Motor Retro, Si Tua Klasik yang Kini Kembali Dilirik

by Baghendra Lodra
Motor Retro

Moladin – Hilang tergerus zaman, digantikan dengan motor manual dengan konsep yang lebih modern, motor matic yang lebih mudah dikendarai, dan motor sport untuk penampilan lebih maskulin dan trendi. Kini, motor retro, Si Tua klasik kembali dilirik.

Tak heran, tampilan motor ini memang sangat unik, karakternya sangat cocok untuk para pria yang memang menginginkan motor dengan konsep yang tidak biasa alias out of the box.

Meski sering dikaitkan dengan motor jadul, nyatanya motor retro tidak pernah hilang dari hati para pencinta otomotif, terlebih kendaraan roda dua.

Desainnya sangat unik, memenuhi kebutuhan konsumen yang bisa membuat nuansa berkendara yang tidak biasa, bahkan menarik minat pengendara motor lainnya. Namun, ada harga tak biasa yang harus diraup untuk bisa mewujudkannya.

 

Seperti Apa Tren Motor Retro di Indonesia?

Beneli Leoncino 250Beneli Leoncino 250 | Foto: Moladin

Awal kemunculan motor retro di Indonesia diprakarsai oleh Kawasaki W175 yang punya harga sekitar Rp 30 juta dengan fitur kekinian ditambah mesin SOHC kapasitas 177cc. Sebenarnya, tipe W175 ini bukan yang pertama, karena Kawasaki sebelumnya merilis Kawasaki Estrella 250 seharga Rp 72 juta dan Kawasaki W800 dengan harga Rp 250 juta.

Alasannya cukup sederhana, yaitu untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang ingin melepas rindu dengan motor lawas dengan mesin modern yang tidak merongrong.

Baca juga  Alex Marquez Bertahan di Marc VDS, Petronas SRT Minggir Dulu

Selanjutnya, PT Benelli Motor Indonesia yang merupakan Agen Pemegang Merek (APM) Benelli mengklaim bahwa merekalah yang pertama kali merilis motor retro, yaitu seri Benelli Patagonian Eagle di tahun 2016.

Motor ini dilengkapi mesin jenis SOHC dua silinder dengan kapasitas 250cc. Dua tahun berselang, rilis kembali motor retro dari Benelli, yaitu Benelli Motobi seri 200 dan 200 Evo, sementara untuk menyaingi keunggulan Kawasaki W175, Benelli mengeluarkan Motobi seri 152.

 

[product product=”Viar Vintech 200″ images=”https://cdn.moladin.com/motor/viar/Viar_Vintech_200_20022_78228_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/viar/viar-vintech-200″ price=”Rp. 1.047.000,-*” description=”*Angsuran mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

 

Soal harga, Benelli Motobi 152 dibanderol Rp 18,9 juta, sementara seri Motobi 200 dihargai Rp28,8 juta, seri Motobi 200 Evo seharga Rp 30,8 juta, dan seri Benelli Patagonian Eagle memiliki harga jual paling mahal, yaitu Rp 37,9 juta.

Tentu saja, tampilannya yang sarat akan nuansa tempo dulu dengan mengusung konsep nostalgia membuat harga-harga motor klasik ini sangat melambung.

Honda ikut ramaikan pasar retro dengan merilis Honda Super Cub 125. Hingga kini, Cub 125 masih menjadi motor bebek dengan harga mahal di Indonesia, yaitu sekitar Rp 55 juta.

Tak heran, karena selain kapasitas 125cc pada mesin, Honda Super Cub 125 dilengkapi dengan fitur digital panel meter, cahaya lampu LED, dan smart key system.

Tak ingin kalah bersaing, Viar juga pasarkan produk motor retro mereka, Vintech 200 dan 250. Keduanya serupa tapi tidak sama, karena desain Vintech 200 menonjolkan nuansa klasik, sementara Vintech 250 memadukan komponen modern pada fiturnya. Keduanya punya harga yang tak lebih dari Rp 30 jutaan di pasaran.

Baca juga  Tokyo Motor Show 2019 Siap Digelar, Suzuki Motor Pamerkan Ini!

 

Ciri Khas Motor Retro, Klasik dan Nyentrik

Kawasaki W175Motornya bernuansa klasik tapi nyentrik

Tersiar kabar bahwa tahun 2019 menjadi tahun kejayaan motor retro yang dulu sempat pudar dengan hadirnya kendaraan dengan konsep modern. Tidak hanya dari modifikasi motor batangan lawas, motor retro ini pun kembali diproduksi oleh produsen-produsen motor ternama di Indonesia. Sepertinya, ini menjadi waktu yang tepat bagi Anda yang ingin bernostalgia atau sekadar menjajal sensasi mengendarai Si Tua.

Lalu, apa saja yang menjadi ciri khas dari motor retro? Ada beberapa komponen motor retro yang terbilang unik dan berbeda dari motor modern yang dijual di pasaran. Pertama, bentuk lampunya yang selalu identik dengan bulat.

Kedua, bentuk tangki bahan bakarnya yang mengusung konsep desain teardrop shape atau seperti butiran air yang hingga kini masih diadaptasi oleh beberapa motor modern untuk laki-laki. Ketiga, jok yang terbilang kecil, tetapi tetap nyaman dikendarai.

Baca juga;

Baca juga  All New Satria F150 Lebih Canggih Ketimbang Honda Sonic 150R

 

Motor Retro yang Dijual di Pasaran

Motor RetroMudah dicari di pasaran

Seiring dengan kembali berjayanya motor bergaya klasik, tentu Anda akan lebih mudah menjumpai jenis motor ini di pasaran. Sebut saja Kawasaki yang telah merilis seri Estrella 250, W800, dan W175. Lalu, Benelli yang mengeluarkan seri Patagonian Eagle, Motobi 200, Motobi 200 Evo, dan Motobi 152. Pun, Honda seri Super Cub 125.

 

[product product=”Kawasaki W 250″ images=”https://cdn.moladin.com/motor/kawasaki/Kawasaki_W_250_9541_63738_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/kawasaki/kawasaki-estrella-250se-sports-pendingin-udara-4-tak-tunggal-250cc” price=”Rp. 2.985.000,-*” description=”*Angsuran mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

 

Tentu saja, masih ada merek-merek lain yang bisa Anda temui di pasaran, termasuk kelas internasional. Moto Guzzi V7 II asal Italia dibanderol seharga Rp 357 juta untuk seri Stone dan Rp 419,9 juta untuk seri Racer.

Ada pula Triumph, produsen motor asal Inggris yang memiliki seri Bonneville T120, Street Twin, dan Thruxton R.Tak ingin ketinggalan, Royal Enfield turut melahirkan motor retro klasik seri Interceptor 650. Jadi, mana motor retro yang menjadi incaran Anda? Apakah dari produsen lokal, atau justru dari kancah internasional?

Baca juga;

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika