Sebelum beli, kamu perlu ketahui dulu kelemahan Royal Enfield. Hal ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi supaya calon konsumen paham secara komprehensif tentang motor India tersebut. Jadi ketika memilikinya, kamu tidak kaget sekaligus bisa mengantisipasi.
Bicara soal kekurangan, ada beberapa. Mulai dari performa mesin yang tidak terlalu istimewa, fitur modern minim, getaran mesin mengganggu, diler belum banyak, hingga masih kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap merek India.
Jika kamu ingin tahu detailnya, berikut 5 kelemahan Royal Enfield di Indonesia:
1. Performa Mesin Biasa Saja
Salah satu yang menjadi kelemahan Royal Enfield adalah performa mesinnya tidak istimewa. Hal ini berlaku untuk berbagai produk, baik Classic, Himalayan, Continental GT, hingga Interceptor. Tidak percaya?
Ambil contoh Royal Enfield Classic 500. Kuda besi ini dibekali mesin 499 cc dengan konfigurasi satu silinder, SOHC, empat tak, dan berpendingin udara. Di atas kertas, jantung mekanis tersebut cuma bisa memuntahkan torsi 41,3 Nm pada 4.000 rpm dan tenaga maksimal 27,5 hp pada 5.250 rpm.
Coba bandingkan performa tersebut dengan motor 500 cc lain, seperti Honda Rebel. Kuda besi pabrikan berlogo sayap tersebut menggunakan kubikasi murni 471,03 cc, DOHC, dua silinder, dan berpendingin cairan. Di atas kertas torsi yang dihasilkan mencapai 43,6 Nm pada 5.500 rpm dan tenaga maksimal 44,9 hp pada 8.500 rpm. Bedanya jauh bukan?
Kalau belum puas, cek motor Royal Enfield lain seperti Continental GT dan Interceptor yang berkubikasi mesin 648 cc dengan konfigurasi dua silinder. Torsi puncaknya Cuma 52 Nm pada 5.250 rpm dan tenaga maksimal 47 hp pada 7.250 rpm.
Bandingkan dengan motor Honda CB650R yang sama-sama pakai mesin 648 cc, namun memang konfigurasinya empat silinder. Kuda besi tersebut bisa muntahkan torsi puncak 60,7 Nm pada 8.000 rpm dan tenaga maksimal 89,17 hp pada 11.000 rpm.
2. Getaran Mesin Mengganggu
Kelemahan Royal Enfield yang satu ini, khususnya berlaku untuk motor-motor model lama seperti Classic dan Bullet. Mau itu berkubikasi 350 cc atau 500 cc, mesinnya bergetar cukup kuat. Alhasil ketika diajak berkendara terasa cukup mengganggu.
Getaran mesin tersebut membuat kamu kesulitan melihat kondisi jalan di belakang melalui spion. Beberapa konsumen bahkan mengatakan, bahwa getaran yang kuat menyebabkan baut motor jadi cepat kendur. Oleh karenanya, kalau kamu memiliki Royal Enfield Classic dan Bullet harus periksakan kekencangan baut secara berkala.
Meski demikian, sebagian orang menganggap getaran mesin bukan sebagai kelemahan Royal Enfield, melainkan konsekuensi dari membeli motor bergaya klasik.
3. Fitur Modern Minim
Bila kamu melihat detail spesifikasi motor Royal Enfield, tampak sekali kalau fitur modern yang dihadirkan sangat minim. Misalnya sistem pencahayaan masih bohlam, panel instrument belum full digital, hingga tidak ada mesin yang dilengkapi radiator.
Mungkin hal ini dikarenakan Royal Enfield mengejar kesan klasik, tapi kenyataannya banyak sekali motor retro yang punya fitur modern berlimpah. Ambil contoh Honda Rebel 500, Kawasaki Z900 RS, dan Yamaha XSR 155. Ketiga kuda besi tersebut dilengkapi banyak sekali teknologi modern.
Fitur Honda Rebel 500 dan Yamaha XSR 155 hampir mirip. Mereka antara lain punya transmisi dengan assist & slipper clutch. Fungsi assist untuk meringankan tuas kopling. Sementara slipper clutch untuk mencegah roda selip saat pengendara menurunkan gigi transmisi terlalu cepat. Ada pula pencahayaan full LED dan panel instrument full digital.
Kawasaki Z900 RS lebih istimewa lagi, memiliki kendali traksi. Fitur tersebut bermanfaat membuat roda belakang tetap mencengkeram dengan baik saat berakselerasi di medan licin sekalipun.
Tentunya ini jadi kelemahan Royal Enfield. Lagi pula apa salahnya memberi fitur modern ke produk-produknya? Apalagi tujuannya untuk memberi rasa berkendara yang lebih baik untuk pemilik motor.
