Totalnya ada 5 mobil listrik calon penerima subsidi. Kami sebut calon, karena memang hingga sekarang kebijakan ini masih rencana dari pemerintah.
Isu subsidi mobil listrik menyeruak, setelah Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang mengatakan bahwa perlu adanya bantuan lebih banyak untuk mendukung industri kendaraan elektrifikasi. Hal ini diklaim bisa menggairahkan pasar mobil hybrid dan listrik di Tanah Air.
Maklum, saat ini harga mobil listrik dan hybrid masih lebih mahal dibanding mobil-mobil BBM (bahan bakar minyak). Harapannya dengan adanya subsidi, harga kendaraan elektrifikasi bisa jadi lebih murah.
Hingga sekarang, angka yang beredar untuk rencana mobil listrik ini adalah Rp 80 juta. Sementara khusus mobil hybrid cuma Rp 40 juta.
Walau demikian, tidak semua kendaraan elektrifikasi dapat subisidi tersebut. Kemungkinan hanya yang sudah produksi lokal yang bakal menerima pengurangan harga jual.
Bila melihat di pasar otomotif dalam negeri saat ini, totalnya ada 5 mobil listrik calon penerima subsidi. Jadi seberapa murah kendaraan tersebut setelah dapat bantuan insentif dari pemerintah? Berikut bahasan lengkapnya:
1. Wuling Air EV
Mobil listrik calon penerima subsidi yang pertama adalah Wuling Air EV. Ya, kendaraan mungil ini sudah diproduksi di Indonesia sejak kelahirannya pada GIIAS 2022 dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 40,04%.
Bila Wuling Air EV menerima subsidi, maka harganya akan dapat potongan Rp 80 juta. Sebagai informasi saat ini Wuling Air EV dijual paling murah Rp 238 juta untuk varian Standar Range. Jadi setelah subsidi, banderolnya bisa mencapai Rp 158 juta. Dengan kata lain jadi lebih murah dari Toyota Agya.
- Wuling Air EV Standar Range Rp 238 juta – Rp 80 juta = Rp 158 Juta (Harga Setelah Subsidi)
- Wuling Air EV Long Range Rp 295 juta – Rp 80 juta = Rp 215 juta (Harga Setelah Subsidi)
- Wuling Air EV Long Range with Charging Pile Rp 311 juta – Rp 80 juta = Rp 231 juta (Harga Setelah Subsidi)
2. Hyundai Ioniq 5
Selanjutnya mobil listrik calon penerima subsidi adalah Hyundai Ioniq 5. SUV berbasis baterai dengan jarak tempuh hingga 451 Km ini memiliki TKDN 40%.
Hanya saja memang, harga Hyundai Ioniq 5 ini tergolong mahal yaitu mulai Rp 748 juta. Kalau pun kena potongan Rp 80 juta, maka menjadi Rp 668 juta.
- Hyundai Ioniq 5 Prime Standard Range Rp 748 juta – Rp 80 juta = Rp 668 juta (Prediksi harga setelah subsidi)
- Hyundai Ioniq 5 Prime Long Range Rp 789 juta – Rp 80 juta = 709 juta (Prediksi harga setelah subsidi)
- Hyundai Ioniq 5 Signature Standard Range Rp 809 juta – Rp 80 juta = Rp 729 juta (Prediksi harga setelah subsidi)
- Hyundai Ioniq 5 Signature Long Range Rp 859 juta – Rp 80 juta = Rp 779 juta (Prediksi harga setelah subsidi)
3. Toyota Innova Zenix Hybrid
Calon penerima subsidi berikutnya, Toyota Innova Zenix Hybrid. Ini adalah produk fenomenal, lantaran jadi mobil elektrifikasi pertama yang dibuat oleh pabrikan berlogo T di Tanah Air. TKDN dari Kijang Gen-7 ini diklaim mencapai 60 persen.
Harga Toyota Innova Zenix Hybrid sendiri saat ini mulai Rp 458 juta. Jika terkena subsidi Rp 40 juta, maka banderolnya jadi Rp 418 juta. Lumayanlah!
