Rabu, April 24, 2024
Banner-Wuling-EV-Blog

4 Kekurangan Wuling Air EV, Nasib Sebagai Microcar

by Tigor Sihombing
Kekurangan Wuling Air EV

Berikut kami sampaikan kekurangan Wuling Air EV, mobil listrik mungil yang sudah dipasarkan di Tanah Air. Di Indonesia sendiri Wuling Air EV resmi diperkenalkan sejak 11 Juli 2022 lalu.

Kekurangan yang pertama adalah harga mobil lsitrik ini masih tergolong tinggi. Wuling sudah membuka keran pemesanan dengan harga berkisar Rp 250 juta untuk trim bawah dan Rp 300 juta untuk trim tertingginya. Harga ini sudah dipajang di laman resmi Wuling, yang berarti secara official microcar ini memang sudah bisa dipesan.

Selanjutnya kekurangan Wuling Air EV lain adalah jok belakangnya cukup sempit untuk orang dewasa. Kemudian pelek dan ban yang digunakan tidak umum yaitu cuma 12 inci, jadi sulit untuk menemukan penggantinya bila terjadi kerusakan. Terakhir yang jadi kekurangan mobil listrik ini tidak punya fitur fast charging untuk isi baterai.

Untuk lebih lengkapnya, kami akan membahas kekurangan Wuling Air EV yang totalnya ada empat. Fakta-fakta ini yang sangat penting untuk dikatahui supaya menjadi bahan pertimbangan sebelum kamu memutuskan untuk membeli Wuling Air ev.

1. Tidak Ada Fast Charging untuk Isi Baterai Wuling Air EV

Kekurangan Wuling Air EV

Baterai Wuling Air Ev

Kekurangan Wuling Air EV yang pertama adalah tidak punya fitur fast charging. Teknologi ini sangat penting untuk mobil listrik, karena bisa mempercepat waktu pengisian baterai.

Yuk mari dibayangkan, jika untuk trim Long Range Wuling Air EV dengan baterainya berkapasitas 26,5 kWh, dengan menggunakan daya listrik 2.200 Watt, pengisian baterainya bisa mencapai 11 jam.

Sementara untuk Wuling Air EV Standar Range dengan kapasitas baterai 18 kWh bisa dicharge dengan daya 2.200 watt memerlukan waktu selama 8,5 jam untuk pengisian penuh.

Baca juga  6 Spesifikasi Neta V dan Harganya, Mobil Listrik Cina Layak Beli?

Bandingkan dengan mobil listrik lain, Hyundai Ioniq 5 dengan teknologi fast chargingnya dengan baterai 35 kWh. Mobil berlogo H miring itu hanya dibutuhkan waktu 17 menit untuk mengisi baterai dari 20 persen hingga kondisi 80 persen. Tentu sangat menghemat waktu bukan?

“Baik Wuling Air EV Long Range dan Standar Range hanya bisa charging pakai kelistrikan AC (DC atau fast charging tidak bisa),” kata Product Planning SGMW Motor Indonesia (Wuling), Danang Wiratmoko.

Danang mengatakan, listrik 2.200 watt adalah daya minimal untuk cas baterai mobil listrik ini. Dengan catatan, semua tegangan tersebut disalurkan ke mobil.

Kalau di rumah ada peralatan listrik lain yang menyala atau aktif, mobil Wuling ini tidak akan bisa dicharge. Oleh karena itu, Danang menyarankan untuk charge Wuling Air EV di rumah dengan minimal daya 4.400 watt.

2. Akomodasi Sempit, Risiko Micro Car

Kekurangan Wuling Air EV

Risiko yang harus diterima microcar. Duduk di jok belakang Wuling Air EV, leg room mepet dengan jok depan.

Kekurangan Wuling Air EV berikutnya adalah akomodasi yang sempit. Memang muat 4 orang, tapi di belakang terasa cukup sempit untuk orang dewasa terutama dalam hal leg room. Ditambah lagi head rest belakang terlalu pendek, jadi kurang nyaman untuk menyandarkan kepala.

Di sisi lain, mobil ini hanya memiliki 2 pintu. Jadi, keluar masuk penumpang belakang akan mengganggu penumpang baris depan. Ya, sebenarnya tidak ada salahnya juga dengan konsep tersebut, karena ini adalah sebuah microcar. Tentu bodinya yang mungil, tidak bisa meletakkan banyak pintu seperti di mobil konvensional.

Baca juga  KIA Soul EV Boardmasters, Mobilnya Anak Pantai

Kalau mau lega, ya silahkan beli Kijang Innova Reborn bekas yang harganya juga berkisar Rp 250 – 300 jutaan. Benar tidak?

Tidak lengkap rasanya biacara akomodasi tanpa tahu dimensinya. Wuling Air EV memiliki dimensi panjangnya 2.972 mm, lebar 1.506 mm dan tinggi 1.630 mm.

Jika dibanding dengan MPV seperti Innova, dimensi Wuling Air EV ini tidak ada apa-apanya. Coba cek Innova reborn, mobil tersebut mempunyai ukuran panjang 4.735 mm, lebar 1.830 mm, dan tinggi 1.795 mm. Bagaikan bumi dan langit.

3. Harga Masih Relatif Mahal

Kekurangan Wuling Air EV

Sosok mobil listrik Wuling Air EV

Kekurangan Wuling ev berikutnya adalah harga yang mahal, apalagi ketangguhannya di Tanah Air belum terbukti. Meski sebenarnya kalau secara build quality sudah cukup baik, contohnya body yang tebal, pintu yang berat seperti mobil Eropa, dan detail yang rapih.

Hanya saja banyak konsumen yang beranggapan Wuling Air EV adalah mobil kecil atau micro car. Jadi, harusnya dari sisi harga tidak sampai Rp 300 juta. Kalau semahal itu, bukankah lebih baik beli mobil konvensional dengan mesin bensin saja seperti Toyota Avanza, Hyundai Stargazer, dan Mitsubishi Xpander. Bahkan kalau mau opsi mobil bekas, bisa dapat Innova Reborn.

Apalagi di negara asalnya yaitu Cina, Wuling bisa menjual mobil listrik di bawah Rp 100 jutaan (HongGuang Mini EV). Sementara untuk Air EV ini memang baru ada di Indonesia, tapi kabarnya juga bakal masuk pasar Tiongkok dengan harga di bawah Rp 150 juta.

4. Ukuran Ban dan Velg Wuling Air EV Cuma 12 Inci, Sulit Cari Pengganti

Kekurangan Wuling Air EV

Ukuran velg dan ban Wuling Air EV cuma pakai 12 inci

Kekurangan Wuling Air EV berikutnya adalah ukuran ban yang kecil. Ini bukan masalah teknis sebenarnya, karena penggunaan ban kecil memang sudah disesuaikan pabrikan dengan kondisi mobil, demi kenyamanan dan keamanan.

Baca juga  Peluncuran Wuling Cortez Terbaru, 23 Maret 2022?

Nah permasalahaannya adalah kelangkaan jenis bannya yang tersedia di pasaran. Kalau pun ada, tidak banyak. Ukuran ban yang digunakan Wuling Air EV memang tidak umum untuk saat ini. Peleknya berdiameter 12 inci dan dibalut ban berukuran 145/70. Satu ukuran dengan kaki-kaki milik Daihatsu Hijet 1.000, atau Carry 1.000 lawas.  

Lalu bagaimana dengan solusi ganti pelek dengan ukuran lebih besar? Tentu saja ada risikonya. Danang pernah bilang, pihaknya tidak menganjurkan konsumen untuk mengganti roda Wuling Air EV. Hal tersebut dianggap bisa berpotensi menggugurkan garansi pabrikan.

“Mengganti ban di luar rekomendasi APM (agen pemegang merek) pasti garansinya hilang,” katanya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, ada beberapa dampak teknis jika roda asli diganti dengan produk aftermarket. Pasalnya desain hingga ukuran velg dan ban Wuling Air EV sudah disesuaikan supaya bisa optimal dalam berkendara. 

“Dampak teknis penggantian pelek itu berpengaruh pada jarak tempuh atau konsumsi energinya, lalu kenyamanan, dan suspensi. Jadi semua sudah dihitung. Kalau diganti yang aftermarket kan tidak dihitung berdasarkan spesifikasi kendaraannya jadi risikonya tidak terjamin dalam coverage warranty-nya,” jelas Danang. 

Demikian ulasan terkait kekurangan Wuling Air EV. Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru seputar otomotif. Moladin adalah platform mobil bekas berkualitas dan terpercaya. Sudah tersedia di 135 kota dengan 40.000 agen dan dealer, jadi kalau kamu mau beli mobil bekas di Moladin aja. 

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika