Penyakit Ford Everest yang Sering Dialami Konsumen

by Harsya Fikmazi
Penyakit Ford Everest

Buat kamu yang cari SUV murah, bisa pilih Ford Everest. Kelebihan mobil ini punya desain tangguh khas mobil Amerika, ditambah lagi penyakit Ford Everest juga tidak banyak. Jadi layak jadi buruan masyarakat Tanah Air.

Hanya saja memang, keberadaan Ford Everest dalam kondisi baru memang tinggal kenangan. Hal ini dikarenakan setelah PT Ford Motor Indonesia angkat kaki pada 2016, sehingga untuk produk baru Ford tidak lagi bisa dinikmati oleh masyarakat di Indonesia.

Oleh karenanya, kalau ingin cari Ford Everest pastilah dalam kondisi bekas. Walau demikian bekas pun kalau dapat unit yang baik, pasti tidak bakal menyesal.

Ditambah lagi Everest merupakan mobil SUV dengan desain yang memikat. Melalui bentuk yang gagah dan berdesain agresif, mobil ini sering dilirik karena desain yang dihadirkan berbeda dari jenis Sport Utility Vehicle (SUV) yang beredar di Indonesia. Terlebih, jika mengacu pada dimensinya, mobil ini memang memiliki dimensi yang lapang dibandingkan kompetitor.

Jadi selain tangguh, Everest juga muat banyak. Cocok untuk dijadikan sebagai kendaraan keluarga.

Kemudian bicara harga Ford Everest bekas juga terbilang terjangkau, untuk lansiran 2005 ada yang menjual Rp 80 jutaan. Sementara bila tahun produksinya 2010 ke atas, banderolnya sekitar Rp 150 jutaan.

Baca juga  Cara Menghitung Bunga Pinjaman Dan Cicilan Kredit Mobil!

Sementara untuk pilihan mesinnya, Ford Everest di Indonesia yang paling popular adalah 2.500 cc turbodiesel. Terkait performa, tidak perlu khawatir karena memang punya kemampuan yang tidak kalah dengan kompetitor seperti Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner.

Namun, selain dibekali dengan beberapa keunggulan, penyakit Ford Everest juga ada. Walau tidak banyak, namun sebelum membeli Everest bekas ada baiknya kamu tahu.

Kelemahan Ford Everest bekas mulai dari persoalan sektor kaki-kaki yang sedikit rewel dari kompetitornya. Kemudian ada pula perihal spare part yang sulit didapatkan di pasar otomotif.

Tidak hanya itu, pemilik Everest bekas juga kerap mengeluhkan transmisi kasar saat berpindah gigi, konsumsi BBM boros, hingga oli yang menetes. Hanya saja memang semua persoalan itu tidak boleh dipukul rata, karena penggunaan tiap kendaran berbeda-beda.

Walau demikian, setidaknya kamu tetap harus waspada dengan adanya gambaran soal penyakit Ford Everest ini. Dengan mengetahuinya, kamu bisa bersiap sebelum benar-benar melakukan pembelian mobil dalam kondisi bekas.

Kelemahan Ford Everest

Penyakit Ford Everest

Penyakit Ford Everest yang sering dikeluhkan oleh pemiliknya

Dari beberapa penyakit Ford Everest yang sering dihadapi oleh pemiliknya, salah satunya adalah transmisi kasar. Biasanya, transmisi kasar ini bisa dikethaui saat perpindahan gigi yang sangat terasa hentakannya. Di samping itu, kopling selip juga kerap dialami oleh pemilik Ford Everest.

Baca juga  Review Chery Tiggo 8 Pro, Bisa Lawan Fortuner dan Pajero Sport?

“Ya paling sering dikeluhkan ya seputar transmisi. Biasanya memang penyakit Ford Everest ada di slip kopling, terutama pada transmisi manual, banyak yang mengeluhkan sangat kasar saat perpindahan gigi,” ujar Yusuf, mekanik Motorindo Jaya di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Pemilik Ford Everest sering direpotkan dengan ceceran oli di bagian mesin. Memang hal ini tidak mutlak karena sering dilatarbelakangi dengan faktor lain. Bahkan, menurut Yusuf, penyakit terkait rembesan oli adalah hal yang wajar lantaran usia pemakaian komponen tersebut.

Kelemahan Ford Everest lainnya adalah sektor kaki-kaki yang sering menjadi masalah. Wajar, karena jenis SUV ini kerap kali menerabas berbagai medan jalan, termasuk semi offroad. 

Jika kamu menemukan persoalan tersebut di Everest bekas, bisa ditanggulangi dengan cara melakukan perawatan kaki-kaki ke bengkel. Perawatan bisa dilakukan untuk melakukan pengecekan kaki-kaki di semua sektor. Jika dalam perawatannya dirasa tidak sanggup, kamu bisa melakukan penggantian komponen.

Selanjutnya yang sering jadi penyakit Ford Everest adalah konsumsi BBM boros. Perlu diketahui, sesungguhnya ini bukanlah masalah serius karena kapasitas mesin yang digendongnya mencapai 2.500 cc turbodiesel. Bagaimana mungkin mobil dengan mesin sebesar itu irit BBM? Hal sama juga dialami oleh Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport bekas.

Baca juga  5 Rekomendasi Hatchback Bekas di Bawah Rp 100 juta

Jadi yang harus diubah adalah pola pikir kamu yang bakal meminang Everest bekas. Jangan harap mobil SUV ini bisa seirit Toyota Avanza, karena memang performa yang dihadirkan juga sangat jauh berbeda. Everest terbilang sangat tangguh, terlebih untuk melewati berbagai medan jalan.

Selain penyakit yang disebutkan di atas, kelemahan Ford Everest lain dan yang sering menjadi momok menakutkan adalah harga jual kembali. Ya, sudah bisa dipastikan harga jual kembali Ford Everest akan anjlok lantaran sepi peminat di pasaran.

Bagi Yusuf, memang hal tersebut bisa ditolerir karena biasanya pengguna Ford Everest membeli mobil ini bukan untuk dijual kembali, tetapi lebih untuk menikmatinya. Seseungguhnya di sisi lain, harga jual yang murah juga anugerah terutama untuk kamu yang memang benar-benar ingin memiliki mobil tersebut, bisa mendapatkannya dengan banderol terjangkau.

“Memang kalau harga jual, apalagi ini brand Amerika. Beda cerita kalau ini brand Jepang, yang laku kaya kacang goreng istilahnya. Tapi memang untuk harga jual, kalau dari kustomer bilang turunnya lumayan,” tambah Yusuf.

Itulah tadi bahasan penyakit Ford Everest bekas dan kelemahannya. Semoga bisa membantu kamu untuk pertimbangan sebelum melakukan pembelian mobil bekas. Untuk informasi otomotif terkini simak terus moladin.com

Related Articles

Moladin Digital Indonesia








Logo Kementerian Komunikasi dan Informatika