4. Diler dan Bengkel Royal Enfield Masih Terbatas
Kelemahan Royal Enfield yang berikutnya, jumlah diler dan bengkel masih sangat terbatas. Totalnya kini cuma ada empat, lokasinya pun masih sebatas sekitaran Jakarta. Pasti ini jadi kendala tersendiri buat orang luar Ibu Kota untuk memilikinya.
Main Dealer Royal Enfield di Indonesia, dipegang oleh PT Nusantara Batavia International. Khusus area Jakarta, lokasinya di Jl. Sultan Iskandar Muda No. 55 C, Kebayoran Lama Selatan. Lalu untuk wilayah Tangerang Selatan, posisinya di Bintaro Jaya Sektor 7, Jl. Boulevard Raya CBD, Blok B 07/F01-05, Pondok Pucung.
Buat kamu yang ada di depok, bisa datang ke diler Royal Enfield yang berlokasi di Jl. Margonda Raya No.28, Kemiri Muka, Kecamatan Beji. Lalu buat warga Bekasi, sambangi saja Jl. Alternatif Cibubur, Jatisampurna No.22.
Selain offline, Royal Enfield juga memiliki diler online yang bekerjasama dengan Tokopedia. Di sana kamu bisa membeli berbagai produk motor, begitu pula dengan apparel, aksesori, hingga suku cadang.
5. Produk Buatan India Belum Dipercaya oleh Masyarakat Indonesia
Lalu kelemahan Royal Enfield yang terakhir adalah hadir sebagai merek India. Masayarakat Tanah Air sesungguhnya masih belum percaya dengan produk-produk dari Bollywood, khususnya untuk sepeda motor. Hal ini terbukti dari merek India yang dipasarkan di Indonesia, belum pernah sukses.
Coba cek TVS dan Bajaj, keduanya bisa dikatakan tidak laku. Bajaj bahkan sudah hengkang lebih dulu dari Indonesia. Sementara TVS seperti hidup segan dan mati tidak mau. Sebenarnya bukan karena motor India jelek, tapi memang masyarakat Indonesia masih mengidolakan kuda besi asal Jepang.
Terlebih motor merek Jepang sudah punya jaringan luas di Tanah Air. Kemudian secara kualitas telah teruji dari tahun ke tahun.
Pastinya ini jadi tantangan tersendiri untuk Royal Enfield saat bermain di pasar otomotif Indonesia. Kunci kesuksesan dari produk motor mendapat hati konsumen Tanah Air sebenarnya tidak sulit yaitu konsistensi.
Bila Royal Enfield sanggup konsisten menambah jumlah diler, konsisten mengeluarkan produk-produk berkualitas baik, dan konsisten dengan ketersediaan suku cadang, dapat dipastikan bakal sukses. Hanya saja memang hal tersebut tidak bisa diraih secara singkat, perlu waktu yang tidak sebentar.
Di Samping Kelemahan Royal Enfield, Adakah Kelebihannya?
Setelah mengetahui secara lengkap kelemahan Royal Enfield, pertanyaannya kemudian adalah apa kelebihannya? Tentu kuda besi India ini punya beragam keistimewaan, salah satunya desain retro tidak terbantahkan.
Melihat tampilannya, siapa tidak jatuh hati? Khususnya para pecinta gaya retro. Pabrikan Bollywood ini selalu konsisten menghadirkan produk-produk berpenampilan klasik di pasar otomotif. Lihat saja sosok Classic 500 yang seperti motor perang dunia. Kemudian ada Continental GT 650 dengan gaya café racer ala tunggangan anak Inggris era 60-an.
Lalu kalau kamu mau mencari ala motor retro masyarakat pesisir pantai Amerika Serikat, maka Interceptor adalah pilihan tetap. Terakhir Himalayan selaku motor adventure, tetap punya aura klasik kental lewat penggunaan lampu depan bulat.
Kemudian yang jadi kelebihan Royal Enfield selanjutnya adalah harga cukup terjangkau. Dengan fitur modern minim dan performa mesin biasa saja, ternyata banderolnya juga disunat sehingga lebih murah dibanding beberapa kompetitor. Harga Royal Enfield Classic 500 Rp 117,4 juta (OTR Jakarta), Himalayan Rp 114,3 juta (OTR Jakarta), Interceptor 650 Rp 210,4 juta (OTR Jakarta), dan Continental GT 650 Rp 216,9 juta (OTR Jakarta).
Itulah tadi kelemahan Royal Enfield beserta kelebihannya. Setelah mengetahui secara lengkap dari dua sisi, apakah kamu masih tertarik untuk membelinya?