Kendaraan listrik diklaim menawarkan beragam manfaat, khususnya bagi lingkungan. Menariknya mobil listrik lebih hemat biaya ketika di perjalanan, karena tidak perlu melakukan pengisian bahan bakar.
Oleh karena itu, sejumlah negara kini berupaya untuk mengembangkan energi listrik sebagai sumber tenaga mobil dan truk. Nantinya berbagai kendaraan listrik bakal menggantikan mobil dan truk berbahan bakar minyak (BBM).
Seperti dijelaskan Menteri BUMN, Erick Thohir, kendaraan listrik Jakarta-Bali dapat membuat pengendara berhemat sambil memiliki kesempatan untuk memeriksa sejumlah fasilitas pengisian daya listrik publik (SPKLU).
Jika dikalkulasi, memang penggunaan bahan bakar minyak tentunya bakal lebih mahal. Ketimbang pengisian daya listrik. Apalagi jika mobil yang digunakan memiliki kubikasi yang besar.
Inilah bukti bahwa mobil listrik lebih hemat biaya. Pertanyaannya apa infrastruktur di Indonesia sudah memadai untuk perjalanan jauh? Guna menjawab hal tersebut Erick Thohir pun angkat bicara.
Benarkah Naik Mobil Listrik Perjalanan Jauh Lebih Hemat?
Erick mengatakan mobil listrik lebih hemat dalam hal pengeluaran biaya, meski untuk perjalanan jauh. Hal tersebut disampaikan ketika mengevaluasi mobil listrik, sekaligus memverifikasi kesiapan Indonesia sebagai pemain penting di pasar mobil ramah lingkungan.
“Hari ini saya mencoba mengendarai mobil listrik dan memeriksa kesiapan stasiun pengisian (stasiun pengisian) di Bali. Mobil dan truk listrik ini sebenarnya telah dicoba oleh kelompok PLN dari Jakarta ke Bali, yang jika pakai BBM biayanya mencapai Rp 1,1 juta, kemudian dengan mobil listrik hanya Rp 200 ribu,” ujar Erick.
Sekadar informasi, saat ini PLN memang berupaya untuk memberikan kemudahan untuk truk bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dengan memastikan penyediaan infrastruktur listrik. Rencana, PLN akan membangun sebanyak 2.400 SPKLU hingga tahun 2025 mendatang.
Erick pun turut menekankan, selain mobil listrik lebih hemat, manfaatnya juga banyak. Salah satunya dapat menawarkan beragam keuntungan ekonomi bagi pemerintah. Lingkungan juga dapat mengambil keuntungan dari memanfaatkan kendaraan listrik yang sejalan dengan misi pemerintah untuk mendorong kemajuan keuangan yang berkelanjutan.
“Mobil dan truk listrik lebih ramah lingkungan. Emisi yang dihasilkan lebih rendah daripada mobil yang memanfaatkan bahan bakar minyak, sehingga akan mengurangi polusi udara dan juga polusi yang terdengar. Bahkan PLN memasok diskon 30% untuk mengisi daya pada malam hari,” bebernya.
Pemerintah pun diharapkan dapat menyelamatkan devisa, di mana dengan hadirnya kendaraan listrik. Dapat mengurangi kekhawatiran impor minyak di masa yang akan datang. Asupan bahan bakar Indonesia cukup besar, yaitu sekitar 1,2 juta barel minyak setiap hari (BOPD).
“Kita semua harus melestarikan keamanan energi nasional, kami saat ini mengimpor 1,5 juta barel setiap hari untuk bahan bakar atau 200 triliun setiap tahun. Mobil dan truk listrik adalah pilihan untuk meminimalkan pertukaran asing yang bergerak ke luar negeri,” pungkas Erick.
Baca juga:
- Komparasi Nissan Livina Vs Suzuki Ertiga, Mana Lebih Baik?
- 6 Alasan Mobil Lebih Baik Servis di Bengkel Resmi
- Warga Jakarta Wajib Uji Emisi, Ada Denda Rp500 Ribu Menanti