arah putar output shaft sehingga roda bisa berputar berlawanan arah dan mobil dapat bergerak ke belakang.
Jenis-jenis dan Cara Kerja Transmisi Pada Mobil

Ilustrasi transmisi otomatis konvensional
Setelah memahami komponen utamanya, Sobat Moladin perlu mengenal berbagai jenis transmisi.
Selain transmisi manual dan otomatis, masih ada transmisi CVT (Continuously Variable Transmission), DCT (Dual-Clutch Transmission), dan AMT (Automated Manual Transmission). Berikut penjelasan lengkapnya:
Transmisi Manual
Transmisi manual bekerja dengan prinsip rasio roda gigi. Momen dan kecepatan putar disesuaikan dengan kebutuhan saat mobil melaju. Pada jalan menanjak, mobil akan memerlukan torsi lebih besar, sehingga pengemudi harus menurunkan gigi agar mobil tidak kekurangan tenaga.
Perpindahan gigi dilakukan secara manual dengan menginjak pedal kopling dan menggerakkan tuas persneling. Cara kerja transmisi manual ini relatif sederhana dan banyak disukai oleh mereka yang senang merasakan kendali penuh terhadap mobil.
Transmisi Otomatis Konvensional (AT)
Transmisi otomatis konvensional menggunakan komponen bernama torque converter untuk menggantikan fungsi kopling. Torque converter memanfaatkan fluida untuk menyalurkan tenaga dari mesin ke poros input transmisi. Energi kinetis yang dihasilkan mesin kemudian diubah menjadi gaya dorong untuk menggerakkan roda.
Beberapa contoh mobil yang menggunakan transmisi ini adalah Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Perpindahan gigi pada AT tidak terasa sehalus CVT, tetapi telah terbukti andal dan mudah dirawat.
Transmisi CVT (Continuously Variable Transmission)
CVT menggunakan sepasang pulley (drive dan driven pulley) yang dihubungkan oleh sabuk baja atau belt. Diameter pulley berubah mengikuti putaran mesin, sehingga rasio gigi terus berubah tanpa hentakan.
Transmisi CVT lebih halus karena perpindahan gigi nyaris tak terasa. Tarikan awal memang sering dianggap sedikit lambat, tetapi setelah itu, performanya responsif. Jenis ini populer pada mobil-mobil hybrid dan city car seperti Honda Jazz atau Honda Brio.
Transmisi DCT (Dual-Clutch Transmission)
DCT menggabungkan dua kopling terpisah, satu untuk gigi ganjil dan satu untuk gigi genap. Keduanya dikendalikan secara komputerisasi sehingga perpindahan gigi berlangsung cepat dan efisien.
Walaupun disebut transmisi otomatis, sebenarnya konstruksi DCT mendekati transmisi manual yang dilengkapi kopling ganda otomatis. Contoh mobil yang menggunakannya antara lain Ford Ranger dan Ford Everest. Kelebihannya adalah akselerasi yang lebih responsif serta perpindahan gigi yang agresif.
Transmisi AMT (Automated Manual Transmission)
AMT mengotomatiskan perpindahan gigi manual dengan menggunakan aktuator dan sistem elektronik untuk menggerakkan kopling. Pada dasarnya, AMT masih memanfaatkan kopling kering seperti mobil manual, namun pengemudi tidak perlu menginjak pedal kopling karena semua dikontrol secara elektronik.
Suzuki Karimun Wagon sempat membekali varian flagshipnya dengan tipe transmisi ini. Keunggulannya adalah konsumsi bahan bakar yang relatif efisien dan sensasi berkendara seperti manual, walau tidak perlu menginjak kopling.
Tips Perawatan Transmisi Agar Selalu Optimal

