Toyota dapat subsidi pengembangan baterai mobil listrik dari pemerintah Jepang. Dilansir dari laman Asia Nikkei, Kementerian Industri Jepang dikabarkan siap memberi uang dengan jumlah 120 miliar Yen atau setara Rp 12,7 triliun.
Hal ini tentunya menunjukan keseriusan Negeri Sakura yang tidak mau ketinggalan dari Cina dan Korea Selatan soal produksi, serta ekspor mobil listrik. Kucuran dana tersebut diberikan agar Toyota dapat memperluas produksi baterai kendaraan listrik.
Kemudian, Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) juga telah menetapkan baterai mobil listrik sebagai hal yang sangat penting untuk keamanan ekonomi Jepang. Saat ini Pemerintah Jepang telah mengamankan 330 miliar yen dalam anggaran tambahan tahun fiskal 2022 untuk mendukung sektor tersebut.
Tokyo melihat peningkatan pasokan baterai domestik sebagai prioritas utama di tengah pergeseran industri otomotif menuju kendaraan listrik. Oleh karenanya Sekitar 330 miliar yen dalam investasi Toyota, digunakan untuk memperluas produksi baterai kendaraan listrik di Prime Planet Energy & Solutions, perusahaan patungan dengan Panasonic. Selain itu, investasi tersebut juga digunakan untuk memproduksi baterai mobil hybrid Toyota di Primearth EV Energy.
Sedikit menengok ke belakang, tahun 2015 perusahaan Jepang pernah memimpin dalam baterai otomotif. Namun, dengan berjalannya waktu, saat ini Cina dan Korea Selatan menjadi pemain besar yang mengalahkan Jepang soal produksi kendaraan listrik. Bahkan saat ini Jepang semakin bergantung pada bahan baku baterai (sel jadi) dari Cina dan Korea Selatan.
Pengembangan Produksi Baterai Kendaraan Listrik di Jepang
Toyota dapat subsidi pengembangan baterai senilai 120 miliar Yen dari pemerintah Jepang untuk pengembangan baterai listrik, lalu bagaimana strategi dan realisasinya?
Dalam rencananya, subsidi 120 miliar yen yang diterima oleh Toyota dari Pemerintah Jepang akan digunakan untuk pengembangan dan produksi massal baterai lithium besi fosfat bipolar. Di mana baterai generasi mendatang ini akan memiliki jangkauan 20% lebih jauh dan biaya lebih murah 40% daripada baterai yang digunakan oleh Toyota bZ4X.
Menariknya, para Insinyur pembuat baterai kendaraan listrik tersebut berharap bisa mengkomersilkan teknologi ke pasar global di tahun 2026 atau tahun 2027 untuk digunakan pada EV dengan harga yang lebih murah. Sebagai catatan, bantuan dari pemerintah tersebut juga akan digunakan untuk penelitian dan pengembangan pada semua baterai solid-state.
Berbicara target bisnis, Toyota menargetkan bisa menjual 1,5 juta kendaraan listrik pada tahun 2026 dan 3,5 juta unit pada tahun 2030. Toyota juga berencana siap menginvestasikan 5 triliun yen di bidang terkait pada tahun 2030. Oh ya, selain Toyota, nyatanya Pemerintah Jepang juga memberikan subsidi ke beberapa perusahaan pembuat komponen baterai dengan nilai kisaran 120 miliar yen.
Maka dari itu harapannya, Toyota bisa menjual mobil listrik dengan harga murah di kemudian hari. Siapa tahu, banderolnya yang kini mencapai Rp 1 miliaran untuk Toyota bZ4X, bisa terpangkas setengahnya. Menarik bukan?
Moladiners, itulah ulasan mengenai Toyota dapat subsidi pengembangan baterai senilai 120 miliar yen atau sekitar Rp 12,7 triliun dari pemerintah Jepang. Simak terus Moladin.com untuk informasi otomotif menarik lainnya.