Bisa Dilakukan Sendiri, Ini Dia Cara Ubah Knalpot Standar Jadi Racing!

by Jinny
Knalpot Standar

Jika Moladiners mencari cara ubah knalpot standar menjadi racing, kamu berada di laman yang tepat. Seperti yang kita ketahui, banyak alasan pengemudi sepeda motor mengubah knalpotnya baik untuk keperluan modifikasi, menunjukkan sisi gahar dari motor tersebut maupun untuk meningkatkan performa mesin.

Sebelum kita pergi ke tahapan berikutnya, ada baiknya Moladiners harus tahu dulu apa kekurangan dan kelebihan knalpot racing. Yuk, simak!

Kelebihan Knalpot Racing

Ubah Knalpot Standar Jadi Racing, Knalpot Nmax

Banyak pengguna sepeda motor mencari cara ubah knalpot standar jadi racing tentu karena berharap dapat memperoleh kelebihannya. Di antaranya adalah terkait performa hingga kepuasan semata.

1. Untuk Meningkatkan Performa Mesin

Percaya atau tidak, mengubah knalpot stkamur menjadi knalpot racing dapat memberikan pengaruh pada performa mesin motor. Meski tidak begitu besar, namun, nyatanya para pengguna sepeda motor mengidamkan meningkatnya performa tersebut. Bukan sekadar mitos belaka, sebab dengan knalpot tersebut mesin dapat mencapai titik torsi tertinggi.

2. Suara Lebih Maskulin

Salah satu alasan mengapa banyak orang memilih knalpot racing adalah karena suaranya yang terdengar lebih gahar serta maskulin. Pengemudi akan merasa lebih percaya diri ketika mengendarai motor dengan knalpot racing.

3. Tampilan Lebih Menarik

Tampilan luar knalpot racing memang lebih menarik dibanding knalpot stkamur bawaan pabrik. Terlebih jika bicara tentang motor modifikasi, tentu erat kaitannya dengan knalpot racing ini. Tampilan oke, suara gahar, sehingga mendukung keseluruhan hasil modifikasi.

Baca juga  Witjax Modizigner, Mewadahi Semua Kebutuhan Customernya

 

[product product=”KTM Duke 390 New” images=”https://cdn.moladin.com/motor/ktm/KTM_Duke_390_New_9968_59441_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/ktm/ktm-ktm-duke-390-2017-naked-4-stroke-engine-water-cooled-390cc” price=”Rp. 3.182.000,-*” description=”*Angsuran mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

 

Kekurangan Knalpot Racing

Knalpot Racing

Disamping kelebihan yang telah disebutkan di atas, tentunya knalpot racing pun memiliki beberapa kekurangan yang bisa jadi bahan pertimbangan.

1. Berdampak Pada Usia Spare Part

Tidak bisa dipungkiri, mengganti knalpot menjadi racing akan membuat usia spare part lebih pendek sehingga rentan rusak. Nah, silakan Moladiners pertimbangkan sendiri mana yang lebih baik, knalpot stkamur atau racing. Sebab jika setelah dipasang akan membuat komponen lain rentan rusak, rugi juga, kan?

2. Bahan Bakar Lebih Boros

Selain sparepart gampang rusak, menggunakan knalpot racing juga akan membuat boros bahan bakar. Apalagi jika motor tersebut untuk pemakaian sehari-hari, tentu perbandingannya akan terasa.

3. Risiko Ditilang Polisi

Satu lagi yang Moladiners nggak boleh sepelekan, bahwa faktanya penggunaan knalpot racing dilarang oleh undang-undang. Selain mengganggu ketenangan lingkungan, larangan penggunaan knalpot racing pun diatur dalam Undang-Undang No. 20 tahun 29 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan sanksi pidana paling lama satu bulan atau denda maksimal Rp250.000.

Namun, jika Moladiners mengubah knalpot menjadi racing karena keperluan modifikasi, mungkin bisa mengabaikan peringatan di atas. Selama tidak melanggar batas ambang kebisingan pun rasanya baik-baik saja.

Baca juga  Cara Jitu Rawat Motor Injeksi, Kenali Komponen Penting Ini

 

Cara Ubah Knalpot Standar Jadi Racing

Knalpot Standar Jadi Racing

Moladiners tetap yakin mau tahu cara ubah knalpot standar jadi racing? Okelah, berikut ini Moladin kasih langkah demi langkahnya untuk kamu! Sebelum itu, kamu mesti tahu ada dua model knalpot racing yang bisa kamu terapkan. Pertama, dengan cara membobok dan yang kedua dengan cara melepaskan knalpot dari dudukannya.

1. Cara Ubah Knalpot Stkamur Jadi Racing Model Pertama

Model pertama ini dilakukan dengan cara membobok knalpot. Langkah pertama adalah melepas sekat pada silencer, tujuannya agar knalpot tetap berfungsi membuang gas dengan baik.

Langkah kedua, mengganti sektor leher dengan pipa leher knalpot yang lebih besar. Ada dua pipa yang harus diganti, yakni, pipa yang terhubung dengan blok mesin dan pipa yang tersambung dengan mesin motor.

Langkah terakhir cara membobok knalpot adalah memasang penutup atau moncong knalpot. Pilihlah penutup yang berbentuk pipa dengan diameter bervariasi agar knalpol agar tertutup dengan sempurna.

2. Cara Ubah Knalpot Standar Jadi Racing Model Kedua

Model kedua ini dilakukan dengan cara melepas knalpot dari dudukannya. Setelah dilepas, belah knalpot menjadi dua bagian demi membuka isi bagian silencer.

Langkah berikutnya adalah ambil saluran berwarna silver. Pada langkah ini,jika kamu ingin hasil akhir suara knalpot yang free-flow, pastikan untuk mengambil semua saluran berwarna silver yang ada.

Baca juga  Valentino Rossi Keluhkan Kecepatan Yamaha di Le Mans, M1 Terlalu Pelan

Ketiga, sematkan pipa baru yang nantinya akan berfungsi menyalurkan udara dari pangkal menuju ujung silencer. Pilihlah pipa berdiameter 1.2 inci. Sedangkan untuk pipa yang menghubungkan mesin hingga bawah footstep, sebaiknya pipa berdiameter 1 inci saja.

Langkah keempat, sambungkan kedua pipa tersebut dan biarkan tetap menggantung. Selanjutnya buatlah lubang pada saluran berwarna silver dan pada pipa baru. Setelah selesai, pasang semua komponen seperti posisinya semula.

 

[product product=”KTM Duke 250 New” images=”https://cdn.moladin.com/motor/ktm/KTM_Duke_250_New_14399_81788_large.jpg” url=”https://moladin.com/motor/ktm/ktm-duke-250-new” price=”Rp. 1.985.000,-*” description=”*Angsuran mulai dari” button=”AJUKAN SEKARANG”]

 

Nah, itu dia cara ubah knalpot standar jadi racing. Tanpa perlu beli knalpot racing karena semua bisa dilakukan sendiri. Jika Moladiners tertarik untuk membuat motor semakin gagah, yuk, intip-intip katalog Moladin kemudian pilih-pilih apparel yang keren-keren di sana. Harganya pun terbaik, nggak bikin kantong jebol!

 

Baca Juga :

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika