Kali ini Moladin akan membahas kekurangan Toyota Rush GR Sport. Mobil tersebut dipasarkan PT Toyota Astra Motor dalam dua pilihan, yakni type A/T dibenderol Rp 298,6 juta dan Rush GR Sport M/T dibanderol Rp 287,9 juta.
Setelah hadirnya Rush GR Sport, Toyota sekaligus menghentikan produksi versi tertinggi sebelumnya yang dipegang oleh Toyota Rush TRD Sportivo. jadi bisa dibilang, inilah penggantinya.
Bicara kelebihan, Toyota Rush GR Sport sendiri memiliki tampilan gagah. Salah satunya lewat penggunaan New GR design front & rear bumper, silver side body molding, GR emblem, dan penggunaan pelek ukuran 17 inch berbahan machining allow wheel.
Sementara interior adanya penambahan logo sablon GR Sport pada headrest depan, tombol engine Push Star Button, dan pada display infotainment system.
Keunggulan lain Toyota Rush GR juga sudah menyematkan Smart Start/Stop Engine Button dan Digital A/C Display pada konsol tengah. Hanya saja tampilan head unit Toyota Rush GR Sport berbeda dengan versi sebelumnya.
Head unit GR Sport juga sudah dilengkapi dengan infotainment AVX with android and apple car play, take out dvd player, electric and auto folding mechanism outside rear mirror dan new feature in iddling stop.
Moladin sendiri sudah mencicipi Toyota Rush GR Sport selama hampir satu minggu, untuk penggunaan dalam kota.
Sebagai SUV kelas menengah, yang sejajar dengan MItsubishi Xpander Cross, Honda BR-V dan Suzuki XL 7 secara keselurahan berkendara menggunakan Toyota Rush GR Sport menyenangkan.
Terutama soal fitur-fitur terbaru dan efisiensi bahan bahan bakar yang terbilang irit. Tercatat Toyota Rush GR Sport yang kami gunakan penggunan bahan bakarnya tembus hingga 10,5 km/liter, untuk penggunaan harian, dalam kondisi lalu lintas normal dan stop and go di Jakarta.
Meski begitu, bukan berarti tidak ada kekurangan Toyota Rush GR Sport. Setidaknya dari hasil test drive, kami menemukan kelemahan dari salah satu SUV mobil terlaris di Indonesia ini. Apa saja? Simak bahasan berikut:
1. Tarikan Kurang Responsif
Kekurangan Toyota Rush GR Sport yang pertama adalah soal tenaga yang kurang responsif pada putaran bawah. Toyota pernah menjawab soal tarikan bawah yang kurang responsif ini, katanya untuk mengejar efisiensi.
Jadi tidak heran kalau konfigurasi mesin Toyota Rush GR Sport sama dengan yang digunakan Avanza. Kodenya 2 NR-VE dengan kapsitas 1,496 cc VVTI.
Mesin ini memiliki tenaga puncaknya 105 hp yang bisa dicapai pada 6.000 rpm dan torsi 13,9 kgm pada 4.200 rpm. Tenaga Rush GR Sport ini lebih kecil dibanding kompetitornya Honda BR-V yang memiliki semburan tenaga maksimal sebesar 120 hp.
Dengan output mesin seperti demikian, Toyota GR Rush GR Sport menghasilkan konsumsi bahan bakar sekitar 10,5 km/liter. Sebenarnya tidak irit-irit banget.
Apalagi hasil segitu juga didapat sembari kami mengaktifkan idling start/stop engine. Ini merupakan fitur yang bisa nonaktifkan mesin secara otomatis kalau mobil berhenti beberapa detik. Jadi bisa semakin hemat bbm.
Penyebab lain tarikan Rush GR Sport lemah di putaran bawah adalah masih menggunakan penggerak roda belakang. Jadi otomatis bobotnya berat karena ada tambahan gardan. Sementara kompetitor sudah pakai penggerak roda depan semua.
2. Suspensi Keras
Kekurangan Toyota GR Sport berikutnya menurut Moladin adalah setingan suspensi yang lumayan keras. Terutama saat melewati jalan bergelombang atau tidak rata.
Meski begitu, suspensi yang agak keras ini membuat Rush GR Sport jadi asyik dan stabil diajak berakselerasi di jalan tol. Dan kami sudah mencobanya ketika Rush GR Sport dibejek hingga kecepatan 100 km/jam, ternyata hasilnya tidak terasa limbung.
Padahal ground clearance mobil ini terbilang tinggi yaitu sampai 220 mm dari body ke tanah.
3. Baris Ketiga Sempit untuk Dewasa
Kursi baris ketiga Rush GR Sport terasa sempit untuk orang dewasa. Męski kursi baris kedua bisa digeser kedepan, tapi posisi bahu penumpang rasanya kurang bisa meluk sempurna.
Mungkin karena sandaran kursinya terasa lebih kecil di banding baris kedua. Selanjutnya posisi dengkul juga sedikit agak naik, tidak rata seperti baris depan dua. Ini Karena pada di bagian belakang ada gundukan gardan yang bikin penumpang belakang sedikit agak tinggi.
Selanjutnya Karena posisi duduk agak naik, head roomnya jadi ngepas banget untuk penumpang dewasa yang memiliki tinggi sekitar 170 cm. Baris ketiga ini sepertinya akan lebih nyaman digunakan oleh anak-anak.
4. Transmisi Matik Konvensional
Kekurangan Toyota Rush GR Sport yang berikutnya adalah soal transmisi yang masih mengadopsi matik konvensional. Sedangkan pada Honda BR-V dan Xpander Cross sudah mengadopsi sistem transmisi otomatis jenis CVT atau Continuously Variable Timing.
Dilihat dari cara kerja, CVT adalah sistem yang memanfaatkan dua komponen utamanya yaitu puli dan sabuk baja. Sedangkan cara kerja dari transmisi AT adalah dengan memanfaatkan torque converter.
Pada mobil-mobil modern, transmisi CVT memiliki perpindahan gigi yang lebih halus dibanding transmisi matik (AT), sehingga lebih nyaman untuk dikendarai. Sedangkan kekurangannya adalah perawatannya yang sedikit lebih mahal di banding transimisi AT.
Demikian ulasan terkait kekurangan Toyota Rush GR Sport. Kiranya ulasan ini bisa menjadi sumber refrensi kamu dalam menemukan mobil pillihan terbaik keluarga.
Jangan lupa simak terus Moladin.com untuk update kabar terbaru seputar otomotif.