- Toyota Innova Zenix Hybrid G Rp 458 juta – Rp 40 juta = Rp 418 juta (Prediksi harga setelah subsidi)
- Toyota Innova Zenix Hybrid V Rp 522,15 juta – Rp 40 juta = Rp 482,5 juta (Prediksi harga setelah subsidi)
- Toyota Innova Zenix Hybrid V Modellista Rp 532 juta – Rp 40 juta = Rp 492 juta (Prediksi harga setelah subsidi)
- Toyota Innova Zenix Hybrid Q TSS Rp 601,15 juta – Rp 40 juta = Rp 561,15 juta (Prediksi harga setelah subsidi)
- Toyota Innova Zenix Hybrid Q TSS Modellista Rp 611 juta – Rp 40 juta = Rp 571 juta (Prediksi harga setelah subsidi)
4. Wuling Almaz Hybrid
Mobil selanjutnya yang masuk kandidat penerima subsidi adalah Wuling Almaz Hybrid. SUV pabrikan lima berlian ini merupakan produksi lokal dengan TKDN 40 persen.
Sebelum dapat subsidi, harga Wuling Almaz Hybrid sudah terjangkau yaitu Rp 470 juta. Disebut murah, karena memang fitur-fiturnya istimewa seperti sudah terintegrasi ADAS (advanced driver assistance system), IoV (Internet of Vehicle), dan WIND (Wuling Indonesian Command).
- Wuling Almaz Hybrid Rp 470 juta – Rp 40 juta = Rp 430 juta (Prediksi harga setelah subsidi))
5. Suzuki Ertiga Hybrid
Calon penerima subsidi dari pemerintah selanjutnya adalah Suzuki Ertiga Hybrid. Mobil ini bahkan memiliki TKDN 85 persen.
Hanya saja sistem hybrid di Ertiga agak berbeda dibanding Wuling Almaz dan Toyota Kijang Innova Zenix. Pasalnya Suzuki menggunakan teknologi mild hybrid. Dengan kata lain, sumber tenaga baterai cuma berfungsi sebagai pembantu dari mesin konvensionalnya dalam menggerakkan roda.
Soal harga, Suzuki Ertiga Hybrid saat ini mulai Rp 270,3 juta. Jadi setelah subsidi, banderolnya mulai Rp 230,3 juta. Harga ini bahkan lebih murah dari Suzuki Ertiga mesin konvensional atau nonhybrid.
- Suzuki Ertiga Hybrid GX MT Rp 270,3 juta – Rp 40 juta = Rp 230,3 juta (Prediksi harga setelah subsidi)
- Suzuki Ertiga Hybrid GX AT Rp 281,3 juta – Rp 40 juta = Rp 241,3 juta (Prediksi harga setelah subsidi)
- Suzuki Ertiga Hybrid Sport MT Rp 281,3 juta – Rp 40 juta = Rp 241,3 juta (Prediksi harga setelah subsidi)
- Suzuki Ertiga Hybrid Sport AT Rp 292,3 juta – 40 juta = Rp 252,3 juta (Prediski harga setelah subsidi)
Calon Penerima Subsidi Mobil Listrik 2023
Selain daftar di atas, calon penerima subsidi mobil listrik tahun 2023 bakal semakin banyak. Pasalnya berbagai pabrikan berencana menghadirkan produk elektrifikasinya pada tahun depan.
Bocoran yang kami dapat untuk mobil listrik tahun 2023 produksi lokal, bakal ada DFSK Mini EV, DFSK Gelora E, Hyundai Ioniq 6, hingga Chery Omoda 5. Kemudian mobil hibrida, kemungkinan hadir Mitsubishi Xpander Hybrid dan Suzuki XL7 Hybrid, bahkan Toyota Fortuner Hybrid.
Bukan tidak mungkin, dengan adanya subsidi mobil listrik juga menjadikan pabrikan otomotif semakin tertarik berinvestasi di dalam negeri utamanya untuk membuat produk berbasis elektrifikasi.
“Ada beberapa manfaat jika hal itu (subsidi mobil listrik) direalisasikan. Pertama, cadangan nikel besar yang dimiliki RI bisa dimanfaatkan dengan baik. Kedua, dengan banyaknya mobil listrik secara fiskal kita akan terbantu karena subsidi untuk BBM akan berkurang. Ketiga, pemberian subsidi akan menarik investor untuk merealisasikan janji mereka menanamkan investasinya di Indonesia, serta keempat keempat, membantu Indonesia memenuhi pencapaian komitmen emisi rendah karbon,” kata Agus Gumiwang.
Itulah tadi bahasan soal mobil listrik calon penerima subsidi pemerintah. Untuk informasi terbaru dan terlengkap seputar otomotif, pantau terus Moladin!