Sebagaimana mobil yang baru berusia 5 sampai 8 tahunan, masalah Honda Brio generasi pertama belum begitu mencolok. Honda Brio model ini sendiri dipasarkan di Indonesia pada periode 2013-2018.
Meski begitu bukan berati Honda Brio generasi pertama bebas dari masalah. Misalnya keluhan-keluhan seputar kualitas material dari interior dan kelengkapan fitur, biasa terjadi pada mobil “murah”.
Adapun daftar lengkap masalah Honda Brio generasi pertama yang sering dikeluhkan adalah sebagai berikut:
1. Tidak Punya Kamera Mundur
Di jaman sekarang, kamera mundur dan sensor parkir sudah jadi fitur wajib yang ada pada mobil keluaran terbaru, type termurah sekalipun. Sedangkan pada Honda Brio generasi pertama fitur ini belum ada.
Honda Brio mulai dilengkapi kedua fitur ini pada generasi kedua. Sebagai mobil ringkas, hal ini sangat disayangkan. Di mana sebenarnya kedua fitur ini sangat mendukung dalam bermobilitas perkotaan sebagaimana karakter Honda Brio, terutama saat parkir.
Walau begitu masalah Honda Brio generai pertama yang satu ini bisa dengan mudah diatasi. Caranya dengan membeli kamera mundur dan sensor parkir aftermarket. Harganya juga tidak mahal yakni kisaran Rp 400-600 ribuan untuk satu set tergantung merek dan kualitas.
2. Kabin Kurang Kedap
Masalah Honda Brio generasi pertama lainnya dalah kabin yang noise alias kurang kedap. Suara bising dari luar, masuk terlalu banyak ke dalam kabin.
Hal ini menjadi masalah lama bagi Brio lansiran awal. Tapi hal ini juga bukan masalah besar, jika kamu ingin mengambil unit bekasnya.
Kamu bisa mengakalinya dengan menambahkan peredam aftermarket pada bagian panel pintu. Dan jangan lupa tambahkan juga karpet lantai yang cukup tebal agar suara ban bisa tereduksi.
“Untuk menganggulangi kabin bising mudah. Tinggal pasang peredam,” kata Putra mekanik mobil di kawasan Otista Jakarta Timur.
Adapun biaya pasang peredam berkisar sekitar Rp 600 ribu untuk bagaian pintu saja. Dan Rp 2,7 – 3 jutaan untuk penggunaan full set peredam.
3. BBM Agak Boros untuk Brio CBU Bermesin 1.300 cc
Kamu harus tahu, Honda Brio generasi pertama punya dua pilihan mesin: 1.300 cc dan 1.200 cc. Brio 1.300 cc lebih dikenal dengan Brio CBU karena memang diimpor langsung dari Thailand untuk bisa masuk Indonesia.
Khusus Brio 1.300 cc ini, memang konsumsi BBM tidak bisa dikatakan irit. Apalagi kalau dibandingkan dengan mobil ringkas lain yang jadi kompetitor, seperti Toyota Agya, Suzuki Karimun, Daihatsu Ayla, dan lain-lain.
Penyebabnya, tentu saja Honda Brio 1.300 pakai kubikasi yang lebih besar dari para rival. Dari catatan Moladin, Brio CBU cuma bisa membukukan angka irit 10 Km/liter dalam kondisi stop & go dan 14 Km/liter untuk kondisi lancar.
“Solusinya bisa dengan menggunakan oli dan bahan bakar sesuai saran pabrikan dan rajin servis berkala,” tambah Putra.
Bisa juga melakukan penyetelan klep mesin ketika bengkel sudah menyarankan. Dengan membuat mesin tetap dalam kondisi prima, tentu konsumsi BBM juga bakal terjaga.
Jangan lupa terapkan teknik eco driving, supaya mesin Brio CBU tidak menenggak bensin terlalu banyak ketika diajak berkendara.
Kalau kamu mau masalah Honda Brio generasi pertama yang boros ini tidak terjadi, bisa juga beli yang pakai mesin 1.200 cc. Lalu pilih pula lansiran 2016 – 2018. Pasalnya setelah itu, pabrikan berlogo H melakukan facelift yang membuat bobot mobil jadi semakin ringan dan transmisi diganti jadi CVT.
Bicara konsumsi BBM Brio 1.200 cc ini dalam kondisi stop & go bisa 16 Km/liter. Sementara jika jalan lancar, mampu tembus di atas 20 Km/liter.
4. Minus Charger Khusus Hape
Masalah Honda Brio generasi pertama berikutnya, tidak menyediakan USB port khusus charger smartphone di bangku baris kedua. Akibatnya, penumpang di baris kedua terpaksa harus kerepotan saat akan mengisi daya. Mau tidak mau harus menumpang colokan di depan.
Walau demikian, sesungguhnya kamu harus maklum karena Brio masuk dalam segmen mobil murah. Jadi wajar, kalau fiturnya tidak terlalu banyak.
5. Dashboard Berisik
Masalah Honda Brio generasi pertama lainnya yang sering timbul adalah perihal dashboard yang berisik. Hal ini bisa jadi akibat adanya bagian dashboard mobil dan panel pintu yang kurang tertutup rapat sehingga ada celah kecil.
Celah inilah yang akan menimbulkan bunyi ketika mobil melaju, terutama saat melewati kondisi jalan rusak. Bunyi ini biasanya muncul pada Brio produksi awal.
Untuk solusinya, bawalah mobil Honda Brio tersebut ke bengkel terpercaya kamu untuk dilakukan pengecakan dan pengencangan, agar dashboard menjadi lebih ketat dan bunyi-bunyi hilang.
6. Lampu Utama Kurang Terang
Salah satu masalah Honda Brio generasi pertama adalah lampu depan kurang fokus dan tersebar. Alhasil tidak terlalu bisa membuat visibilitas berkendara lebih baik pada malam hari.
Hal tersebut bisa diatasi dengan cari mengganti lampu aftermarket. Salah satunya pakai Osram Night Breaker Plus H4. Dapat pula lakukan modifikasi jadi lampu HID dengan proyektor.
Selain itu masalah Honda Brio generasi pertama selanjutnya, lampu utama mati sebelah. “Beberapa kendalanya bisa dari switch lampu di setir, yang bahan kuningannya kotor, atau sekring lampunya,” tambah Putra.
Jika hal ini terjadi silahkan bawa ke bengkel resmi untuk dilakukan pengecekan melalui scanner kelistrikan.
7. Interior Lebih Sempit
Dibanding kompetitornya Toyota Agya, Honda Brio generasi pertama memiliki dimensi yang lebih sempit. Toyota Agya memiliki kabin penumpang belakang yang lebih luas lantaran Agya memiliki desain yang lebih panjang.
Jadi legroom atau ruang kaki khususnya di bangku baris kedua Brio terasa sempit. Beda dengan Agya yang terasa luas.
Kemudian ruang bagasi Brio juga terbilang sempit, bila dibanding kompetitiornya. Ditambah lagi, pintu bagasi bagian bawah agak tinggi, jadi saat memasukkan barang yang berat agak lebih repot.
Demikian ulasan terkait masalah Honda Brio generasi pertama. Kiranya konten ini bisa menjadi panduan bagi kamu yang sedang mencari unit bekas Honda Brio generasi pertama.
Simak terus Moladin.com untuk update berita terbaru otomotif.