Mengganti oli transmisi secara rutin
Merawat transmisi dapat membuatnya lebih awet dan menekan risiko kerusakan. Biaya perbaikan transmisi tergolong tinggi, sehingga langkah pencegahan sangatlah penting. Berikut beberapa tips perawatan untuk transmisi manual dan otomatis:
Transmisi Manual
- Rutin mengganti oli transmisi Idealnya oli transmisi manual diganti setiap 30.000–50.000 km. Jika mobil kerap digunakan mengangkut beban berat atau melewati jalur menanjak, interval penggantian oli lebih cepat. Oli yang kotor dapat membuat gesekan komponen meningkat dan menimbulkan panas berlebih.
- Gunakan oli transmisi berkualitas Pilih oli transmisi yang sesuai anjuran pabrikan. Perhatikan kekentalan dan standar kualitasnya. Oli yang tepat menjaga komponen gigi tidak cepat aus sekaligus meminimalkan gesekan.
- Pakai suku cadang orisinil Memang lebih mahal, namun komponen asli cenderung lebih awet dan sesuai spesifikasi pabrikan. Komponen palsu atau tiruan berpotensi menimbulkan masalah lain dan justru menambah biaya perbaikan jangka panjang.
- Setel pedal kopling sesuai anjuran Pedal kopling yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan memicu selip dan mempercepat keausan. Biasakan tidak menaruh kaki di atas pedal kopling selama mobil melaju agar kopling tidak cepat aus.
- Oper gigi dengan benar Pastikan perpindahan gigi terasa halus. Jika terdengar suara kasar, kemungkinan besar perpindahan gigi belum tepat. Biasakan menggunakan posisi gigi sesuai putaran mesin untuk menjaga keawetan komponen.
Transmisi Otomatis
- Panaskan mesin dan jalankan mobil secara berkala Ketika mobil dipanaskan, oli transmisi ikut bersirkulasi. Hal ini membantu melumasi seluruh komponen transmisi. Tidak perlu langsung menyalakan AC saat pemanasan agar tegangan listrik tetap stabil.
- Gunakan posisi persneling yang sesuai Jika terjebak macet atau berhenti di lampu merah, pindahkan persneling ke N (netral). Saat melewati tanjakan, posisikan tuas di gigi 3, 2, atau bahkan L, tergantung kondisi jalan. Mengoperasikan transmisi secara tepat membantu menjaga keawetan komponen.
- Hindari menekan gas terlalu dalam saat baru berjalan Memaksa transmisi otomatis bekerja keras ketika mesin belum cukup panas dapat mempercepat kerusakan komponen. Mulailah melaju secara bertahap sebelum menambah kecepatan.
- Perhatikan kondisi aki mobil Transmisi otomatis sangat tergantung pada kestabilan sistem kelistrikan. Aki yang kurang optimal bisa memengaruhi kinerja komputer yang mengatur perpindahan gigi.
- Ganti oli transmisi berkala Mengganti oli transmisi otomatis sesuai jadwal akan membantu menjaga kelancaran perpindahan gigi. Oli yang sudah terlalu kotor atau encer membuat performa transmisi menurun.
Perkembangan Teknologi Transmisi yang Semakin Canggih
Dunia otomotif terus berkembang, termasuk di sektor transmisi mobil. Pabrikan kini berlomba menghadirkan transmisi otomatis dengan lebih banyak percepatan, misalnya 8-speed, 9-speed, hingga 10-speed, untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan performa.
Penerapan material ringan pada gearbox juga makin marak demi menurunkan bobot kendaraan dan memangkas konsumsi bensin. Selain itu, integrasi transmisi dengan sistem elektronik canggih, seperti sensor kecepatan dan torsi, memungkinkan perpindahan gigi yang lebih adaptif sesuai kondisi jalan dan gaya berkendara.
Contoh lainnya adalah transmisi hybrid yang menggabungkan mesin bensin dengan motor listrik. Sistem ini memungkinkan perpindahan gigi yang lebih efisien dan pengaturan torsi yang bisa disesuaikan secara real-time.
Beberapa mobil listrik murni bahkan sudah tidak lagi menggunakan transmisi gigi konvensional, melainkan direct drive untuk memaksimalkan efisiensi daya. Namun, bagi para pecinta sensasi berkendara yang lebih “analog,” transmisi manual tetap menawarkan kesenangan yang sulit tergantikan.
Pilihan Oli Transmisi Manual dan Otomatis

Pilih oli yang berkualitas dan orisinil
Memilih oli transmisi yang tepat adalah langkah penting menjaga umur transmisi. Oli palsu bisa merusak komponen internal. Demi keamanan, belilah oli di bengkel resmi atau toko tepercaya.
Beberapa merek oli transmisi berkualitas di antaranya:
Oli Transmisi Otomatis
• TOP 1 ATF EVOLUTION MV 1 liter
• TOP 1 CVT FLUID 1 liter
• Shell SPIRAX S5 CVT X 1 liter
• Castrol Transmax Dexron IIIH Mercon MultiVehicle 1 liter
Oli Transmisi Manual
• Shell Spirax S3 G 80W 1 liter
• BM1 Gear Lube 90 GL-5 1 liter
• STP Gear Oil SAE 80W-90 Tropical Formula 1 liter
• Toyota GL – 4 80W-90 1 liter
Rekomendasi Mobil Transmisi Manual dan Otomatis

Pilihan mobil transmisi manual dan otomatis
Beberapa pilihan mobil dengan transmisi manual atau otomatis yang memiliki daya tahan baik, suku cadang terjangkau, dan perawatan mudah adalah:
• Toyota Avanza
• Honda Mobilio
• Daihatsu Xenia
• Honda Brio
• Mitsubishi Xpander
• Toyota Innova
Semua mobil di atas tersedia dalam versi manual dan otomatis, sehingga Sobat Moladin bisa memilih sesuai preferensi. Jika ingin mencari mobil bekas berkualitas yang siap pakai, kunjungi Moladin Car Center (MCC). Atau bisa juga menjadi agen Moladin dengan mengunduh aplikasi Moladin dan mulai menjual mobil bekas dari mana saja.
Transmisi adalah penyalur tenaga dari mesin ke roda, jadi memahaminya memudahkan Sobat Moladin dalam memilih jenis dan merawatnya, baik itu transmisi manual, otomatis, CVT, DCT, atau AMT. Usia pakai transmisi akan jauh lebih lama jika dirawat dengan tepat, mengganti oli sesuai jadwal, serta mengoperasikan gigi dengan benar.
Apabila ingin berburu mobil bekas dengan pilihan transmisi yang beragam dan kualitas terjamin, pilih Moladin saja.
Moladin merupakan marketplace mobil bekas omnichannel terkemuka di Indonesia, yang mendukung agen dan dealer rumahan melalui teknologi canggih untuk memudahkan transaksi sekaligus memastikan pelanggan mendapatkan pengalaman terbaik.
Moladin telah hadir di 135 kota dan menggandeng lebih dari 40.000 agen serta dealer, menghadirkan platform otomotif digital menyeluruh, lengkap dengan pelatihan dan pendampingan terbaik di kelasnya.